1. Perubahan Ruang
dan Interaksi Antarruang Akibat Faktor Alam
Perubahan ruang dan interaksi antarruang dapat diakibatkan oleh faktor alam.
Yang sering menyebabkan perubahan tersebut adalah adanya bencana alam.
Dalam beberapa tahun terakhir, negara-negara Asia Tenggara sering kali
dilanda bencana alam. Angin topan Haiyan yang melanda Filipina pada 8 November
bahkan disebut angin topan terdahsyat sepanjang tahun 2013. Angin topan itu
menewaskan lebih dari 6.000 orang di Filipina. Menghadapi bencana alam yang
bertubi-tubi, negara-negara Asia Tenggara telah meningkatkan perbaikan
mekanisme peringatan dini dan tindakan pencegahan lainnya.
Indonesia adalah salah satu negara Asia Tenggara yang paling sering dilanda
bencana alam. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Indonesia
termasuk negara rawan bencana gempa bumi, tsunami dan ledakan gunung berapi
karena terletak di antara tiga lempeng yaitu Euro-Asia, Pasifik, dan
Indo-Australia. Indonesia saat ini telah membentuk mekanisme tanggap darurat
untuk menghadapi bencana alam. Indonesia juga telah menyempurnakan mekanisme
peringatan dini tsunami setelah bencana tsunami pada akhir tahun 2004 yang
merenggut 230 ribu jiwa.
Thailand juga mengalami bencana tsunami pada tahun 2004. Bagian selatan
negeri ini sering menghadapi ancaman tsunami dan angin topan. Thailand
mengalami bencana banjir dahsyat pada tahun 2011, sehingga lebih dari separuh
wilayahnya tergenang air.
Forum Kawasan ASEAN setiap dua tahun menggelar latihan penanggulangan bencana
yang melibatkan semua negara anggota. Latihan serupa dianggap semua negara
ASEAN sebagai latihan yang memiliki arti signifikan.
Berikut ini faktor alam yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan ruang
dan interaksi antarruang.
a. Pengaruh Iklim
Wilayah
Asia Tenggara terdapat iklim hujan tropik dan iklim subtropik basah. Iklim
hujan tropik yang meliputi wilayah Laos, Kampuchea, sebagian wilayah Vietnam,
Thailand, Myanmar, dan Indonesia. Curah hujan di kawasan Asia Tenggara di
pengaruhi oleh angin muson, sistem angin, keberadaan pegunungan. Angin muson
terbagi menjadi dua, yaitu:
1) Angin muson barat adalah angin yang mengalir
dari Benua Asia (musim dingin) ke Benua Australia (musim panas) dan mengandung
curah hujan yang banyak di Indonesia bagian Barat, hal ini disebabkan karena
angin melewati tempat yang luas, seperti perairan dan samudra. Contoh perairan
dan samudra yang dilewati adalah Laut China Selatan dan Samudra Hindia. Angin
Musim Barat.menyebabkan Indonesia mengalami musim hujan
2) Angin muson timur adalah angin yang mengalir
dari Benua Australia (musim dingin) ke Benua Asia (musim panas) sedikit curah
hujan (kemarau) di Indonesia bagian Timur karena angin melewati celah-celah
sempit dan berbagai gurun (Gibson, Australia Besar, dan Victoria). Ini yang
menyebabkan indonesia mengalami musim kemarau
Sistem
angin berkaitan dengan keadaan udara suatu wilayah. Sistem angin di kawasan
Asia Tenggara dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Angin bertiup dari daerah bertekanan tinggi
ke daerah bertekanan rendah.
2) Apabila udara bertambah panas, udara akan
mengembang sehingga tekanannya rendah.
3) Apabila udara bertambah dingin, udara menjadi
berat sehingga tekanannya tinggi.
4) Terjadi angin muson timur laut dan muson
barat daya.
5) Angin topan bertiup di Filipina dan Vietnam
pada bulan Juni-November.
6) Angin yang bertiup dari samudra Pasifik ke
barat menyebabkan hujan lebat di Filipina utara dan pantai Vietnam.
Beberapa
contoh bencana yang terjadi di Asia Tenggara akibat pengaruh iklim adalah
sebagai berikut.
1) Topan Nargis di Myanmar
Siklon Nargis atau juga dikenali sebagai Very Severe Cyclonic Storm Nargis merupakan sebuah siklon tropika
kencang yang bertemu daratan di Myanmar. Pada tanggal 2 Mei 2008 angin ini
telah memorak-porandakan lima wilayah di Myanmar. Wilayah tersebut adalah
Yangon, Irawaddy, Bago, Karen, dan Mon. Topan Nargis merupakan badai tropika
pertama yang melanda Myanmar sejak Badai Mala menemui daratan pada tahun 2006.
Akibat bencana ini rumah penduduk, pertokoan, dan fasilitas umum rusak parah.
Badai ini juga menyebabkan tanah longsor dan melumpuhkan pusat tenaga listrik.
Badai topan nargis ini merupakan badai topan tropis yang terparah di Asia.
Akibat
dari Topan Nargis (Sumber: http://food.detik.com/read/2014/02/19/165851/2502455/4/3/)
2) Topan Ketsana
Badai Ketsana adalah badai tropis yang berhembus dengan kecepatan 85
km/jam. Badai tropis Ketsana yang terjadi pada September 2009 telah menewaskan
sedikitnya 362 orang di beberapa negara Asia Tenggara. Ketsana meninggalkan
banjir bandang terburuk di Filipina selama 40 tahun terakhir, bencana longsor
di Vietnam, dan menghancurkan pedesaan di Kamboja. Badai mereda saat mencapai Laos, Rabu 30 September 2009.
3) Banjir di Malaysia
Malaysia terdiri atas dua bagian, yaitu Malaysia Barat dan Malaysia Timur.
Malaysia Barat terletak di Semenanjung Malaka. Malaysia Timur bergabung dengan
Pulau Kalimantan. Malaysia merupakan salah satu negara yang sering dilanda
banjir. Penyebab utama banjir di Malaysia adalah bertiupnya angin muson yang terjadi
setiap bulan November hingga Februari. Pada tahun 2006 Malaysia banjir yang
merupakan banjir terburuk di Malaysia abad ini. Banjir ini juga melanda
beberapa negara bagian seperti Pahang, Melaka dan Negeri Sembilan.
Banjir
di Malaysia (Sumber: http://news.detik.com/internasional/2785257/banjir-melanda-malaysia-lebih-dari-20-ribu-orang-mengungsi)
4) La
Nina dan El
Nino
La Nina adalah proses mendinginnya suhu permukaan air laut di bawah
rata-rata pada kawasan Pasifik Timur dan
tengah di sekitar khatulistiwa. Oleh karena itu gejala alam ini membawa
pengaruh cuaca basah. Gejala La Nina ditandai dengan tetap tingginya curah
hujan pada tempat tertentu pada saat seharusnya curah hujan sudah mulai
menurun. Gejala La Nina dapat menyebabkan hujan lebat, badai tropis, dan
banjir. Sementara El Nino merupakan
gejala kebalikan dari La Nina. El Nino adalah gejala menghangatnya temperatur
permukaan air laut di atas rata-rata pada kawasan Pasifik Timur dan tengah.
Daerah yang dilanda El Nino biasanya ditandai dengan panas yang tidak normal
yang mengganggu pola curah hujan dan angin. Gejala El Nino menyebabkan beberapa
kawasan dilanda kekeringan. La Nina dan El Nino saling berhubungan satu sama
lain meskipun memiliki dampak berlawanan. Kawasan yang dilanda kekeringan pada
saat gejala El Nino akan mengalami banyak curah hujan saat terjadi La Nina.
Daerah yang paling merasakan akibat
La Nina dan El Nino adalah
negara-negara yang berhadapan
langsung dengan perairan Pasifik.
Pada bulan Mei 2016, kekeringan yang menyebabkan kekurangan air dan cuaca
panas ekstrem melanda Asia Tenggara, dipicu oleh El Nino. Beberapa negara di
Asia Tenggara mulai kesulitan memenuhi kebutuhan air, berdampak pada hasil
pertanian warga.
Thailand, Laos, dan Kamboja, mengalami panas tertinggi yang pernah dialami
negara itu, mencapai 44,6 derajat Celcius, berdasarkan data badan cuaca Weather
Underground. Singapura juga demikian, didera temperatur tinggi. Sementara di
Malaysia, danau-danau mulai mengering dan hasil pertanian menyusut.
b. Pengaruh
Geologis
Asia
Tenggara terletak pada pertemuan lempeng-lempeng geologi, dengan aktivitas
kegempaan (seismik) dan gunung berapi (vulkanik) yang tinggi. Sementara Asia
Tenggara Daratan relatif stabil, dan merupakan daratan tua, Asia Tenggara
Maritim sangatlah dinamik karena di sana bertemu dua lempeng benua besar:
lempeng Indo-Australia dan lempeng Eurasia, ditambah dengan lempeng Filipina
yang lebih kecil. Tiga pulau besar di Indonesia: Sumatra, Jawa, dan Kalimantan
baru terpisah dari benua Asia sekitar 10 ribu tahun yang lalu akibat naiknya
muka air laut karena usainya Zaman Es terakhir. Pulau Papua secara geologi
termasuk dalam benua Australia, yang juga terpisah karena peristiwa yang sama.
Kedua lempeng besar itu bertemu pada busur cekungan yang memanjang ke selatan
dari Teluk Benggala di barat Myanmar, dan Thailand, terus menuju sisi barat
Sumatra, lalu membelok ke timur membentuk Palung Jawa yang memanjang di selatan
Jawa dan Kepulauan Nusa Tenggara. Akibatnya gempa bumi sering terjadi di
daerah-daerah sekitarnya, seperti Gempa bumi Samudra Hindia 2004. Desakan
lempeng Indo-Australia mengangkat permukaan pulau-pulau yang ada di dekatnya,
sehingga terbentuklah deretan gunung berapi aktif. Pulau Jawa adalah pulau
dengan cacah gunung berapi terbanyak di dunia. Gunung Kerinci adalah gunung
berapi tertinggi di Asia Tenggara. Di sebelah timur Filipina terdapat pula
Palung Mindanao, dan Palung Mariana yang merupakan pertemuan antara lempeng
Filipina, dan lempeng Pasifik. Di Filipina juga terdapat aktivitas
kegunungapian yang tinggi.
Puncak
tertinggi yang berada di Gunung Kinabalu (4.101 m; Kalimantan) dan Puncak Jaya
di Pulau Papua, Indonesia (5.030 m).
c. Pengaruh
Sebaran Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia
1) Sumber Daya Alam di Negara-negara ASEAN
Berbagai sumber daya alam yang ada di Asia
Tenggara, antara lain sebagai berikut.
a) Hutan
Lebih dari 50% kawasan Asia Tenggara ditumbuhi hutan. Hutan menghasilkan
berbagai jenis kayu. Hutan di Asia Tenggara terdiri atas beberapa jenis, antara
lain hutan hujan tropis (khatulistiwa), hutan monsun tropis, hutan belukar,
hutan pantai, dan hutan rawa. Sebagian besar jenis hutan yang tumbuh adalah
hutan hujan tropis.
Hutan hujan tropis memiliki ciri sebagai berikut.
(1) Daunnya hijau sepanjang tahun.
(2) Jarak antarpohon rapat dan tutupan daun tebal.
(3) Terdapat lapisan-lapisan jenis tumbuhan.
(4) Tumbuh-tumbuhan bawah jarang ditemui.
(5) Banyak
tumbuhan parasit dan menjalar.
Hutan hujan tropis di Asia Tenggara sebagian besar terletak di
semenanjung Malaya dan Indonesia. Di Indonesia terletak hampir di setiap pulau
besar seperti Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi atau disebut juga Sunda Besar (Sundaland).
Selain itu ditemukan juga di wilayah Filipina.
Di bagian semenanjung, hutan hujan tropis meliputi wilayah Malaysia,
Kamboja, Laos, Vietnam, Myanmar, dan
Thailand.
b) Pertanian
Di negara-negara Asia Tenggara, kecuali Singapura, Brunei Darussalam, dan
Malaysia, lebih dari 50% penduduk bekerja di bidang pertanian. Jenis tanaman
yang diusahakan dibedakan menjadi tanaman pangan dan tanaman perdagangan.
(1) Pertanian
Tanaman Pangan
Tanaman pangan yang utama adalah padi. Padi ditanam di
seluruh negara di Asia Tenggara, kecuali Singapura. Negara penghasil padi yang
utama, yaitu Indonesia, Thailand, Myanmar, dan Vietnam. Bahkan, hasil padi dari
Thailand, Myanmar, dan Vietnam.
Penanaman padi banyak dilakukan di kawasan Asia Tenggara
karena faktor sebagai berikut.
(a) Terdapat banyak
dataran rendah yang rata seperti lembah sungai, delta, dan dataran pantai.
(b) Curah hujan
tahunan 1.500–3.000 mm.
(c) Suhu udara tinggi
(25–30°C).
(d) Jenis tanahnya adalah
aluvial dan bahan gunungapi yang subur.
(e) Pengairan cukup
mudah.
(f) Tersedia banyak
tenaga kerja.
(2) Pertanian
Tanaman Perdagangan
Tanaman perdagangan utama di kawasan Asia Tenggara adalah
karet dan kelapa sawit. Kedua jenis tanaman ini banyak diusahakan di negara
Indonesia, Malaysia, dan Thailand. Sebagian besar karet dunia dihasilkan dari
ketiga negara tersebut.
Asia Tenggara memasok lebih dari 70% kebutuhan kelapa sawit
dunia. Negara yang menghasilkan banyak kelapa sawit adalah Malaysia dan
Indonesia. Kelapa sawit banyak ditanam di daerah Semenanjung Malaysia dan Sabah
(Malaysia) serta Kalimantan dan Sumatra (Indonesia).
Tanaman perdagangan yang lain adalah tebu, kelapa, teh,
abaka, dan jute. Kawasan Asia Tenggara menghasilkan sekitar 80% gula dunia.
Negara Filipina adalah penghasil gula terbesar di Asia Tenggara. Daerah utama
penghasil tebu adalah Dataran Tengah Luzon dan Kepulauan Visayan (Negros, Pane,
dan Cebu) di Filipina dan Indonesia (Jawa, Kalimantan, dan Sumatra). Teh tumbuh
subur di dataran tinggi yang berhawa sejuk dan cukup air. Teh banyak dihasilkan
di Dataran Tinggi Cameron (Malaysia) dan Priangan (Jawa, Indonesia).
Kelapa tumbuh subur di daerah pantai yang panas dan lembap
sepanjang tahun. Filipina adalah penghasil terbesar kelapa di Asia Tenggara.
Kelapa banyak dihasilkan dari Kepulauan Visayan (Pulau Samar dan Cebu) di
Filipina dan pantai barat Sumatra (Indonesia). Cebu menjadi pusat pengumpulan
dan pemrosesan kopra (kelapa kering) yang utama.
Filipina menghasilkan abaka dalam jumlah besar di Asia
Tenggara. Serat abaka digunakan untuk membuat tali. Jute tumbuh subur di daerah
delta berawa di muara Sungai Irrawady, Myanmar. Serat jute banyak digunakan
untuk membuat karung goni.
Kawasan Asia Tenggara menghasilkan berbagai bahan tambang. Bahan tambang
dapat dibedakan menjadi jenis logam, nonlogam, dan bahan bakar.
(1) Bahan Tambang
Logam
Bahan tambang logam yang dihasilkan dari kawasan Asia
Tenggara antara lain bijih timah, bijih besi, tembaga, emas, wolfram/tungsten,
bauksit, kuprum, kromium, dan nikel.
(2) Bahan Tambang
Nonlogam
Jenis bahan tambang nonlogam seperti batu permata dan garam
batu dihasilkan dari kawasan Asia Tenggara.
Daerah-daerah penghasil bahan tambang logam dan nonlogam dapat kamu lihat
pada tabel berikut ini.
Tabel Daerah Penghasil Bahan Tambang Logam dan Nonlogam
No.
|
Jenis Bahan Tambang
|
Daerah Penghasil
|
1
|
Bahan Tambang Logam
a. Bijih timah
|
• Pulau Bangka dan Singkep (Indonesia, penghasil
timah terbesar dunia)
• Lembah Kinta dan Klang (Malaysia)
• Pulau Phuket dan Ranong (Thailand)
• Meiktila, Mawchi, Tavong, dan Mergui (Myanmar)
|
b. Bijih besi
|
• Taunggyi di Dataran Tinggi Shan (Myanmar)
• Nakhon Sawan dan Lopburi (Thailand)
• Pulau Luzon (Filipina)
|
|
c. Bauksit
|
• Pulau Bintan (Indonesia)
• Teluk Ramunsa (Malaysia)
|
|
d. Emas
|
• Bau (Malaysia)
• Bontoc dan Banguio (Filipina)
• Tembagapura (Indonesia)
|
|
e. Kromium
|
Pegunungan Zambeles (Filipina, penghasil kromium
terbesar
di dunia)
|
|
f. Nikel
|
• Saroko, Sulawesi (Indonesia)
• Pulau Mindanao (Filipina)
|
|
g. Tembaga
|
• Tembagapura (Indonesia)
• Mamut (Malaysia)
• Toledo (Cebu) dan Zamboanya (Filipina)
|
|
2
|
Bahan Tambang Nonlogam
a. Batu permata
|
• Dataran Tinggi Shan (Myanmar)
• Martapura (Indonesia)
|
b. Garam batu
|
Dataran Tinggi Korat (Thailand)
|
d) Bahan Tambang Bahan Bakar
Jenis bahan tambang bahan bakar terdiri atas minyak bumi, gas alam, dan
batu bara. Ketiga jenis bahan bakar ini dihasilkan dari beberapa daerah di
kawasan Asia Tenggara. Daerah penghasil bahan bakar tambang tersebut dapat
dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel Bahan Tambang Bahan Bakar
No
|
Jenis Bahan Tambang
|
Daerah Penghasil
|
1
|
Minyak bumi
|
• Pangkalan Brandan, Pekanbaru, Jambi, Palembang,
Cepu, Tarakan, Balikpapan, Kandangan, dan Sorong (Indonesia).
• Pantai Ampa dan lepas Pantai Trengganu (Malaysia).
• Fang (Thailand).
• Miri (Brunei Darussalam).
• Chauk dan Yenang Yaung (Myanmar).
• Filipina.
|
2
|
Gas alam
|
• Sumatra, Kalimantan, dan Natuna (Indonesia).
• Lepas Pantai Kerteh dan Bintulu (Malaysia).
• Kuala Belait (Brunei Darussalam).
• Teluk Siam (Thailand).
|
3
|
Batu bara
|
Quang Yen (Vietnam, tambang batu bara antrasit
terbesar di Asia Tenggara).
|
2) Sumber Daya Manusia Negara Asia Tenggara
a) Jumlah Penduduk di Kawasan Asia Tenggara
Berdasarkan data dari 2018 World
Population Data Sheet yang dikeluarkan oleh Population Reference Bureau,
Pada pertengahan tahun 2018 jumlah penduduk di Asia Tenggara berjumlah 649,9
juta jiwa. Jumlah tersebut tersebar di 11 negara sebagai berikut.
No.
|
Nama Negara
|
Jumlah Penduduk
(dalam juta jiwa)
|
Luas Wilayah (dalam
km2)
|
Kepadatan Penduduk
(dalam jiwa/km2)
|
1
|
Indonesia
|
265,2
|
1.904.569
|
139
|
2
|
Malaysia
|
32,5
|
329.847
|
99
|
3
|
Thailand
|
66,2
|
513.120
|
129
|
4
|
Filipina
|
107
|
300.000
|
357
|
5
|
Singapura
|
5,8
|
697
|
8321
|
6
|
Brunei Darussalam
|
0,4
|
5.765
|
69
|
7
|
Vietnam
|
94,7
|
331.210
|
286
|
8
|
Laos
|
7
|
236.800
|
30
|
9
|
Myanmar
|
53,9
|
676.578
|
80
|
10
|
Kamboja
|
16
|
181.035
|
88
|
11
|
Timor Leste
|
1,2
|
15.410
|
78
|
|
Jumlah
|
649,9
|
4.495.031
|
145
|
Sumber: 2018 World Population Data Sheet
Dari data di atas terlihat bahwa Singapura merupakan negara terpadat
penduduknya sedangkan Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk
terbesar di Asia Tenggara.
b) Persebaran Penduduk di Kawasan Asia Tenggara
Penduduk di Asia Tenggara tersebar di 11 negara. Sebagian besar (52%)
penduduk Asia Tenggara tinggal di daerah pedesaan, sedangkan 48% tinggal di
perkotaan. Penduduk di Singapura 100% penduduknya tinggal di perkotaan karena
negara ini merupakan negara kota. Berikut secara berturut-turut persentase
penduduk Asia Tenggara yang tinggal di daerah perkotaan: Singapura (100%),
Brunei Darussalam (77%), Malaysia (75%), Indonesia (54%), Thailand (50%),
Filipina (44%), Laos (39%), Myanmar (34%), Vietnam (34%), Timor Leste (33%),
dan Kamboja (21%).
c) Suku Bangsa di Asia Tenggara
Menurut A. L Kroeber, suku bangsa yang tinggal di kawasan Asia Tenggara
merupakan keturunan dari dua ras, yaitu sebagai berikut.
(1) Ras Negroid yang menempati Semenanjung Melayu
dan wilayah Negara Filipina.
(2) Ras Mongoloid, yang menempati Kepulauan
Indonesia, Malaysia, dan Filipina.
Ras Mongoloid yang ada di Indonesia dibedakan menjadi dua,
yaitu:
(a) Proto Melayu
(Melayu Tua), yang menurunkan suku Batak, Dayak, dan Toraja;
(b) Deutro Melayu
(Melayu Muda), yang menurunkan suku Bali, Jawa, dan Minangkabau.
Adapun suku-suku yang menempati wilayah Asia Tenggara antara lain sebagai
berikut.
(1) Kamboja: suku Khmer (94%), Tionghoa (4%), suku
Vietnam (1%), lainnya (kebanyakan suku Cham) (1%).
(2) Laos: Lao Daratan Rendah (56%), Lao Theung
(34%), Lao Soung (10%)
(3) Myanmar: suku Burma (68%), Shan (9%), Karen
(6%), Rakhine (4%), lainnya (termasuk suku Tionghoa dan Indo-Arya) (13%).
(4) Thailand: suku Thai (75%), Tionghoa (14%), suku
Melayu (4%), Khmer (3%), lainnya (4%).
(5) Vietnam: suku Vietnam (88%), Tionghoa (4%),
Thai (2%), lainnya (6%).
(6) Brunei: Melayu (69%), Tionghoa (18%), suku
pribumi Brunei (6%), lainnya (7%).
(7) Filipina: Filipino (80%), Tionghoa (10%),
Indo-Arya (5%), bangsa Eropa dan Amerika (2%), Arab (1%), lainnya (2%).
(8) Indonesia: suku Jawa (41,7%), suku Sunda
(15,4%), suku Melayu (3,4%), suku Madura (3,3%), suku Batak (3.0%), suku
Minangkabau (2,7%), suku Betawi (2,5%), suku Bugis (2,5%), suku Banten (2,1%),
suku Banjar (1,7%), suku Bali (1,5%), suku Sasak (1,3%), suku Makassar (1,0%),
suku Cirebon (0,9%), suku Tionghoa (0,9%), suku Aceh (0,43%), suku Toraja
(0,37%), sisanya ratusan suku-suku kecil lainnya.
(9) Malaysia: Melayu dan Orang Asli (60%), Tionghoa
(30%), Tamil (6,4%), lainnya (2%).
(10) Singapura: Tionghoa (76%), Melayu (15%),
Indo-Arya (7%), lainnya (2%).
Berikut gambaran suku-suku dengan jumlah yang besar.
(1) Suku Khmer
Suku Khmer atau biasa disebut Kampuchea Krom merupakan suku
bangsa yang mendiami negara Kamboja dan populasi sekitar 245.000 orang yang
tersebar di beberapa wilayah di negara tersebut. Bahkan suku ini juga tersebar
di beberapa negara di Asia Tenggara. Suku ini berasal dari wilayah Delta Mekong
yang berada di Vietnam Selatan.
(2) Suku Cham
Suku Cham merupakan keturunan langsung dari Kerajaan Champa
pada abad ke-7 hingga 15 yang menguasai sebagian besar wilayah Vietnam. Suku
ini mendiami daerah antara Provinsi Kampong Cham di Kamboja dan daerah-daerah
lain di negara Vietnam, antaranya Phan Thiet, Phan Rang-Thap Cham, Ho Chi Minh
dan An Giang.
(3) Suku Karen
Suku Karen adalah suku yang memiliki jumlah anggota suku
terbesar di Thailand dengan jumlah sekitar 28 ribu orang, suku Karen
dikelilingi pegunungan dan dataran tinggi di bagian utara, dan tengah Thailand.
Rumah mereka terbuat dari bambu dan berbentuk panggung di mana bagian bawah
dari panggung digunakan untuk tempat tinggal hewan-hewan ternak. Di leher
wanita-wanita Suku Karen dipasang gelang logam berwarna keemasan. Gelang-gelang
ini fungsinya untuk membentuk leher dan kaki mereka agar lebih panjang, karena
menurut adat mereka, semakin panjang leher wanitanya maka mereka akan dianggap
semakin tampak cantik.
Wanita suku Karen (Sumber: http://assets.kompas.com/data/photo/2016/09/28/2338411DSCF8830780x390.JPG)
(4) Suku Thai
Suku Thai atau Suku Siam adalah kelompok suku terbesar di
Thailand. Bahasa Suku Thai berkerabat dengan keluarga Bahasa Tai-Kadai yang
tersebar di Tiongkok Selatan dan Asia Tenggara. Terdapat sekitar 30 sub-grup
suku Thai yang mendiami Thailand menurut daerahnya di Thailand Utara, Thailand
Tengah, Thailand Selatan dan Thailand Timur Laut. Istilah "Thai"
sebenarnya lebih bernuansa politis, yang menunjukkan identitas negara Thailand
moderen dimana di dalamnya terdiri dari gabungan berbagai budaya dan suku
bangsa.
Penari Suku Thai (Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Bangkok-1965-034_hg.jpg)
(5) Suku Melayu
Suku Melayu merupakan sebuah kelompok etnis dari
orang-orang Austronesia terutama yang menghuni Semenanjung Malaya, Sumatra
bagian timur, bagian selatan Thailand, pantai selatan Burma, pulau Singapura,
Borneo pesisir termasuk Brunei, Kalimantan Barat, dan Sarawak dan Sabah
pesisir, dan pulau-pulau kecil yang terletak antara lokasi ini yang secara kolektif
dikenal sebagai Alam Melayu. Lokasi ini sekarang merupakan bagian dari negara
Malaysia, Indonesia, Singapura, Brunei, Burma dan Thailand.
(6) Suku Filipino
Bangsa Filipina yang dikenal dengan sebutan Filipino,
terdiri dari beberapa suku bangsa yang mendiami berbagai wilayah di Filipina.
Mayoritas suku bangsa di Filipina adalah Tagalog, bersama suku-suku bangsa
lainnya sebagai minoritas di negara ini.
(7) Suku Jawa
Orang Jawa sering juga menyebut dirinya Wong Jowo atau
Tiang Jawi. Jumlah populasinya paling banyak dibandingkan dengan suku-suku
bangsa lain, dan wilayah asal serta wilayah persebarannya di seluruh Indonesia
juga paling luas. Program transmigrasi penduduk Jawa ke pulau-pulau besar lain
sudah dimulai oleh pemerintahan jajahan Belanda sejak abad ke-18, seperti
transmigrasi orang Jawa ke perkebunan besar di sekitar Deli Serdang di Sumatra
Utara dan ke daerah provinsi Lampung. Pada abad itu banyak pula orang Jawa yang
dibawa ke berbagai perkebunan di Suriname (Amerika Selatan), ke Afrika Selatan,
dan ke Haiti di Lautan Teduh (Pasifik).
(8) Suku Bugis
Suku Bugis merupakan kelompok etnik yang tempat asalnya
berada di Sulawesi Selatan. Suku Bugis juga biasa disebut dengan Suku
Deutro-Melayu yang daerah asalnya di Yunan setelah bermigrasi. Kata bugis diambil
dari kata To Ugi yang berarti orang bugis. To Ugi merupakan julukan bagi raja
pertama di salah satu kerajaan di jazirah Sulawesi Selatan dan nama aslinya
yaitu La Sattumpugi. Orang bugis juga banyak yang merantau ke mancanegara
seperti ke Brunei, Malaysia, Fillipina, dan Thailand.
(9) Suku Batak
Warga Suku bangsa ini sendiri lebih suka menyebut diri
mereka orang Tapanuli, sedangkan nama Batak dianggap sebagai sebutan yang
berasal dari orang luar. Sebenarnya terdiri atas beberapa sub-suku bangsa yang dibedakan
terutama oleh dialek yang mereka pakai. Unsur-unsur kebudayaan asli mereka pada
dasarnya sama, tapi setelah masuknya pengaruh kebudayaan luar baru terjadi
pencorakan yang lebih jelas perbedaannya. Sub-suku suku bangsa Batak tersebut
adalah Toba, Karo, Dairi, Pakpak, Simalungun, dan Angkola-Mandailing. Pada masa
dulu masyarakat ini hidup terasing di dataran tinggi Toba dan Karo. Kontak
budaya dengan suku bangsa lain tidak banyak terjadi, kalaupun ada tidak terllau
mempengaruhi pola kehidupan asli mereka. Mereka meninggalkan kepercayaan dan
pola kebudayaan lama setelah mereka menerima pengaruh agama Islam dan Kristen.
(10) Suku Minangkabau
Suku bangsa Minangkabau mendiami daratan tengah pulau Sumatra
bagian barat yang sekarang menjadi Provinsi Sumatra Barat. Daerah asal orang
Minangkabau adalah tiga kesatuan wilayah adat yang mereka sebut luhak nan tigo
(wilayah yang tiga). Pertama adalah Luhak Agam yang sekarang menjadi Kabupaten
Agam, Luhak Limapuluh Koto, sekarang menjadi Kabupaten Limapuluh Kota, dan
Luhak Tanah Datar yang sekarang menjadi Kabupaten Tanah Datar. Dari ketiga
Luhak tersebutlah kebudayaan Minangkabau tersebar pengaruhnya ke daerah
sekitarnya.
Pakaian adat suku Minangkabau (Sumber: http://ridwanaz.com/umum/seni-budaya/mengenal-suku-bangsa-minangkabau-ciri-khas-dan-asal-usul/)
2. Pengaruh
Perkembangan Ilmu dan Pengetahuan dan Teknologi terhadap Perubahan Ruang
Negara-negara yang sedang berkembang memerlukan begitu banyak hal untuk mendukung perkembangan negara mereka.
Negara-negara tersebut saling meningkatkan berbagai kemampuan mereka dalam
segala aspek kehidupan masyarakat seperti pada aspek pertanian serta industri.
Kemudian, selain itu mereka juga mengadakan investasi dalam aspek kesehatan
masyarakat begitu pula dalam aspek pendidikan. Pengangkutan atau aspek
transportasipun juga diperlukan, dan juga cara-cara komunikasi yang baru.
Dan saat ini, segala aspek kehidupan tersebut telah mampu berkembang dengan
pesatnya, perkembangan tersebut beriringan pula dengan perkembangan masyarakat
dari masyarakat yang tradisional menjadi masyarakat modern, kemudian secara
otomatis perkembangan tersebut menuntut masyarakat menuju ke arah globalisasi.
Penyebab utama yang paling terasa pada perubahan tersebut adalah pada aspek teknologi
Informasi.
Tentu kemajuan teknologi ini menyebabkan perubahan yang begitu besar pada
kehidupan umat manusia dengan segala peradaban dan kebudayaannya. Perubahan ini
juga memberikan dampak yang begitu besar terhadap transformasi nilai-nilai yang
ada di masyarakat.
Dampak teknologi informasi antara lain sebagai berikut.
a. Dampak Positif
Dampak Positif dari
munculnya Teknologi Informasi terhadap masyarakat adalah:
1) Kita dapat menyelesaikan pekerjaan sengan
semakin mudah dibantu perangkat yang semakin berkembang dan praktis.
2) Kita mampu berkomunikasi dengan orang lain
melalui fasilitas e-mail, chat, bahkan saling berhadapan hanya dengan melalui
internet.
3) Munculnya berbagai jenis jejaring sosial dari
adanya teknologi informasi.
4) Kita dapat dengan mudah untuk mencari
informasi tentang suatu hal melalui internet.
5) Kita juga dimungkinkan untuk berbelanja
melaui internet.
6) Seiring dengan berkembangnya teknologi
informasi bahkan internet dapat kita akses di genggaman tangan kita sendiri,
yaitu melalui handphone.
7) Internet sebagai media komunikasi, merupakan
fungsi internet yang paling banyak digunakan di mana setiap pengguna internet
dapat berkomunikasi dengan pengguna lainnya dari seluruh dunia.
8) Media pertukaran data, para pengguna internet
di seluruh dunia dapat saling bertukar informasi dengan cepat dan murah.
9) Kemudahan memperoleh informasi yang ada di
internet sehingga manusia tahu apa saja yang terjadi.
10) Bisa digunakan sebagai lahan informasi untuk
bidang pendidikan, kebudayaan, dan lain-lain.
11) Kemudahan bertransaksi dan berbisnis dalam
bidang perdagangan sehingga tidak perlu pergi menuju ke tempat
penawaran/penjualan.
b. Dampak negatif
Dampak
Negatif dari munculnya Teknologi Informasi terhadap masyarakat adalah:
1) Munculnya para penipu yang memanfaatkan
internet.
2) Munculnya pencurian dengan
mengambil/menghack.
3) Dengan semakin mudahnya berbelanja lewat
internet kita dapat meningkatkan budaya konsumsi yang menimbulkan sifat boros
dan tentu berefek tidak baik untuk kantong.
4) Mengurangi sifat sosial manusia karena
cenderung lebih suka berhubungan lewat internet daripada bertemu langsung.
5) Dari perubahan sifat sosial tersebut
mengakibatkan pola perubahan pada interaksi.
6) Meluasnya perjudian. Dengan jaringan yang
tersedia penjudi tidak perlu ke tempat khusus untuk memenuhi keinginannya.
Bagi negara-negara ASEAN tentu dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan
teknologi mendorong untuk kerja sama dalam sektor iptek. Salah satu sasaran
yang ingin dicapai adalah meningkatkan daya saing kawasan, dengan cara
memperkuat kapasitas masyarakat ASEAN dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Untuk dapat mencapai sasaran tersebut negara-negara ASEAN sepakat
untuk mengembangkan kerjasama iptek dengan melibatkan sebanyak mungkin
partisipasi masyarakat dan kalangan dunia usaha.
Kerjasama ASEAN di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi antara lain
meliputi :
a. BIOTROP (Regional
Centre for Tropical Biology) atau pusat penelitian untuk biologi di Bogor
b. RECSAM (Regional
Centre for iducation Science Mathematic), atau pusat penelitian pendidikan
ilmu pengetahuan, Matematika di Penang Malaysia.
c. RELC (Regional
English Lenguage Center) atau pusat Pendidikan Bahasa Inggris di Singapura.
d. SEARCA (Regional
Centre of Graduate Study and Reaseach in Agricultural) atau Lembaga
Penelitian dan pengkajian Pertanian di Los Banos.
3. Pengaruh
Kegiatan Ekonomi terhadap Perubahan Ruang dan Interaksi Antarruang
Setiap negara pasti melakukan kegiatan ekonomi. Kegiatan ekonomi adalah
segala bentuk kegiatan yang dilakukan manusia untuk memenuhi kebutuhannya yang
beragam. Kegiatan ekonomi yang
utama, dapat dibedakan menjadi tiga kegiatan pokok, yaitu kegiatan produksi,
konsumsi, dan distribusi.
Negara sebagai pelaku ekonomi mempunyai peranan dalam mengatur dan mengelola
kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh masyarakat. Kegiatan ekonomi tersebut
meliputi berbagai macam bidang, yaitu dalam bidang produksi, konsumsi, dan
distribusi.
Pengaturan yang dilakukan oleh pemerintah tersebut adalah untuk melindungi
kegiatan ekonomi masyarakat dan juga untuk mengadakan pembinaan agar kegiatan
ekonomi masyarakat bisa berjalan dengan lancar demi keberhasilan dan
kemakmurannya sendiri. Diharapkan kesejahteraan masyarakat bisa meningkat.
Disitulah pentingnya peranan negara untuk menjaga stabilitas kegiatan ekonomi,
agar jangan sampai terjadi kekacauan dan hanya mementingkan pihak-pihak
tertentu saja tanpa berpihak kepada rakyat.
Sistem ekonomi yang dianut oleh suatu negara sangat mempengaruhi kegiatan
ekonomi yang dilakukan oleh negara yang bersangkutan. Dalam sistem sosialis
atau komunis, negara melakukan dan mengatur semua kegiatan ekonomi. Dalam
sistem liberal, negara membatasi diri dengan hanya memberikan perlindungan saja
terhadap kegiatan ekonomi yang sedang berlangsung. Dalam sistem campuran,
negara berperan sebagai pelaku, pengawas, dan sekaligus sebagai pelindung bagi
kegiatan ekonomi masyarakat.
4. Pengaruh
Konversi Lahan Pertanian ke Industri dan Pemukiman terhadap Perubahan Ruang dan
Interaksi Antarruang
Konversi lahan atau alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan nonpertanian merupakan
hal yang marak terjadi di berbagai wilayah termasuk Asia Tenggara. Pertumbuhan
penduduk danpertumbuhan perekonomian menuntut pembangunan infrastruktur baik
berupa jalan, bangunan industri dan pemukiman, hal ini tentu saja harus
didukung denganketersediaan lahan. konversi lahan pertanian dilakukan secara
langsung oleh petani pemilik lahan ataupun tidak langsung oleh pihak lain yang
sebelumnya diawali dengan transaksi jual beli lahan pertanian.
Pengaruh alih fungsi lahan pertanian menjadi penggunaan non pertanian
terhadap sosial ekonomi masyarakat meliputi pendapatan, penyerapan tenaga
kerja, kepadatan penduduk dan mata pencaharian.
Peningkatan pembangunan di berbagai sektor tidak terlepas dari kebutuhan
akan lahan sementara luas lahan yang tersedia jumlahnya terbatas. Oleh karena
itu terjadi pengalihan lahan-lahan pertanian ke penggunaan lahan nonpertanian.
Saat ini penggunaan lahan untuk industri dan perumahan mengalami kenaikan.
Pengalihan lahan pertanian tersebut tentu berpengaruh terhadap aspek sosial
ekonomi masyarakat terutama pendapatan, kesempatan kerja, kepadatan penduduk
dan mata pencaharian.
Alih fungsi lahan pertanian berpengaruh terhadap pendapatan masyarakat
sejalan dengan munculnya berbagai aktivitas ekonomi yang membuka lapangan kerja
baru bagi masyarakat.
Sejak dahulu, jumlah lahan pertanian Indonesia sendiri cenderung menurun
dari tahun ke tahun akibat adanya alih fungsi lahan menjadi non-pertanian. Alih
fungsi atau konversi lahan didefinisikan sebagai berubahnya fungsi awal lahan
menjadi fungsi lainnya baik dari sebagian maupun keseluruhan lahan akibat
adanya faktor-faktor tertentu.
Berikut ialah faktor-faktor pendorong terjadinya alih fungsi lahan
pertanian.
a. Pertumbuhan penduduk yang pesat
Dengan
jumlah daratan yang tetap, namun jumlah penduduk yang terus meningkat, tentu
dapat menyebabkan berbagai dampak bagi lingkungan tempat tinggal mereka. Salah
satunya yakni adanya alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan non-pertanian
guna memenuhi berbagai kebutuhan hidup yang juga meningkat.
b. Kenaikan kebutuhan masyarakat untuk
permukiman
Adanya
pertumbuhan demografi tentu saja juga menuntut kebutuhan-kebutuhan dasar
termasuk tempat tinggal. Ketika lahan di daerah permukiman sudah tidak lagi
mencukupi kebutuhan yang diminta, maka konversi lahan pertanian menjadi kawasan
rumah menjadi pilihan sebagai salah satu solusi permasalahan tersebut.
c. Tingginya biaya penyelenggaraan pertanian
Untuk
mengolah sawah atau lahan pertanian dari lapisan tanah agar mendapatkan hasil
yang optimal tentu saja membutuhkan modal yang tidak sedikit, belum lagi jika
barang-barang pertanian tersebut mengalami kenaikan seperti pada saat naiknya
harga bahan bakar minyak, maka harganya bisa melambung menjadi dua kali lipat.
Kenaikan harga pupuk, benih pertanian, biaya irigasi, hingga harga sewa tenaga
petani membuat para pemilik sawah mempertimbangkan untuk menjual sawah mereka
atau mengalihkan fungsi lahan menjadi bangunan atau tempat wirausaha.
d. Menurunnya harga jual produk-produk pertanian
Selain
membutuhkan modal yang lumayan, para petani juga harus siap menerima risiko
lain, yakni hasil panen yang tidak baik atau bahkan gagal panen. Di mana harga
jual produk pertaniannya menjadi sangat rendah atau malah tidak laku di
pasaran. Jika hal ini terjadi maka petani akan menderita kerugian yang tidak
sedikit pula. Tantangan lain ialah adanya penurunan harga hasil pertaniannya
karena faktor-faktor tertentu.
e. Kurangnya minat generasi muda untuk mengelola
lahan pertanian
Anggapan
masyarakat, khususnya para generasi muda mengenai sektor pertanian masih belum
sepopuler bidang-bidang usaha yang lain. Para pemuda misalnya, ketika ditanya
mengenai cita-cita mereka, maka hampir bisa dipastikan akan menyebutkan
berbagai profesi lain selain menjadi petani. Meski tidak sedikit juga
masyarakat yang telah menjadi petani sukses, namun profesi petani saat ini
memang masih sering dianggap sebagai profesi yang berada pada kelas menengah ke
bawah, sehingga cenderung dihindari oleh para generasi muda. Dan sebagai
akibatnya, para orang tua yang mempunyai sawah atau lahan pertanian akan
menjual lahannya kepada orang lain. Sedangkan bagi mereka yang mewariskan
kepada anaknya yang tidak berminat mengelola sawah, maka besar kemungkinan
lahan tersebut akan mengalami alih fungsi.
f. Pergantian ke sektor yang dianggap lebih
menjanjikan
Seiring
berkembangnya pengetahuan, teknologi, serta bertambahnya wawasan para pemilik
lahan pertanian, maka tidak sedikit dari mereka yang sengaja mengalihkan fungsi
lahan pertanian ke sektor usaha lain. Dengan harapan perekonomian dapat semakin
meningkat, mereka mulai mendirikan tempat-tempat industri, peternakan, serta
tempat usaha lain di atas lahan pertaniannya.
g. Lemahnya regulasi pengendalian alih fungsi
lahan
Yakni
ketidaktegasan peraturan pemerintah maupun pejabat mengenai pengendalian fungsi
lahan. Ketidaktegasan tersebut di antaranya meliputi kekuatan hukum, ketegasan
penegak hukum, dan sanksi pelanggaran. Peran serta para pengguna lahan, baik
adat dan masyarakat masih bersifat tidak permanen/insidental (ad hoc) dan tetap
diperlukan penguatan dalam penerapan aturan, hal ini dikarenakan kurang
rincinya kebijakan-kebijakan pengaman yang telah ada.
Berikut beberapa dampak alih fungsi lahan pertanian :
a. Menurunnya produksi pangan nasional
Akibat
lahan pertanian yang semakin sedikit, maka hasil produksi juga akan terganggu.
Dalam skala besar, stabilitas pangan nasional juga akan sulit tercapai.
Mengingat jumlah penduduk yang semakin meningkat tiap tahunnya sehingga
kebutuhan pangan juga bertambah, namun lahan pertanian justru semakin
berkurang.
b. Mengancam keseimbangan ekosistem
Dengan
berbagai keanekaragaman populasi di dalamnya, sawah atau lahan-lahan pertanian
lainnya merupakan ekosistem alami bagi beberapa binatang. Sehingga jika lahan
tersebut mengalami perubahan fungsi, binatang-binatang tersebut akan kehilangan
tempat tinggal dan bisa mengganggu ke permukiman warga. Selain itu, adanya
lahan pertanian juga membuat air hujan termanfaatkan dengan baik sehingga
mengurangi risiko penyebab banjir saat musim penghujan.
c. Sarana prasarana pertanian menjadi tidak
terpakai
Untuk
membantu peningkatan produk pertanian, pemerintah telah menganggarkan biaya
untuk membangun sarana dan prasarana pertanian. Dalam sistem pengairan
misalnya, akan banyak kita jumpai proyek-proyek berbagai jenis jenis irigasi
dari pemerintah, mulai dari membangun bendungan, membangun drainase, serta
infrastruktur lain yang ditujukan untuk pertanian. Sehingga jika lahan
pertanian tersebut beralih fungsi, maka sarana dan prasarana tersebut menjadi
tidak terpakai lagi.
d. Banyak buruh tani kehilangan pekerjaan
Buruh
tani adalah orang-orang yang tidak mempunyai lahan pertanian melainkan
menawarkan tenaga mereka untuk mengolah lahan orang lain yang butuh tenaga.
Sehingga jika lahan pertanian beralih fungsi dan menjadi semakin sedikit, maka
buruh-buruh tani tersebut terancam akan kehilangan mata pencaharian mereka.
e. Harga pangan semakin mahal
Ketika
produksi hasil pertanian semakin menurun, tentu saja bahan-bahan pangan di
pasaran akan semakin sulit dijumpai. Hal ini tentu saja akan berakibat mahalnya
harga pangan.
f. Tingginya angka urbanisasi
Sebagian
besar kawasan pertanian terletak di daerah pedesaan. Sehingga ketika terjadi
alih fungsi lahan pertanian yang mengakibatkan lapangan pekerjaan bagi sebagian
orang tertutup, maka yang terjadi selanjutnya adalah angka urbanisasi
meningkat. Orang-orang dari desa akan berbondong-bondong pergi ke kota dengan
harapan mendapat pekerjaan yang lebih layak. Padahal bisa jadi setelah sampai
di kota keadaan mereka tidak berubah karena persaingan semakin ketat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar