Minggu, 12 Juli 2020

Dinamika Kependudukan Indonesia


Dinamika penduduk adalah perubahan jumlah penduduk akibat perbedaan kelahiran dan kematian serta perbedaan migrasi. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu faktor demografi dan faktor sosial.
 Faktor demografi meliputi kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), dan perpindahan penduduk (migrasi/mobilitas). Faktor sosial yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk, antara lain: tingkat kesehatan penduduk, tingkat pendidikan penduduk, adanya tradisi daerah, dan program kependudukan.

  1. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Indonesia
Banyak manfaat yang diperoleh dari mengetahui jumlah penduduk suatu daerah atau negara, meskipun angka yang diperoleh selalu berubah. Jumlah penduduk bersifat dinamis karena dipengaruhi oleh kelahiran, kematian, dan migrasi, yang bisa berubah sewaktu-waktu. Jumlah penduduk penduduk menurut sensus merupakan angka yang mendekati kebenaran.

Perhatikan tabel jumlah penduduk dari 2018 World Population Data Sheet  berikut ini!
No.
Negara
Jumlah Penduduk
(Juta Jiwa)
1.
China
1.394
2.
India
1.371
3.
Amerika Serikat
328
4.
Indonesia
265
5.
Brazil
209
6.
Pakistan
201
7.
Nigeria
196
8.
Bangladeh
166
9.
Rusia
147
10.
Meksiko
131
Sumber: 2018 World Population Data Sheet, Population Reference Bureau

Dari tabel tersebut kita ketahui bahwa jumlah penduduk Indonesia menempati urutan ke-4 dunia.


Berdasarkan sensus penduduk tahun 2010, jumlah penduduk Indonesia adalah sebagai berikut.

NO.
PROVINSI
JUMLAH
LUAS (KM2)
KEPADATAN
1
Nanggroe Aceh Darussalam
4.494.410
57.956,00
78
2
Sumatera Utara
12.982.204
72.981,23
178
3
Sumatera Barat
4.846.909
42.012,89
115
4
Riau
5.538.367
87.023,66
64
5
Jambi
3.092.265
50.058,16
62
6
Sumatera Selatan
7.450.394
91.592,43
81
7
Bengkulu
1.715.518
19.919,33
86
8
Lampung
7.608.405
34.623,80
220
9
Bangka Belitung
1.223.296
16.424,06
74
10
Kepulauan Riau
1.679.163
8.201,72
205
11
DKI Jakarta
9.607.787
664,01
14.469
12
Jawa Barat
43.053.732
35.377,76
1.217
13
Jawa Tengah
32.382.657
32.800,69
987
14
DI Yogyakarta
3.457.491
3.133,15
1.104
15
Jawa Timur
37.476.757
47.799,75
784
16
Banten
10.632.166
9.662,92
1.100
17
Bali
3.890.757
5.780,06
673
18
Nusa Tenggara Barat
4.500.212
18.572,32
242
19
Nusa Tenggara Timur
4.683.827
48.718,10
96
20
Kalimantan Barat
4.395.983
147.307,00
30
21
Kalimantan Tengah
2.212.089
153.564,50
14
22
Kalimantan Selatan
3.626.616
38.744,23
94
23
Kalimantan Timur
3.553.143
204.534,34
17
24
Sulawesi Utara
2.270.596
13.851,64
164
25
Sulawesi Tengah
2.635.009
61.841,29
43
26
Sulawesi Selatan
8.034.776
46.717,48
172
27
Sulawesi Tenggara
2.232.586
38.067,70
59
28
Gorontalo
1.040.164
11.257,07
92
29
Sulawesi Barat
1.158.651
16.787,18
69
30
Maluku
1.533.506
46.914,03
33
31
Maluku Utara
1.038.087
31.982,50
32
32
Papua Barat
760.422
97.024,27
8
33
Papua
2.833.381
319.036,05
9

INDONESIA
237.641.326
1.910.931,32
124

Sumber: BPS 2010


Dari tabel tersebut diketahui bahwa kepadatan penduduk antarprovinsi di Indonesia tidak merata. Provinsi-provinsi yang ada di Jawa tampak lebih padat dibandingkan dengan provinsi-provinsi yang berada di luar Jawa.

Pada tabel di atas terdapat kolom kepadatan penduduk. Tahukah kalian apa itu kepadatan penduduk?
Tentunya kalian mengetahui bahwa kepadatan penduduk adalah banyaknya penduduk tiap satu kilometer persegi luas wilayah.
Ada dua jenis kepadatan penduduk, yaitu kepadatan penduduk aritmatik dan kepadatan penduduk agraris.
a.     Kepadatan penduduk aritmetika adalah jumlah penduduk rata-rata yang menempati wilayah seluas 1 km2.
Rumus kepadatan artimatika adalah:
Kepadatan penduduk aritmetika =

b.     Kepadatan penduduk agraris adalah banyaknya penduduk dibagi luas lahan pertanian.
Rumus untuk menghitung kepadatan penduduk agraris adalah sebagai berikut.
Kepadatan penduduk agraris =

Jumlah penduduk Indonesia cukup besar dan pertumbuhannya pun relatif besar. Akan tetapi sebarannya kurang merata. Kita bisa lihat bahwa sebagian besar terkonsentrasi di Pulau Jawa. Lihatlah hasil sensus 2010, bahwa sekitar 57,5% penduduk Indonesia tinggal di Jawa yang luasnya hanya sekitar 7% dari luas seluruh wilayah daratan Indonesia.
Demikian halnya dengan kepadatan antarprovinsi yang begitu tidak seimbang. Kita lihat provinsi yang terpadat penduduknya, yaitu DKI Jakarta dengan kepadatan 14.469 jiwa/km2. Sementara itu Papua Barat kepadatan penduduknya 8 jiwa/km2.

Sebaran penduduk menurut pulau-pulau besar adalah: pulau Sumatra yang luasnya 25,2 persen dari luas seluruh wilayah Indonesia dihuni oleh 21,3 persen penduduk, Jawa yang luasnya 6,8 persen dihuni oleh 57,5 persen penduduk, Kalimantan yang luasnya 28,5 persen dihuni oleh 5,8 persen penduduk, Sulawesi yang luasnya 9,9 persen dihuni oleh 7,3 persen penduduk, Maluku yang luasnya 4,1 persen dihuni oleh 1,1 persen penduduk, dan Papua yang luasnya 21,8 persen dihuni oleh 1,5 persen penduduk.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kepadatan penduduk adalah:
a.     Faktor lingkungan yang menguntungkan, seperti kesuburan tanah, iklim.
b.     Faktor historis, pusat-pusat kegiatan penduduk pada zaman dulu.
c.     Faktor sosio-kultural, kebudayaan atau adat istiadat daerah.

Kepadatan penduduk di Indonesia lebih terkonsentrasi tinggi di daerah Pulau Jawa. Ada beberapa penyebab kepadatan tersebut yaitu:
a.     Tingginya tingkat pertumbuhan penduduk,
b.     Banyaknya migrasi nasional dari pulau lain ke Pulau Jawa, yang umumnya bertujuan untuk mencari penghidupan yang lebih baik.
c.     Kesadaran untuk ber-transmigrasi masih rendah,
d.     Tinjauan historis, kerajaan-kerajaan besar zaman dahulu (yang memiliki kejayaan besar) ada di Pulau Jawa, sehingga pusat kegiatan penduduk ada di daerah tersebut.

Jumlah penduduk Indonesia sangat besar. Jumlahnya terus bertambah dari tahun ke tahun sehingga diperlukan ketersediaan pangan dan lapangan kerja. Masalahnya laju pertambahan penduduk tersebut tidak diimbangi dengan peningkatan jumlah lapangan kerja sehingga sebagian penduduk menganggur. Penduduk Indonesia juga tidak merata karena lebih banyak tinggal di Jawa sehingga banyak permasalahan sosial di Jawa dan terhambatnya pembangunan di luar Jawa karena kekurangan penduduk atau sumber daya manusia. Bagaimana sikap kamu terhadap permasalahan tersebut? Bagaimana upaya yang dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut?”

Berikut ini diuraikan dampak sebaran penduduk yang tidak merata
a.     Dari aspek sosial: jika lapangan pekerjaan berkurang, maka pengangguran akan meningkat, hal ini akan meningkatkan kejahatan.
b.     Dari aspek ekonomi: pendapatan per kapita berkurang sehingga daya beli masyarakat menurun. Akibatnya, lapangan kerja menjadi berkurang dan pengangguran makin meningkat.
c.     Aspek budaya: karena penduduk memusat di kota-kota besar memunculkan kehidupan yang bersifat paradoks dan menjadi bagian dari krisis bangsa yang multidimensial. Kondisi yang paradoks itu antara lain berupa masuknya budaya sekuler kedalam kehidupan bangsa Indonesia yang religius dan spiritualis sehingga muncul gaya hidup modern yang materialistik, individualistik, liberalis, dan hedonis.
d.     Aspek politik: sebaran penduduk yang tidak merata sering menimbulkan ketidakadilan antardaerah sehingga kadang memunculkan konflik.

Cara mengatasi mengatasi masalah sebaran penduduk yang tidak merata di Indonesia, antara lain sebagai berikut.
a.     Dari aspek sosial, pemberian penyuluhan kepada masyarakat untuk ikut membangun daerahnya sehingga tidak melakukan urbanisasi.
b.     Dari aspek ekonomi, penciptaan lapangan kerja di daerah-daerah yang jarang penduduknya dan daerah pedesaan.
c.     Dari aspek budaya, mendidik untuk mencintai budaya agar nilai budaya daerah tetap dipertahankan.
d.     Dari aspek politik, adanya kebijakan tentang urbanisasi.

  1. Komposisi Penduduk
Perhatikan keadaan penduduk di sekitarmu! Kalau kalian perhatikan, antara penduduk satu dan penduduk lainnya memiliki berbagai perbedaan. Kita dapat mengelompokkan penduduk dari sisi umur, jenis kelamin, pendidikan, agama, pekerjaan, dan lain-lain. Pengelompokan tersebut dinamakan komposisi penduduk.
Dari uraian tersebut, dapatkah kalian merumuskan definisi tentang komposisi penduduk?
Komposisi penduduk adalah pengelompokan penduduk berdasarkan kriteria tertentu.
Salah satu pengelompokan penduduk adalah berdasarkan umur dan jenis kelamin. Pengelompokan tersebut dapat dibuat grafik yang disebut sebagai piramida penduduk.
Piramida penduduk dapat digunakan untuk:
a.     mengetahui pertumbuhan penduduk suatu daerah atau negara,
b.     mengetahui jumlah penduduk laki-laki dan perempuan,
c.     mengetahui golongan penduduk menurut umur,
d.     mengetahui golongan produktif dan tidak produktif sehingga diketahui angka ketergantungan.

Cara menggambar grafik piramida penduduk adalah sebagai berikut.
a.     Buatlah garis datar sebagai alas dari piramida!
b.     Bagilah dua garis tersebut sama lebar!
c.     Tentukan titik 0 di bagian tengah, sebelah kiri titik 0 untuk penduduk laki-laki dan sebelah kanan titik 0 untuk penduduk perempuan!
d.     Bagilah dengan skala 1 cm atau 0,5 cm pada garis datar tersebut yang berfungsi menunjukkan jumlah penduduk!
e.     Buatlah garis sumbu tegak lurus melalui titik 0 pada garis datar, dan bagi pula skalanya sesuai dengan garis datar tersebut!
f.      Sumbu piramida menunjukkan pengelompokan umur penduduk.
g.     Masukkan data sesuai dengan jumlah kelompok umur masing-masing dimulai dari alas piramida!
h.     Alas piramida menunjukkan umur paling rendah (biasanya interval 5) diikuti kelompok umur berikutnya.

Jenis piramida penduduk
a.     Piramida penduduk muda (expansive)
Bentuk piramida penduduk muda bagian atasnya besar, makin ke puncak makin sempit sehingga berbentuk limas. Hal ini menggambarkan bahwa penduduk dalam keadaan tumbuh, jumlah kelahiran lebih besar daripada jumlah kematian.
b.     Piramida penduduk tetap/stationer (stabil)
Bentuk piramida ini di bagian atas dan bagian puncak hampir sama sehingga berbentuk seperti granat. Hal ini menggambarkan bahwa angka kelahiran seimbang dengan angka kematian. Jumlah penduduk usia muda hampir sama dengan usia dewasa.
c.     Piramida penduduk tua (constrictive)
Bentuk piramida ini di bagian bawah kecil dan di bagian atas besar sehingga berbentuk seperti batu nisan. Hal ini menggambarkan penurunan angka kelahiran lebih pesat daripada angka kematian, sehingga jumlah penduduk usia muda lebih sedikit dibandingkan dengan usia dewasa, jumlah penduduk mengalami penurunan.
  1. Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk adalah keseimbangan dinamis antara kekuatan yang menambah dan kekuatan yang mengurangi jumlah penduduk. Ada beberapa faktor yang memengaruhi pertumbuhan penduduk, yakni kelahiran, kematian, dan migrasi. Kelahiran dan kematian disebut faktor alami, sedangkan migrasi disebut faktor nonalami. Kelahiran bersifat menambah, sedangkan kematian bersifat mengurangi jumlah penduduk. Migrasi yang bersifat menambah disebut migrasi masuk (imigrasi), sedangkan migrasi yang bersifat mengurangi disebut migrasi keluar (emigrasi).
Cara menghitung pertumbuhan penduduk adalah sebagai berikut.
a.   Pertumbuhan Alami
Pertumbuhan penduduk dikatakan alami karena penduduk tumbuh hanya dihitung dari penduduk yang lahir dikurangi yang mati, sehingga muncul rumus:
Pertumbuhan penduduk alami (natural population increase), adalah pertumbuhan penduduk yang diperoleh dari selisih jumlah kelahiran dengan jumlah kematian.
Rumus untuk menghitung pertumbuhan penduduk alami adalah:
Pa = (L – M)
Keterangan:
Pa = Pertumbuhan penduduk alami
L = jumlah kelahiran per tahun
M = jumlah kematian per tahun

b.   Pertumbuhan Penduduk Migrasi
Pertumbuhan penduduk migrasi adalah pertumbuhan penduduk yang diperoleh dari selisih jumlah migrasi masuk (imigrasi) dan jumlah migrasi keluar (emigrasi).
Hal ini dapat dihitung dengan rumus:
Pm = (IE)
Keterangan:
Pm =  Pertumbuhan penduduk migrasi
I = jumlah migrasi masuk per tahun
E = jumlah migrasi keluar per tahun

c.   Pertumbuhan Penduduk Total
Pertumbuhan penduduk total (Total Population Growth) adalah pertumbuhan penduduk yang dihitung dari selisih jumlah kelahiran dengan jumlah kematian ditambah dengan selisih jumlah imigrasi dengan jumlah emigrasi.
Hal ini dapat dihitung dengan rumus:
P = (L – M) + ( I – E)
Keterangan:
P = Pertumbuhan penduduk total
L = Jumlah kelahiran per tahun
M = Jumlah kematian per tahun
I = Jumlah imigran (penduduk yang masuk ke suatu negara/wilayah untuk menetap) per tahun
E = Jumlah emigran (penduduk yang meninggalkan/pindah ke wilayah/negara lain) per tahun.


Penduduk Indonesia terus bertambah dari waktu ke waktu. Berikut ini tabel jumlah penduduk berdasarkan sensus yang dilaksanakan di Indonesia.
No.
Tahun Sensus
Jumlah Penduduk (jiwa)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
1930
1961
1971
1980
1990
2000
2010
60,7 juta
97,1 juta
119,2 juta
146,9 juta
178,6 juta
205,1 juta
237,6 juta

Laju Pertumbuhan Penduduk Indonesia Tahun 1971-2010 (Persen)

Periode
1971-1980
1980-1990
1990-2000
2000-2010
Laju Pertumbuhan
2,30
1,97
1,49
1,49

Jumlah penduduk Indonesia tiap provinsi berdasarkan sensus 2010 dapat dilihat pada tabel berikut ini.
No
Provinsi
Jumlah Penduduk
Jumlah
Laki-laki
Perempuan
1
Aceh
2,248,952
2,245,458
4,494,410
2
Sumatera Utara
6,483,354
6,498,850
12,982,204
3
Sumatera Barat
2,404,377
2,442,532
4,846,909
4
Riau
2,853,168
2,685,199
5,538,367
5
Jambi
1,581,110
1,511,155
3,092,265
6
Sumatera Selatan
3,792,647
3,657,747
7,450,394
7
Bengkulu
877,159
838,359
1,715,518
8
Lampung
3,916,622
3,691,783
7,608,405
9
Kepulauan Bangka Belitung
635,094
588,202
1,223,296
10
Kepulauan Riau
862,144
817,019
1,679,163
11
Dki Jakarta
4,870,938
4,736,849
9,607,787
12
Jawa Barat
21,907,040
21,146,692
43,053,732
13
Jawa Tengah
16,091,112
16,291,545
32,382,657
14
D I Yogyakarta
1,708,910
1,748,581
3,457,491
15
Jawa Timur
18,503,516
18,973,241
37,476,757
16
Banten
5,439,148
5,193,018
10,632,166
17
Bali
1,961,348
1,929,409
3,890,757
18
Nusa Tenggara Barat
2,183,646
2,316,566
4,500,212
19
Nusa Tenggara Timur
2,326,487
2,357,340
4,683,827
20
Kalimantan Barat
2,246,903
2,149,080
4,395,983
21
Kalimantan Tengah
1,153,743
1,058,346
2,212,089
22
Kalimantan Selatan
1,836,210
1,790,406
3,626,616
23
Kalimantan Timur
1,871,690
1,681,453
3,553,143
24
Sulawesi Utara
1,159,903
1,110,693
2,270,596
25
Sulawesi Tengah
1,350,844
1,284,165
2,635,009
26
Sulawesi Selatan
3,924,431
4,110,345
8,034,776
27
Sulawesi Tenggara
1,121,826
1,110,760
2,232,586
28
Gorontalo
521,914
518,250
1,040,164
29
Sulawesi Barat
581,526
577,125
1,158,651
30
Maluku
775,477
758,029
1,533,506
31
Maluku Utara
531,393
506,694
1,038,087
32
Papua Barat
402,398
358,024
760,422
33
Papua
1,505,883
1,327,498
2,833,381
Jumlah
119,630,913
118,010,413
237,641,326
  1. Kualitas Penduduk
Mutu atau kualitas sumber daya manusia tercermin dari tingkat pendidikan, tingkat kesehatan, dan pendapatan.
a.   Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan penduduk Indonesia kebanyakan masih rendah bila dibandingkan dengan negara-negara maju.
Ada beberapa hal yang menyebabkan rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia, antara lain sebagai berikut.
1)   Di daerah terpencil, keinginan orang tua untuk menyekolahkan anak-anaknya masih rendah.
2)   Kemampuan ekonomi orang tua untuk membiayai pendidikan anak-anaknya rendah.
3)   Banyaknya anak putus sekolah (drop out).
4)   Rendahnya pelayanan pendidikan terutama di daerah-daerah terpencil akibat kurangnya guru dan fasilitas pendidikan.

Upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan, antara lain:
membangun sekolah-sekolah baru,
1)   meningkatkan kualitas guru,
2)   mencanangkan program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun (Wajardikdas 9 tahun),
3)   menyempurnakan kurikulum,
4)   mengadakan perbaikan dan penambahan alat-alat praktik, laboratorium, perpustakaan, dan buku-buku pelajaran.
b.   Tingkat Kesehatan
Kualitas penduduk suatu negara salah satunya juga ditinjau dari tingkat kesehatan. Tingkat kesehatan penduduk di suatu negara dapat dilihat dari berbagai indikator, antara lain angka kematian bayi dan balita serta angka harapan hidup.
Dari berbagai indikator tersebut diketahui bahwa tingkat kesehatan penduduk Indonesia relatif rendah.
Upaya yang ditempuh untuk meningkatkan tingkat kesehatan penduduk Indonesia antara lain sebagai berikut.
1)   Meningkatkan mutu dan wilayah jangkauan pelayanan kesehatan ibu dan anak serta meningkatkan peranserta masyarakat melalui pendekatan pos pelayanan terpadu (Posyandu)
2)   Memperkenalkan usaha kesehatan sekolah guna meningkatkan kemampuan hidup sehat dan lingkungan sehat.
3)   Meningkatkan pelayanan kesehatan antara lain dengan membebaskan biaya kesehatan bagi penduduk kurang mampu.
4)   Pemberantasan penyakit menular.
5)   Mengadakan imunisasi.
6)   Program penyediaan air bersih dan perbaikan sanitasi lingkungan.
c.   Pendapatan
Besar kecilnya pendapatan akan mempengaruhi taraf kehidupan manusia, terutama yang berkaitan dengan kualitas manusia itu sendiri. Taraf hidup suatu bangsa dipengaruhi oleh besarnya pendapatan per kapita. Sedangkan besar kecilnya pendapatan per kapita dipengaruhi oleh besar kecilnya pendapatan nasional “Gross National Product” (GNP).
Untuk menghitung pendapatan perkapita digunakan rumus:
 



PI   =          pendapatan per kapita
GNP           =          pendapatan negara dalam 1 tahun (Gross National Products)
P    =          jumlah penduduk (population)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar