Kamis, 31 Desember 2020

TINDAKAN, MOTIF, DAN PRINSIP EKONOMI

 

a.   Tindakan Ekonomi

Tindakan ekonomi adalah segala tindakan yang dilakukan oleh manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya guna mencapai kemakmuran. Tindakan ekonomi ini muncul karena adanya keterbatasan pada sarana pemenuhan kebutuhan manusia, yang dapat berupa uang, barang, maupun jasa. Oleh karena keterbatasan inilah, manusia harus mengutamakan kebutuhan mana yang harus dipenuhi saat ini juga dan kebutuhan mana yang dapat ditunda atau diganti dengan lainnya. Tindakan ekonomi meliputi produksi, konsumsi, dan distribusi.

Semua kegiatan ekonomi di atas mempunyai tujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia yang jumlahnya selalu bertambah dan tidak terbatas, sementara alat pemuas kebutuhan terbatas, sehingga manusia harus memenuhi kebutuhan yang penting dan mendesak dahulu daripada kepentingan lainnya. Atau dengan kata lain dalam melakukan tindakan, manusia harus berdasarkan skala prioritas (pemenuhan kebutuhan harus disesuaikan dengan kepentingan).

     

1)   Tindakan ekonomi berdasarkan skala prioritas dan mengambil kesempatan yang ada

Manusia melakukan tindakan ekonomi agar dapat memenuhi kebutuhan untuk mencapai kemakmuran. Dalam melakukan tindakan ekonomi harus menentukan skala prioritas dan memperhatikan peluang yang ada.

a)   Menentukan skala prioritas

Skala prioritas kebutuhan adalah urutan kebutuhan yang disusun berdasarkan tingkat kepentingan kebutuhan. Dalam menentukan skala prioritas atau menentukan kebutuhan yang harus dipenuhi sesuai dengan kepentingannya, diurutkan dari kebutuhan yang mendesak lalu kebutuhan yang agak mendesak dan kebutuhan yang tidak mendesak, sehingga penghasilan yang diperolehnya dapat digunakan secara maksimal.

 

b)   Mengambil kesempatan yang ada

Kesempatan tidak datang terus menerus. Oleh karena itu jika ada kesempatan harus digunakan dengan sebaik-baiknya. Berikut ini contoh tindakan ekonomi yang mengambil kesempatan yang ada.

(1)  Penjual payung dan jas hujan memperbanyak dagangannya pada musim hujan.

(2)  Penjual seragam sekolah memperbanyak dagangannya pada saat awal tahun pelajaran.

(3)  Penjual bendera memanfaatkan peluang pada saat hari kemerdekaan.

(4)  Pedagang es memperbanyak dagangannya pada musim kemarau.

(5)  Pengusaha swalayan memberikan diskon dan harga obral pada saat tutup tahun dan hari raya.

 

2)   Tindakan Ekonomi Rasional  dan Tindakan Ekonomi Irasional

Tindakan ekonomi yang dilakukan manusia dapat dikelompokkan dalam tindakan ekonomi rasional dan tindakan ekonomi irasional.

a)   Tindakan Ekonomi Rasional

Tindakan ekonomi rasional adalah tindakan ekonomi yang didasarkan pada pertimbangan akal sehat.

Manusia adalah makhluk yang memiliki akal dan perasaan. Dengan akal, manusia dapat melakukan pemikiran tentang cara mengatasi permasalahan-permasalahannya. Dengan akal, manusia mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk bagi dirinya. Artinya, manusia yang berakal selalu bertindak berdasarkan rasio (pemikiran yang sehat).

Manusia selalu mengharapkan keuntungan atau kebaikan bagi dirinya. Tidak ada orang yang mengharapkan kerugian, kemalangan, atau keburukan. Dalam dunia ekonomi, manusia rasional adalah manusia yang selalu berpikir tentang cara ia memperoleh keuntungan yang seoptimal mungkin atas tindakan ekonomi yang dia lakukan.

Ciri-ciri tindakan ekonomi rasional adalah:

(1)  Tindakan ekonomi dilakukan untuk memperoleh kepuasan yang maksimal dengan pengorbanan minimal.

(2)  Tindakan ekonomi tersebut didorong oleh suatu kepentingan.

Contoh tindakan ekonomi rasional:

(1)  Tindakan ekonomi rasional yang dilakukan oleh individu atau keluarga:

(a)  menghemat listrik;

(b)  mencari barang subtitusi untuk menggantikan pemakaian barang yang harganya mahal;

(c)  melakukan tindakan ekonomi dengan tujuan yang jelas, misalnya: membeli kendaraan karena belum memiliki kendaraan;

(d)  menghemat bahan bakar minyak;

(e)  membelanjakan penghasilan yang diperoleh dengan membuat daftar skala prioritas;

(f)   melalui proses penawaran dalam membeli suatu barang.

(2)  Tindakan ekonomi rasional yang dilakukan oleh industri atau perusahaan:

(a)  menempatkan pegawai sesuai dengan kemampuan/keahliannya;

(b)  menggunakan bahan baku/bahan mentah yang murah tetapi mutunya cukup bagus;

(c)  menghemat dalam penggunaan mesin-mesin produksi.

(3)  Tindakan ekonomi rasional yang dilakukan oleh pemerintah:

(a)  menghemat pengeluaran uang negara;

(b)  membangun sarana dan prasarana yang sangat berguna, misalnya: jalan tol, pelebaran jalan, waduk, pasar dan sebagainya.

 

b)   Tindakan Ekonomi Tidak Rasional (Irasional)

Tindakan ekonomi irasional adalah tindakan ekonomi yang tidak didasarkan pada pertimbangan akal sehat (tidak masuk akal). Tindakan ekonomi irasional merupakan tindakan manusia yang menurut perkiraan akan memperoleh keuntungan tetapi sebenarnya malah tidak menguntungkan. Jika dalam suatu kegiatan ekonomi, jumlah pengorbanan lebih besar daripada jumlah hasil yang diperoleh maka kegiatan ekonomi ini disebut tidak rasional.

Contoh:  Seseorang membeli pakaian impor bermerk dan harganya mahal walau sebenarnya kualitasnya tidak lebih baik daripada produk dalam negeri.

b.   Motif Ekonomi

1)   Pengertian

Semua kegiatan yang dilakukan orang tentu didorong oleh suatu alasan. Kekuatan yang mendorong suatu tindakan atau kegiatan disebut motif. Demikian pula dalam melakukan tindakan ekonomi. Dorongan atau alasan yang membuat orang mau melakukan tindakan ekonomi disebut motif ekonomi.

Kata motif berasal dari bahasa Inggris motive yang artinya dorongan/alasan/penggerak. Motif ekonomi atau dorongan ekonomi adalah alasan atau keinginan yang mendorong seseorang atau badan melakukan perbuatan atau tindakan ekonomi dalam usahanya memenuhi kebutuhan untuk mencapai kemakmuran.

Seseorang melakukan tindakan ekonomi atau perbuatan ekonomi karena didorong oleh suatu keinginan/alasan untuk mencapai kesejahteraan dan kemakmuran, agar seluruh kebutuhan hidupnya dapat terpenuhi dengan layak.  Hal ini dapat dilakukan oleh siapa saja, baik pribadi, keluarga, badan/perusahaan atau negara.

Contoh:

a)   Siswa belajar giat agar cita-citanya dapat tercapai.

b)   Pedagang bekerja giat agar dapat memperoleh banyak keuntungan.

c)   Petani giat bekerja agar hasil panennya berlimpah.

 

Motif ekonomi bisa datang dari dalam diri seseorang (motif intrinsik) dan dari luar diri seseorang (motif ekstrinsik).

a)   Motif intrinsik adalah dorongan atau keinginan untuk memperoleh barang atau jasa atas kesadaran sendiri. Contoh: ketika seseorang mengantuk, maka ia akan tidur, ketika seseorang lapar, maka ia akan makan, dan sebagainya.

b)   Motif ekstrinsik adalah keinginan untuk memperoleh barang atau jasa karena dorongan orang lain atau pihak lain. Contoh: Seseorang akan membeli produk tertentu karena terpengaruh oleh iklan di televisi.

Kegiatan ekonomi manusia yang berbeda-beda pasti mempunyai motif yang berbeda pula, walaupun ada juga suatu kegiatan ekonomi yang sama tetapi mempunyai motif yang berbeda. Secara umum, motif seseorang melakukan tindakan ekonomi dibedakan menjadi dua yaitu motif ekonomi dan motif nonekonomi.

 

2)   Macam-macam Motif Ekonomi

Berikut ini macam-macam motif ekonomi yang mendorong manusia melakukan berbagai tindakan.

a)   Motif ekonomi untuk memenuhi kebutuhan hidup

Motif untuk memenuhi kebutuhan hidup adalah motif yang dimiliki seseorang dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan untuk mencapai kemakmuran. Berbekal keahlian yang dimiliki dan etos kerja yang tinggi berusaha untuk memperoleh penghasilan yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Contoh: Seseorang yang giat bekerja karena didorong untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.

 

b)   Motif ekonomi untuk memperoleh laba/keuntungan

Motif untuk mendapatkan keuntungan adalah dorongan untuk memperoleh keuntungan sebanyak-banyaknya dari kegiatan ekonomi yang dilakukan.

Contoh: Ibu Siti adalah seorang pedagang. Dia memilih tempat yang strategis, yaitu di pusat keramaian. Ibu Siti menata dagangannya dengan rapi dan pelayanan yang ramah agar dagangannya laku terjual dan memperoleh keuntungan.

 

c)   Motif ekonomi untuk memperoleh kekuasaan

Motif ekonomi untuk memperoleh kekuasaan merupakan tindakan seseorang yang didodong untuk memupuk kekuasaan dalam bidang ekonomi. Contoh: Sebuah perusahaan mengeluarkan produk-produk dengan kualitas bagus dan harga yang relatif murah dalam rangka untuk dapat menguasai pasar.

d)   Motif ekonomi untuk memperoleh penghargaan

Selain untuk memperoleh keuntungan dan kekuasaan, manusia juga mempunyai dorongan ingin dihargai oleh orang lain.

Contoh: Seorang karyawan bekerja giat agar memperoleh penghargaan dari perusahaannya. Seseorang bekerja karena ingin dihargai oleh masyarakat dan tidak disebut sebagai seorang penganggur.

 

e)   Motif ekonomi untuk menolong sesama manusia

Motif ini didasarkan pada keinginan untuk membantu orang lain. Misalnya seseorang bekerja giat agar memperoleh penghasilan lebih sehingga sebagian dapat diberikan kepada orang miskin, korban musibah, dan lain-lain.

Motif yang mendorong seseorang melakukan tindakan ekonomi untuk menolong sesama manusia tanpa mengharapkan keuntungan disebut juga motif sosial.

 

Motif ekonomi yang dilakukan oleh pelaku tindakan ekonomi adalah sebagai berikut.

a)   Motif Ekonomi Produsen

Produsen adalah orang atau badan yang melakukan kegiatan menciptakan atau menambah nilai guna barang. Beberapa motif ekonomi produsen sebagai berikut.

(1)  Motif mencari laba

(2)  Motif Mencari Kekuasaan Ekonomi

(3)  Motif sosial

(4)  Motif Memperoleh Penghargaan

 

b)   Motif Ekonomi Konsumen 

Konsumen adalah orang atau lembaga tertentu yang memakai atau melakukan kegiatan konsumsi/mengkonsumsi (menghabiskan atau mengurangi guna) barang atau jasa. Beberapa motif ekonomi konsumen sebagai berikut.

(1)  Memperoleh Kepuasan yang Optimal

(2)  Agar Dapat Bertahan Hidup

(3)  Agar Diterima dalam Lingkungan Masyarakat

(4)  Agar Status Sosialnya Naik di Mata Masyarakat

 

c)   Motif Ekonomi Distributor

Distributor adalah orang atau lembaga tertentu yang melakukan kegiatan distribusi (suatu kegiatan untuk menyampaikan, menyebarkan, atau menyalurkan barang dan jasa dari produsen kepada konsumen, tanpa adanya pelimpahan hak atas barang). Motif ekonomi distributor utamanya adalah mencari keuntungan/laba.  Motif yang lain adalah:

(1)  mempercepat proses distribusi

(2)  agar barang dan jasa merata

(3)  untuk menjaga kesinambungan  proses produksi

 

3)   Motif Nonekonomi

Motif nonekonomi adalah dorongan yang menyebabkan manusia melakukan tindakan yang tidak memperhitungkan untung dan rugi. Dengan kata lain, motif nonekonomi merupakan alasan yang mendorong manusia bertindak bukan dalam konteks kegiatan ekonomi.

Dalam melakukan motif nonekonomi, dan biasanya manusia dipengaruhi oleh emosional, tergesa-gesa atau juga karena memang perasaan tulus yang muncul dari dalam dirinya. Tidak semua kegiatan yang dilakukan oleh manusia itu didasari oleh motif ekonomi. Tindakannya pun tidak memperhitungkan untung dan rugi, melainkan hanya spontan, atau tidak sengaja.

 

Ada beberapa sebab yang sama seseorang melakukan tindakan ekonomi berdasarkan motif ekonomi dan motif nonekonomi. Perbedayaan antara keduanya adalah:

1)   Motif ekonomi merupakan dorongan manusia untuk melakukan tindakan ekonomi, sedangkan motif nonekonomi merupakan dorongan kewajiban, adat kebiasaan, perbuatan spontan, ketidaksengajaan, kecelakaan, dan sebagainya.

2)   Motif ekonomi mendorong manusia untuk melakukan kegiatan pokok ekonomi, yaitu produksi, distribusi, dan konsumsi, sedangkan motif nonekonomi merupakan dorongan manusia untuk melakukan kegiatan di luar kegiatan pokok ekonomi.

c.   Prinsip Ekonomi

1)   Pengertian

Prinsip ekonomi adalah pertimbangan yang disertai dengan pengorbanan tertentu untuk mencapai hasil yang maksimal.

Prinsip ekonomi merupakan pedoman dalam melakukan tindakan ekonomi bagi produsen, konsumen, dan distributor. Prinsip ini menuntun pelaku ekonomi untuk:

a)   berusaha dengan biaya (pengorbanan) tertentu untuk memperoleh hasil yang sebesar-besarnya, atau

b)   berusaha dengan biaya (pengorbanan) sekecil-kecilnya untuk memperoleh hasil tertentu.

Banyaknya kebutuhan yang harus dipenuhi sementara alat pemuas kebutuhannya terbatas mengharuskan manusia untuk membuat pilihan yang tepat, efektif, dan efisien.   Dalam   hal ini dibutuhkan kecermatan dalam memilih kebutuhan mana yang benar-benar harus didahulukan sesuai dengan tingkat kepentingannya. Tujuannya agar tindakan yang diambil dapat memberikan hasil yang maksimal dan menanggung risiko yang sekecil-kecilnya. Maka dari itu manusia dalam melakukan tindakan ekonomi harus selalu berpedoman pada prinsip ekonomi.

Terdapat dua hal yang menjadi perhatian dalam prinsip ekonomi, yaitu:

a)   dengan pengorbanan sekecil-kecilnya akan diperoleh hasil tertentu,

b)   dengan pengorbanan tertentu diperoleh hasil yang maksimal.

Contoh:

a)   Membeli barang di pasar dengan terlebih dulu menawar harga.

b)   Seorang siswa membeli buku di koperasi karena lebih murah dan tidak perlu pergi ke mana-mana.

c)   Seorang ibu lebih suka membeli ikan di pasar ikan daripada membeli di supermarket karena lebih murah dan lebih segar.

 

Prinsip ekonomi dalam kegiatan ekonomi akan mendorong manusia untuk bertindak ekonomis dan berpikir ekonomis. Bertindak ekonomis merupakan tindakan manusia di dalam memenuhi kebutuhan manusia dengan rasional, atau dengan kata lain setiap tindakan melalui pemikiran lebih dahulu dan berpegang pada prinsip ekonomi. Orang dikatakan bertindak ekonomis bila berhasil mencapai keseimbangan antara hasil dan pengorbanan, yaitu kebutuhan dapat terpenuhi sebaik mungkin hasil dan pengorbanan untuk mencapainya seminimal mungkin.

Berpikir ekonomis artinya bukan hanya berpikir bagaimana cara menghabiskan atau memakai sumber daya alam yang ada, tetapi lebih dari itu termasuk berpikir bagaimana mengubah nilai guna dari barang yang didapat agar lebih tinggi. Orang dikatakan berpikir ekonomis jika orang tersebut melakukan kegiatan produksi.

 

 

 

2)   Tujuan penggunaan prinsip ekonomi

Tujuan seseorang dalam melakukan tindakan ekonomi dengan berpedoman prinsip ekonomi pada dasarnya adalah:

a)   menghindari adanya pemborosan sumber daya baik sumber daya manusia maupun sumber daya modal.

b)   memperhitungkan setiap tindakan ekonomi yang dilakukan.

c)   dalam memenuhi kebutuhan dilakukan secara terencana.

 

3)   Macam-macam prinsip ekonomi

Prinsip ekonomi dari berabagai jenis kegiatan ekonomi berbeda-beda. Berikut ini prinsip ekonomi dari tiga janis kegiatan ekonomi.

a)   Prinsip ekonomi  produsen

Prinsip ekonomi yang dijalankan oleh produsen adalah:

(1)  dengan dana tertentu dapat memproduksi barang atau jasa semaksimal mungkin;

(2)  untuk memproduksi sejumlah barang tertentu dapat menggunakan biaya yang minimal  dan tidak boros.

b)   Prinsip ekonomi  konsumen

Prinsip ekonomi yang dijalankan oleh konsumen adalah dengan penghasilan yang diperoleh, dapat mencapai tingkat kepuasan yang maksimal karena tepat dalam pembelanjaannya berdasarkan skala prioritas. Adapun ciri-ciri seseorang yang melakukan prinsip ekonomi yaitu:

(1)  bertindak tidak boros (hemat),

(2)  menyusun skala prioritas,

(3)  bersikap rasional,

(4)  memikirkan tindakan alternatif.

c)   Prinsip ekonomi pedagang

Prinsip ekonomi yang dijalankan oleh pedagang adalah berusaha memperoleh keuntungan yang maksimal, jika terpaksa menderita kerugian maka kerugiannya bisa ditekan seminimal mungkin.

 

4)   Penerapan Prinsip Ekonomi

Prinsip ekonomi dapat diterapkan dalam kegiatan ekonomi baik produksi, konsumsi, dan distribusi.

a)   Penerapan Prinsip Ekonomi dalam Kegiatan Produksi

Prinsip ekonomi produsen mempunyai tujuan yaitu menghasilkan barang dan jasa dalam jumlah dan mutu tertentu dengan pengorbanan seminimal mungkin. Adapun penerapan prinsip ekonomi dalam kegiatan produksi antara lain sebagai berikut.

(1)  Produksi Pertanian

Tanah pertanian diolah dengan sebaik mungkin melalui intensifikasi antara lain dengan menggunakan pengolahan tanah, pemilihan bibit unggul, pengairan, pemupukan, dan pemberantasan hama, sehingga hasil pertanian dapat meningkat tanpa memperluas lahan pertanian.

(2)  Produksi Industri

Penerapan prinsip ekonomi dalam bidang industri dilakukan dengan cara:

(a) Menghasilkan barang-barang yang diminati dan memperhatikan daya beli masyarakat.

(b)  Menjaga kualitas barang.

(c)  Penggunaan mesin yang tepat, suku cadang yang mudah diperoleh, dan hemat bahan bakar

(d)  Penempatan karyawan yang terampil dan ahli di bidangnya

(e)  Mendirikan pabrik dekat dengan sumber bahan mentah sehingga menghemat biaya pengangkutan bahan mentah.

(f)   Menemukan inovasi-inovasi terbaru.

 

b)   Penerapan Prinsip Ekonomi dalam Kegiatan Konsumsi

Prinsip ekonomi bagi konsumen adalah dengan pengorbanan sekecil-kecilnya untuk memperoleh kepuasan dari barang dan jasa tertentu. Setiap orang pasti berusaha untuk memenuhi semua kebutuhan hidupnya dengan penghasilan yang diperoleh. Salah satu cara yang dilakukan agar penghasilan dapat digunakan semaksimal mungkin untuk memenuhi kebutuhan yaitu dengan menyusun skala prioritas. Selain itu dalam berbelanja, perlu dipertimbangkan beberapa hal yaitu:

(1)  Tepat Guna

Artinya, membelanjakan barang yang dibutuhkan dengan disesuaikan jumlah dan jenisnya.

(2)  Tepat Tempat

Artinya, membeli barang dengan memilih toko yang harganya lebih murah daripada toko-toko yang lainnya.

(3)  Tepat Waktu

Artinya, membeli barang yang benar-benar dibutuhkan pada waktu itu.

(4)  Tepat Harga

Artinya, membeli barang dengan harga yang tidak terlalu mahal. Sekalipun barang itu sangat dibutuhkan tetapi jangan langsung dibayar dengan tanpa menawar harga barang tersebut.

(5)  Tepat Mutu/kualitas

Artinya, membeli barang dengan memperhatikan kualitasnya. Jangan membeli barang yang harganya murah tetapi ternyata kualitasnya jelek sehingga cepat rusak karena itu merupakan suatu pemborosan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan agar kebutuhan dapat terpenuhi adalah:

(1)  menyusun daftar barang yang akan dibeli dengan memilih kebutuhan yang penting dan mendesak terlebih dahulu dipenuhi;

(2)  memilih barang-barang yang mutunya baik, harganya murah, dan terjangkau;

(3)  tidak cepat terpengaruh dengan barang-barang yang dijual secara obralan atau kredit;

(4)  selalu memperhatikan penghasilan yang diperoleh dengan pengeluaran.

 

 c)  Penerapan Prinsip Ekonomi dalam Kegiatan Distribusi

Prinsip ekonomi dalam kegiatan distribusi mempunyai tujuan yaitu dengan pengorbanan sekecil-kecilnya untuk menyalurkan barang hasil produksi. Adapun penerapan prinsip ekonomi dalam kegiatan distribusi, antara lain adalah:

(1)  Kegiatan penyaluran barang dilakukan dengan tepat waktu sehingga barang dapat segera dinikmati konsumen.

(2)  Kegiatan penyaluran barang hasil produksi harus tepat sasaran yaitu   pada daerah yang membutuhkan.

(3)  Kegiatan penyaluran barang dengan menggunakan kendaraaan yang hemat bahan bakar.

(4)  Pengepakan/pengemasan barang dijaga keadaannya sampai ke tangan konsumen.

Penerapan prinsip ekonomi dalam kegiatan ekonomi merupakan hal sangat penting karena dapat dicapai efisiensi dan efektivitas. Efisiensi artinya penghematan waktu, tenaga, dan biaya. Efektivitas artinya mencapai hasil yang maksimal atau berhasil guna.

 

Manfaat penerapan prinsip ekonomi adalah sebagai berikut.

a)   Bagi produsen

Manfaat penerapan prinsip ekonomi bagi produsen antara lain sebagai berikut.

(1)  Dengan modal tertentu dapat mencapai keuntungan maksimal atau jika terpaksa harus mengalami kerugian, kerugian tersebut dapat ditekan seminimal mungkin.

(2)  Dengan dana tertentu dapat memproduksi barang/jasa maksimal karena tepat dalam penggunaannya.

(3)  Dengan biaya yang minimal dapat memproduksi sejumlah barang tertentu karena tepat penggunaannya (tidak terjadi pemborosan).

b)   Bagi konsumen

Manfaat penerapan prinsip ekonomi bagi produsen antara lain sebagai berikut.

(1)  Dengan uang yang dimiliki dapat mencapai kepuasan yang maksimal karena tepat dalam memilih tempat dan barang-barang apa dalam pembelanjaan.

(2)  Untuk mencapai tingkat kepuasan tertentu, dapat dengan dana yang minimal karena tepat dalam memilih tempat danbarang-barang apa dalam pembelanjaan.

 

5)   Hubungan antara tindakan ekonomi, motif ekonomi, dan prinsip ekonomi

Tindakan ekonomi, prinsip ekonomi, dan motif ekonomi merupakan peristiwa yang terjadi dalam ilmu ekonomi. Peristiwa-peristiwa tersebut selalu saling berkaitan dan mengakibatkan terjadinya peristiwa lain sehingga dalam ilmu ekonomi terdapat hukum ekonomi. Yang dimaksud dengan hukum ekonomi adalah keterangan hasil dari hubungan dua peristiwa atau lebih di bidang yang saling berkaitan yang terjadi berulang-ulang.

Hubungan antara tindakan ekonomi, motif ekonomi, dan prinsip ekonomi adalah sebagai berikut.

a)   Tindakan ekonomi terjadi karena didorong oleh adanya motif ekonomi.

b)   Dalam melakukan tindakan ekonomi harus berdasarkan pada prinsip ekonomi.


KELANGKAAN DAN KEBUTUHAN MANUSIA

 

1.   Kelangkaan sebagai Permasalahan Ekonomi Manusia

Pada umumnya keinginan manusia tidak terbatas, sedangkan sumber daya yang digunakan sebagai alat pemenuhan keinginan tersebut terbatas adanya. Kondisi inilah yang pada akhirnya menimbulkan masalah kelangkaan (scarcity).

Kelangkaan adalah kondisi yang terjadi apabila kita tidak mempunyai cukup sumber daya untuk memuaskan semua kebutuhan kita. Kelangkaan terjadi karena jumlah kebutuhan lebih banyak daripada jumlah barang dan jasa yang tersedia. Kelangkaan bukan berarti segalanya sulit diperoleh atau ditemukan. Kelangkaan juga dapat diartikan alat yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan jumlahnya tidak seimbang dengan kebutuhan yang harus dipenuhi.

Banyak para ekonom yang berpendapat bahwa permasalahan utama dalam ilmu ekonomi adalah mengatasi kelangkaan, yaitu bagaimana manusia menggunakan sumber daya yang terbatas untuk memenuhi keinginannya yang tidak terbatas. Kelangkaan akan terjadi apabila jumlah yang diinginkan melebihi jumlah yang tersedia pada harga sebesar nol, sehingga menuntut manusia untuk melakukan pilihan.

Kelangkaan berbeda dengan kekurangan barang dan jasa. Perhatikan ilustrasi berikut ini:

a.   Seorang karyawan menggunakan ilmu dan keahliannya bekerja untuk mendapatkan penghasilan. Penghasilan tersebut ditukarkan dengan berbagai alat pemenuhan kebutuhan baik berupa barang maupun jasa, misalnya untuk membeli makanan, pakaian, rumah, kendaraan, biaya kesehatan, dan sebagainya, yang tidak bisa dipenuhi semuanya.

b.   Hujan deras yang mengguyur suatu daerah telah menimbulkan musibah banjir dan berdampak pada lumpuhnya jalur transportasi antarkota. Akibatnya distribusi bahan pangan, khususnya komoditas beras ke berbagai kota terhenti. Situasi ini mengakibatkan jumlah persediaan beras menipis dan beras pun sulit dijumpai di pasar.

Ilustrasi pertama merupakan contoh kasus kelangkaan. Kasus yang dialami oleh karyawan tersebut mencerminkan kelangkaan. Sumber daya yang dimiliki oleh karyawan, seperti ilmu dan keahlian, waktu dan tenaga adalah terbatas, sedangkan keinginan yang dimiliki karyawan tersebut tidak terbatas, maka munculah masalah kelangkaan. Permasalahan kelangkaan tersebut dapat diatasi dengan membuat pilihan. Pembuatan pilihan dalam kondisi yang serba langka mengharuskan karyawan tersebut kehilangan kesempatan untuk memperoleh barang dan jasa tertentu.

Adapun ilustrasi yang kedua bukan merupakan kelangkaan melainkan kekurangan barang dan jasa dalam hal ini kekurangan beras. Akibat terputusnya jalur transportasi, distribusi beras ke kota terhambat sehingga jumlah persediaan beras pun menipis. Dalam hal ini masyarakat di kota tersebut mengalami kekurangan beras bukan kelangkaan beras.

Dengan demikian perbedaaan utama antara kelangkaan dan kekurangan terletak pada ada tidaknya keputusan untuk membuat pilihan. Barang dan jasa langka karena sumber daya langka. Keterbatasan sumber daya berakibat tidak semua keinginan dapat terpenuhi, maka kita harus membuat pilihan dan setiap pilihan yang kita ambil mengandung biaya peluang, yaitu hilangnya kesempatan untuk memperoleh barang dan jasa tertentu. Inilah yang disebut dengan kelangkaan. Sementara dalam kasus kekurangan tidak menuntut adanya keputusan untuk membuat pilihan. Kekurangan jumlah barang dan jasa akan berdampak pada naiknya harga barang tersebut. Adapun hal yang dapat dilakukan atas kekurangan tersebut adalah mengurangi jumlah barang yang dikonsumsi.

Kelangkaan mengandung dua pengertian:

a.   Alat pemenuhan kebutuhan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan.

b    Untuk mendapatkan alat pemenuhan kebutuhan memerlukan pengorbanan yang lain.

 

Kelangkaan ekonomi merupakan salah satu dari beragamnya permasalahan ekonomi yang dihadapi oleh manusia. Maka dari itu, masalah kelangkaan ini sangat berkaitan dengan kebutuhan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Berikut merupakan jenis-jenis kelangkaan ekonomi:

a.    Kelangkaan Sumber Daya Alam

Sumber daya alam adalah segala sesuatu yang terdapat di alam yang terdiri dari sumber daya biotik serta sumber daya abiotik. Sumber daya alam diberikan oleh Sang Maha Pencipta yang telah tersedia di alam, tetapi masih harus perlu digali lagi agar dapat dimanfaatkan oleh manusia.

 

Dalam pemanfaatan sumber daya alam, jika dilakukan secara terus-menerus dan eksploitasi dapat mengakibatkan sumber daya alam yang tersedia atau untuk cadangan akan habis. Sehingga hal ini berdampak pada kelangkaan sumber daya alam tersebut.

 

b.    Kelangkaan Sumber Daya Manusia yang Berkualitas

Sumber daya manusia merupakan sumber daya yang memiliki manfaat besar bagi masyarakat, jika dalam penggunaan kemampuan yang dimilikinya dimanfaatkan secara optimal. Sumber daya manusia yang berkualitas dianggap sebagai salah satu sumber daya ekonomi yang langka.

 

c.     Kelangkaan Sumber Daya Modal

Sumber daya modal merupakan sumber daya yang berasal dari manusia yang bertujuan untuk mempermudah terlaksananya proses produksi. Kelangkaan sumber daya modal berdasarkan pada kemauan dan kemampuan yang dimiliki manusia itu sendiri.

Karena pada dasarnya setiap manusia memiliki sebuah kemampuan untuk membuat sumber daya modal tersebut. Salah satu cara membuat dumber daya modal ini adalah sebuah kemauan yang kuat untuk bekerja keras dan berusaha pantang menyerah.

 

d.    Kelangkaan Sumber Daya Kewirausahaan atau Entrepreunership

Sumber daya kewirausahaan ini bersifat langka. Mengapa hal ini terjadi? karena tidak semua orang bisa menjadi pengusaha atau pedagang. Untuk menjadi pengusaha seseorang harus memenuhi syarat yaitu mempunyai modal dan keahlian.

 

 

Terdapat beberapa penyebab terjadinya  kelangkaan sumber daya alam, yaitu sebagai berikut.

a.    Pertumbuhan penduduk yang sangat cepat

Salah satu faktor penyebab terjadinya suatu kelangkaan ialah pertumbuhan penduduk, karena jika meningkatnya pertumbuhan penduduk maka akan menyebabkan jumlah kebutuhan juga pasti akan meningkat.

Sedangkan, jumlah alat pemuas kebutuhan hanya terbatas untuk memenuhi kebutuhan manusia yang tidak terbatas.

b.    Sifat manusia yang tidak mudah puas

Mahatma Ghandi, berkata bahwa “Sumber daya alam yang tersedia hanya cukup untuk kebutuhan manusia, tetapi tidak cukup untuk kerakusan setiap manusia.”

Itulah mengapa manusia merupakan makhluk yang tak ada puasnya dalam memenuhi setiap kebutuhan dan keinginannya. Karena sifat serakah yang dimiliki manusia ini, menyebabkan terjadinya eksploitasi alam secara besar-besaran dimana tujuannya hanya untuk mendapatkan keuntungan yang besar.

c.     Terbatasnya akan kemampuan produksi

Dalam hal ini, dengan kemajuan  teknologi menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi produksi. Kemajuan teknologi di negara maju berlangsung sangat cepat, sementara kemajuan teknologi di negara berkembang lebih lambat tidak sebanding dengan meningkat dan berkembangnya kebutuhan barang dan jasa.

d.    Bencana alam

Kelangkaan terjadi karena beberapa faktor penyebabnya ialah bencana alam, hal ini berpengaruh terhadap proses dalam pemenuhan kebutuhan hidup manusia.

Kerusakan yang ditimbulkan karena bencana alam, akan berpengaruh terhadap berlangsungnya kehidupan manusia. Contohnya: bencana banjir mengakibatkan terganggunya distribusi barang dan jasa, akibatnya masyarakat.

e.    Letak geografis yang berbeda

Persebaran sumber daya dipenjuru dunia ini tidak merata. Ada yang daerah tanahnya subur dan ada yang yang gersang. Perbedaan daerah ini menyebabkan kelangkaan.

 

Terjadinya kelangkaan sumber daya alam menimbulkan dampak terhadap perekonomian di masyarakat. Contoh dampak kelangkaan sumber daya alam terhadap perekonomian adalah sebagai berikut.

a.    Menurunnya tingkat produksi

Dalam sistem produksi, alam menjadi sebagai salah satu input produksi. Semakin besar sumber daya alam, maka hal ini akan berpengaruh kepada cadangan atau bahan mentah yang akan diproduksi. Namun sebaliknya, jika sumber daya alam yang tersedia semakin berkurang atau langka maka produksi yang dihasilkan semakin sedikit juga.

b.    Menurunnya pendapatan masyarakat

Jika suatu perusahaan mengalami penurunan tingkat produksi, maka secara otomatis tenaga kerja yang diperlukan juga sedikit, sehingga hal ini menyebabkan akan terjadinya pemberhentian tenaga keja (PHK). Karena hal ini menyebabkan terjadinya pengangguran atau turunnya pendapatan masyarakat.

c.     Naiknya harga-harga barang

Tingkat produksi berpengaruh terhadap sumber daya alam yang langka, jika sumber daya alam yang tersedia hanya sedikit, maka barang yang diproduksipun sedikit juga. Hal ini akan berdampak pada harga barang yang diproduksi tersebut, yaitu kenaikan harga karena barang yang diproduksi hanya sedikit sedangkan permintaan akan barang tersebut lebih besar.

 

Cara yang bisa ditempuh untuk mengatasi kelangkaan di antaranya adalah dengan:

 

a.    Mengadakan Eksplorasi dan Penemuan

Eksplorasi dilakukan untuk mendapatkan sumber daya yang baru, yang belum diketahui atau yang belum pernah didapatkan sebelumnya. Penemuan sumber daya yang baru ini memungkinkan ketersediaan sumber daya alam akan meningkat. Namun pada dasarnya pula akan terjadi berkurangnya stok yang tersedia yang tersedia di alam.

 

b.    Kemajuan teknologi

Kemajuan teknologi memungkinkan untuk bisa mengurangi biaya dalam mengelola sumber daya dengan menemukan cara-cara terbaru yang lebih efisien. Dengan secara otomatis tingkat dan jenis ateknologi yang sedang dikembangkan ini dapat disesuaikan dengan tingkat kelangkaan sumber daya.

c.     Penggunaan substitusi (pengganti)

Dengan sumber daya yang berlimpah dapat dimanfaatkan untuk dijadikan sebagai barang substitusi sumber daya yang langka. Jika proses subtitusi sember daya yang diperbaharui dengan sumber daya yang tidak dapat diperbaharui semakin mudah, maka dampak terhadap proses kelangkaan semakin kecil. Misalnya penggunaan bioenergi sebagai substitusi dari BBM.

d.    Pemanfaatan kembali dan daur ulang

Pemanfaatan kembali adalah barang-barang yang tidak terpakai lagi oleh seseorang dapat digunakan kembali, dengan syarat masih layak pakai, dapat digunakan dan berfungsi. Sedangkan, daur ulang adalah proses menjadikan suatu barang bekas menjadi barang baru yang dapat menjadi sesuatu yang bernilai dan berguna, hal ini bertujuan untuk mengurangi sampah atau limbah.


2.   Kebutuhan Manusia

Manusia hidup akan selalu memiliki kebutuhan dan keinginan untuk dipenuhi, meskipun kebutuhan dan keinginan terse­but beraneka ragam dan jumlahnya tidak terbatas. Kenyataannya, tidak semua kebutuhan dan keinginan dapat dipenuhi dengan mudah. Manusia akan dihadapkan pada masa­lah pokok ekonomi yaitu terbatasnya alat pemenuhan kebutuhan di­ban­dingkan dengan kebu­tuh­an manusia yang tidak terbatas.

Kebutuhan adalah setiap keinginan manusia baik berupa barang atau jasa yang dapat memberikan kepuasan bagi jasmani atau rohani untuk kelangsungan hidup manusia.

Keinginan manusia tidak terbatas, artinya jika suatu keinginan sudah terpenuhi maka akan muncul keinginan yang lain. Hal ini disebabkan karena sifat manusia yang tidak pernah merasa puas. Agar kebutuhan dan keinginan tersebut dapat dipenuhi maka diperlukan adanya pengorbanan baik berupa waktu, tenaga, maupun materi.

Kebutuhan dan keinginan memiliki pengertian yang berbeda. Kebutuhan adalah hal-hal yang digunakan oleh manusia agar dapat bertahan hidup secara layak. Pada dasarnya kebutuhan manusia untuk bertahan hidup terdiri dari empat hal, yaitu: makanan dan minuman, pakaian, rumah, dan perawatan kesehatan dasar. Adapun keinginan adalah hal-hal yang ingin diraih oleh manusia agar kehidupannya menjadi lebih nyaman.

Secara sederhana kebutuhan dapat didefinisikan sebagai “sesuatu yang harus diperoleh untuk dapat bertahan hidup (survive) dan melakukan kegiatan sehari-hari” sedangkan keinginan adalah “sesuatu yang ingin dimiliki, yang jika tidak dimiliki seseorang masih dapat bertahan hidup”. Oleh karena itu, pada dasarnya hanya ada empat hal yang dapat dikategorikan sebagai kebutuhan untuk dapat bertahan hidup:

1. Rumah untuk tempat bernaung.

2. Makanan dan minuman yang cukup.

3. Perawatan kesehatan dasar

4. Pakaian yang layak

 

a.   Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Manusia

Kebutuhan manusia berbeda-beda karena dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut.

1)   Kondisi Alam

Kondisi alam mempengaruhi kebutuhan seseorang. Di daerah panas, manusia memerlukan pakaian yang tipis sedangkan di daerah yang dingin memerlukan pakaian tebal.

2)   Pekerjaan

 Kebutuhan seorang petani tentu berbeda dengan nelayan. Demikian juga dengan pekerjaan lain menuntut kebutuhan yang berbeda pula.

3)   Agama

Ajaran agama yang berbeda dapat mengakibatkan kebutuhan yang berbeda pula. Hal ini karena masing-masing agama memerlukan alat-alat pemenuhan kebutuhan tertentu yang harus dipakai dalam menjalankan ibadah.

4)   Adat istiadat

Suatu adat atau tradisi akan mempengaruhi baik perilaku maupun tujuan hidup kelompok masyarakat setempat. Akibatnya tradisi yang berbeda akan menimbulkan kebutuhan yang berbeda pula.

5)   Status Ekonomi dan Sosial

Status ekonomi mempengaruhi kebutuhan seseorang. Orang kaya mempunyai kebutuhan yang berbeda dengan orang yang kurang mampu.

6)   Hobi atau Kesenangan

Hobi tertentu menutut kebutuhan tertentu. Kebutuhan seseorang yang hobi memancing berbeda dengan orang yang hobi berburu.

7)   Peradaban

Makin tinggi peradaban suatu masyarakat makin banyak kebutuhan dan makin tinggi pula kualitas atau mutu barang yang dibutuhkan.

 

b.   Jenis-jenis Kebutuhan

Kebutuhan manusia yang tidak terbatas dan bermacam-macam itu dapat dibedakan menjadi beberapa bentuk kebutuhan, yaitu kebutuhan berdasarkan intensitasnya, bentuk dan sifatnya, subjek yang membutuhkannya, waktu pemenuhannya, dan wujudnya.

1)   Kebutuhan Menurut Tingkat Kepentingannya (Intensitas)

Kebutuhan menurut tingkat kepentingannya ada tiga macam, yaitu:

a)   Kebutuhan Pimer

      Kebutuhan primer disebut juga kebutuhan alamiah karena kebutuhan ini berkaitan erat dengan kodrat kita sebagai manusia. Kebutuhan primer adalah kebutuhan yang mutlak harus dipenuhi untuk kelangsungan hidup manusia. Kebutuhan primer disebut juga kebutuhan pokok. Seandainya kebutuhan primer tidak dipenuhi, kelangsungan hidup manusia akan terganggu. Contoh kebutuhan primer, antara lain pangan, sandang, dan papan.

 

b)   Kebutuhan Sekunder

      Kebutuhan sekunder adalah kebutuhan manusia yang kedua (tidak pokok) dan muncul setelah kebutuhan primer terpenuhi. Kalau kebutuhan sekunder tidak terpenuhi, kelayakan hidup seseorang tidak terganggu. Namun jika dapat dipenuhi, kehidupan seseorang akan menjadi lebih baik. Jadi, kebutuhan sekunder dapat meningkatkan kualitas kehidupan seseorang. Contoh: meja, kursi, televisi, sepeda, kipas angin, jam tangan, jam dinding, perabot rumah tangga, dan sebagainya.

c)   Kebutuhan Tersier

      Kebutuhan tersier adalah kebutuhan atas barang mewah. Kebutuhan tersier terpenuhi setelah kebutuhan primer dan sekunder sudah terpenuhi dengan baik. Contoh: rumah mewah, mobil mewah, perhiasan emas, berlian, mutiara, dan sebagainya.

      Penilaian atau anggapan setiap orang terhadap tingkat kebutuhan tidak sama. Sebagian orang menganggap bahwa mobil merupakan barang mewah, tetapi untuk sebagian orang lagi menganggap mobil merupakan kebutuhan sekunder.

Kebutuhan mewah pada suatu saat dapat berubah menjadi kebutuhan sekunder atau kebutuhan sosial. Hal ini disebabkan oleh:

(1) meningkatnya taraf hidup masyarakat;

(2)  meningkatnya tingkat perekonomian masyarakat;

(3)  naiknya pendapatan masyarakat;

(4)  kemajuan IPTEK;

(5)  perkembangan kebudayaan dan peradaban manusia.

Hal yang membedakan kemewahan suatu barang ditinjau dari:

(1) Kegunaannya, sebagai pelengkap kebutuhan pokok dan kebutuhan tambahan.

(2) Waktu pemenuhan, bisa ditunda setelah kebutuhan pokok dan kebutuhan tambahan terpenuhi.

(3) Akibat, tidak langsung berpengaruh terhadap kesehatan maupun kelangsungan hidup.

 

2)   Kebutuhan Menurut Waktunya

Berdasarkan waktu pemenuhannya, kebutuhan manusia dapat dibedakan menjadi kebutuhan sekarang dan kebutuhan masa datang.

a)   Kebutuhan sekarang (masa kini)

Kebutuhan sekarang adalah kebutuhan yang diperlukan saat ini dan umumnya bersifat mendesak. Contoh: obat bagi orang yang sakit, minum bagi orang yang haus, makan bagi orang yang lapar.

b)   Kebutuhan yang akan datang (kelak)

Kebutuhan yang akan datang adalah kebutuhan yang pemenuhannya dapat ditunda di masa yang akan datang. Walaupun pemenuhan kebutuhan ini dapat ditunda, namun tetap saja diperlukan persiapan untuk memenuhinya. Contoh: tabungan, asuransi, deposito, dan sebagainya.

 

3)   Kebutuhan Menurut Sifatnya

Kebutuhan menurut sifatnya dibedakan menjadi dua, yaitu:

a)   Kebutuhan jasmani

Kebutuhan jasmani adalah kebutuhan yang pemenuhannya bertujuan untuk memelihara, mengembangkan, dan membangun pertumbuhan fisik atau jasmani. Contoh: makanan, minuman, pakaian, olah raga, dan sebagainya.

b)   Kebutuhan rohani

Kebutuhan rohani adalah kebutuhan yang pemenuhannya bertujuan untuk memberikan kepuasan pada jiwa, hati sanubari, dan perasaan seseorang. Contoh: agama, rekreasi, kesenian, kasih sayang, dan sebagainya.

 

4)   Kebutuhan Menurut Subjeknya

Kebutuhan menurut subjeknya dibedakan menjadi dua, yaitu:

a)   Kebutuhan individu (perorangan)

Kebutuhan individu adalah kebutuhan yang hanya bermanfaat dan diperlukan untuk dirinya sendiri. Contoh: makanan, minuman, sepatu, pakaian, buku tulis, dan sebagainya.

b)   Kebutuhan sosial (masyarakat)

Kebutuhan sosial adalah kebutuhan yang digunakan untuk kepentingan bersama atau kolektif. Contoh: sekolah, jalan raya, jembatan, rumah sakit, kendaraan umum, dan sebagainya.

c.   Alat Pemenuhan Kebutuhan

Alat pemuas/pemenuhan kebutuhan manusia terdiri dari barang/benda dan jasa. Barang adalah alat pemenuhan kebutuhan yang berwujud, dapat dilihat, dan dapat diraba. Sedangkan jasa adalah alat pemenuhan kebutuhan yang tidak berwujud (abstrak), tetapi dapat dirasakan manfaatnya sebagai alat pemenuhan kebutuhan. Alat pemenuhan kebutuhan manusia dapat dikelompokkan sebagai berikut.

1)   Berdasarkan Kelangkaannya

Berdasarkan kelangkaannya alat pemenuhan kebutuhan dapat dibedakan menjadi barang ekonomi, barang bebas, dan barang illith.

a)   Barang ekonomi

Barang ekonomi adalah alat pemenuhan kebutuhan manusia yang jumlahnya terbatas dan untuk memperolehnya diperlukan pengorbanan berupa uang atau tenaga. Semua barang yang diproduksi dan diperjualbelikan merupakan barang ekonomi. Contoh: sepatu, tas, baju, buku tulis, sepeda, dan sebagainya.

b)   Barang bebas

Barang bebas adalah alat pemenuhan kebutuhan manusia yang jumlahnya tidak terbatas, dan untuk memperolehnya tidak perlu membutuhkan banyak pe­ngor­banan. Pada umumnya untuk mendapatkan barang bebas hanya diperlukan pengorbanan berupa tenaga. Contoh: udara, sinar matahari.

c)   Barang illith

Barang illith adalah barang yang jumlahnya berlebihan, sehingga dapat mem­ba­ha­yakan kehidupan manusia. Contoh: air pada waktu banjir dan api pada waktu keba­karan.

 

2)   Berdasarkan Hubungannya dengan Barang Lain

Berdasarkan hubungannya dengan barang lain alat pemenuhan kebutuhan manusia dapat dibedakan menjadi barang subtitusi dan barang komplementer.

a)   Barang substitusi (barang pengganti)

Barang substitusi merupakan barang yang penggunaannya dapat saling menggantikan dengan barang lain. Contoh:

(1)  sepatu dengan sandal;

(2)  gas elpiji dengan minyak tanah;

(3)  pensil dengan bolpoin;

(4) laptop dengan komputer (PC);

(5)  email dengan surat pos;

(6)  beras dengan jagung;

(7) bus dengan kereta api;

(8)  jas hujan dengan payung.

 

 

b)   Barang komplementer (barang pelengkap)

Benda komplementer adalah benda yang penggunaannya saling melengkapi satu dengan yang lainnya. Suatu benda akan lebih bermanfaat jika digunakan dengan benda lain.

Contoh:

(1)  komputer dengan printer

(2)  handphone dengan simcard

(3)  kopi dengan gula

(4)  bolpoin dengan buku

(5)  jarum jahit dengan benang

(6)  sepatu dengan kaos kaki

 

 

3)   Berdasarkan Wujudnya

Berdasarkan wujudnya alat pemenuhan kebutuhan manusia dapat dibedakan menjadi benda konkret (barang) dan benda abstrak (jasa).

a)   Barang atau benda konkret

Barang konkret adalah alat pemenuhan kebutuhan yang dapat dilihat, diraba, dan dirasakan oleh panca indra. Contoh: makanan, minuman, pakaian, sepatu, tas, jam tangan, dan sebagainya.

b)   Jasa

Jasa merupakan alat pemenuhan kebutuhan yang hanya dapat dirasakan manfaatnya, tetapi tidak dapat dilihat atau diraba. Contoh: jasa guru, dokter, perawat, pramuniaga, petugas kebersihan, jasa sopir taksi, tukang ojek, tukang becak, sopir angkutan umum, dan lain-lain.

4)   Berdasarkan Tujuan Penggunaannya

Berdasarkan tujuan penggunaannya alat pemenuhan kebutuhan manusia dapat dibedakan sebagai berikut.

a)   Barang konsumsi

Barang konsumsi adalah barang yang langsung dapat digunakan oleh konsumen. Barang konsumsi ini ada yang tahan lama, cepat rusak, ada yang langsung habis, dan ada pula yang habisnya secara berangsur-angsur.

b)   Barang produksi (barang modal)

Barang produksi/modal adalah barang yang dapat digunakan untuk memproduksi barang lain. Contoh: peralatan pabrik, mesin-mesin, dan sebagainya.

5)   Berdasarkan Proses Pembuatannya

Berdasarkan proses pembuatannya alat pemenuhan kebutuhan dapat dibedakan sebagai berikut.

a)   Barang mentah/bahan baku

Barang mentah adalah barang yang belum diolah lebih lanjut. Contoh: kayu, hasil perkebunan, hasil pertanian, hasil tambang.

b)   Barang setengah jadi

Barang setengah jadi adalah barang yang masih perlu pengolahan lebih lanjut. Contoh: kain untuk perusahaan konveksi, kayu gergajian untuk perusahaan mebel.

c)   Barang jadi

Barang jadi adalah barang yang siap dikonsumsi. Contoh: tas, sepatu, buku, meja, pakaian, dan sebagainya.

6)   Berdasarkan Kegunaannya untuk Jaminan Kredit

Berdasarkan kegunaannya untuk jaminan kredit alat pemenuhan kebutuhan dapat dibedakan sebagai berikut.

a)   Benda bergerak

Benda bergerak adalah benda yang dapat dipindah-pindahkan tempatnya dan dapat digunakan sebagai jaminan untuk mendapatkan kredit jangka pendek (jangka waktu kurang dari satu tahun). Contoh: mobil, perhiasan, dan barang-barang elektronik.

b)   Benda tidak bergerak

Benda tidak bergerak adalah benda yang tidak dapat dipindah-pindahkan tempatnya dan dapat digunakan sebagai jaminan untuk memperoleh kredit jangka panjang. Contoh barang tidak bergerak antara lain tanah dan gedung.