Minggu, 12 Juli 2020

Kondisi Alam Indonesia


1.   Keadaan Fisik Wilayah
a.   Kondisi Geologi Indonesia
Kita sudah mengetahui bahwa letak geologis adalah letak suatu tempat berdasarkan batuan yang ada di dalam bumi.
Kepulauan Indonesia adalah salah satu wilayah yang memiliki kondisi geologi yang menarik. Menarik karena gugusan kepulauannya dibentuk oleh tumbukan lempeng-lempeng tektonik besar.
Tektonik lempeng adalah suatu teori yang menerangkan proses dinamika (pergerakan) bumi tentang pembentukan jalur pegunungan, jalur gunung api, jalur gempa bumi, dan cekungan endapan di muka bumi yang diakibatkan oleh pergerakan lempeng. Menurut teori ini, permukaan bumi terpecah menjadi beberapa lempeng besar.
Indonesia merupakan daerah pertemuan tiga lempeng tektonik besar, yaitu:
1)   Lempeng Indo-Australia,
2)   Lempeng Eurasia, dan
3)   Lempeng Pasifik.
Indonesia merupakan daerah pertemuan tiga lempeng tektonik besar (Sumber: https://fiflowers.wordpress.com/geofisika/gempabumi/sumber-gempabumi/)

Lempeng Indo-Australia bertumbukan dengan Lempeng Eurasia di lepas pantai Sumatra, Jawa, dan Nusa Tenggara. Lempeng Pasifik bertumbukan dengan Eurasia di utara Papua dan Maluku Utara. Tumbukan lempeng tersebut kemudian membentuk rangkaian pegunungan yang sebagian menjadi gunungapi di sepanjang Pulau Sumatra, Jawa, Nusa Tenggara.
Selain terbentuk pegunungan dan gunungapi, tumbukkan antarlempeng juga menghasilkan fenomena gempa bumi. Gempa bumi terjadi karena lempeng yang saling bertumbukkan kemudian menghasilkan getaran yang sampai ke permukaan bumi.
Indonesia merupakan salah satu negara yang sering mengalami gempa bumi, terutama pulau-pulau sepanjang pertemuan lempeng Sumatra, Jawa, Nusa Tenggara, Maluku dan Sulawesi. Gempa yang terjadi dapat dibedakan menjadi gempa tektonik maupun vulkanik. Gempa tektonik adalah gempa karena pergerakan lempeng tektonik, sedangkan gempa vulkanik adalah gempa yang terjadi karena adanya aktivitas kegunungapian.
Gempa bumi dapat menimbulkan bencana lainnya yaitu Tsunami. Goncangan akibat gempa bumi membuat gerakan tanah di dasar laut, sehingga menimbulkan gelombang. Ketika sampai di pantai, gelombang tersebut semakin besar dan menimbulkan bencana tsunami.
Selain gempa bumi, Indonesia juga rawan akan bencana letusan gunungapi. Gunungapi adalah lubang kepundan atau rekahan dalam kerak bumi tempat keluarnya cairan magma atau gas atau cairan lainnya ke permukaan bumi. Material yang dierupsikan ke permukaan bumi umumnya membentuk kerucut terpancung. Gunungapi merupakan suatu ketampakan dari gejala vulkanisme. Vulkanisme adalah peristiwa yang berhubungan dengan naiknya magma dari dalam perut bumi.
Magma adalah campuran batu-batuan dalam keadaan cair, liat serta sangat panas yang berada dalam perut bumi. Aktivitas magma disebabkan oleh tingginya suhu magma dan banyaknya gas yang terkandung di dalamnya sehingga dapat terjadi retakan-retakan dan pergeseran lempeng kulit bumi. Magma dapat berbentuk gas padat dan cair. Magma yang sudah keluar di permukaan bumi disebut lava. Dan lava yang telah bercampur dengan material-material di permukaan bumi disebut lahar.
Proses terjadinya vulkanisme dipengaruhi oleh aktivitas magma yang menyusup ke lithosfer (kulit bumi). Apabila penyusupan magma hanya sebatas kulit bumi bagian dalam dinamakan intrusi magma. Sedangkan penyusupan magma sampai keluar ke permukaan bumi disebut ekstrusi magma.
Indonesia merupakan tempat pertemuan antara deretan pegunungan mediteran dan sirkum Pasifik. Oleh karena itu Indonesia banyak terdapat gunungapi dan sekaligus merupakan daerah gempa bumi.
Deretan pegunungan di Indonesia adalah sebagai berikut.
1)   Deretan pegunungan Sunda, yaitu deretan pegunungan yang berjajar dari Pulau Sumatra, Jawa, Nusa Tenggara, Maluku Selatan, dan berakhir di Pulau Banda.
2)   Deretan pegunungan Sahul atau Sirkum Australia, yaitu deretan pegunungan yang berjajar dari Australia, ujung timur Pulau Irian, masuk melalui bagian tengah Irian dengan puncak tertinggi Jaya Wijaya.
3)   Deretan pegunungan Sangihe, yaitu deretan pegunungan yang membujur dari Kepulauan Sangihe (Sulawesi Utara), masuk ke Minahasa, Teluk Gorontalo (dengan Gunung Una-una yang sering meletus) hingga Sulawesi Selatan.
4)   Deretan Pegunungan Halmahera, yaitu deretan pegunungan yang berderet mulai dari Pulau Talaut, Pulau Maju dan Tifor di Maluku Utara, masuk ke Halmahera serta Pulau Ternate dan Tidore, berbelok ke timur hingga Kepala Burung.
5)   Deretan Pegunungan Kalimantan, deretan ini bermula dari Pulau Palawan (Filipina) kemudian masuk ke Kalimantan Utara (Sabah, Malaysia), terus ke selatan wilayah Kalimantan Indonesia.
Peta gunungapi di Indonesia (Sumber: USGS)
Gunungapi di Indonesia dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
1)   Tipe A: gunungapi yang pernah mengalami erupsi magmatik sekurang-kurangnya satu kali sesudah tahun 1600.
2)   Tipe B: gunungapi yang sesudah tahun 1600 belum lagi terjadi erupsi magmatik, namun masih memperlihatkan gejala kegiatan seperti kegiatan solfatara.
3)   Tipe C: gunungapi yang erupsinya tidak diketahui dalam sejarah manusia, namun masih terdapat tanda-tanda kegiatan masa lampau berupa lapangan solfatara/fumarol pada tingkat lemah.

Tingkatan kegiatan gunungapi adalah sebagai berikut.
1)   Level I: aktif normal
Kegiatan gunungapi berdasarkan pengamatan dari hasil visual, kegempaan dan gejala vulkanik lainnya tidak memperlihatkan adanya kelainan.
2)   Level II: waspada
Terjadi peningkatan kegiatan berupa kelainan yang tampak secara visual atau hasil pemeriksaan kawah, kegempaan dan gejala vulkanik lainnya.
3)   Level III: siaga
Peningkatan semakin nyata hasil pengamatan visual/pemeriksaan kawah, kegempaan dan metode lain saling mendukung. Berdasarkan analisis, perubahan kegiatan cenderung diikuti letusan.
4)   Level IV: awas
Menjelang letusan utama, letusan awal mulai terjadi berupa abu/asap. Berdasarkan analisis data pengamatan, segera akan diikuti letusan utama.

Ciri-ciri gunungapi yang akan meletus, antara lain:
1)   suhu di sekitar gunung naik;
2)   mata air mejadi kering;
3)   sering mengeluarkan suara gemuruh, kadang-kadang disertai getaran (gempa);
4)   tumbuhan di sekitar gunung layu; dan
5)   binatang di sekitar gunung bermigrasi.

Bahaya letusan gunungapi dapat berpengaruh secara langsung (primer) dan tidak langsung (sekunder) yang menjadi bencana bagi kehidupan manusia.
Bahaya yang langsung oleh letusan gunungapi adalah:
1)   Leleran lava
2)   Aliran piroklastik (awan panas)
3)   Jatuhan piroklastik
4)   Lahar letusan
5)   Gas vulkanik beracun
Bahaya sekunder, terjadi setelah atau saat gunungapi aktif antara lain sebagai berikut:
1)   Longsoran vulkanik
2)   Lahar hujan
3)   Banjir bandang
Gunungapi juga memiliki berbagai keuntungan, antara lain sebagai berikut.
1)   Abu gunungapi dapat menyuburkan tanah.
2)   Gunungapi menghasilkan mineral industri dan bahan bangunan. Pada saat meletus, gunungapi mengeluarkan material berupa pasir, kerikil, batu-batu besar.
3)   Letusan gunungapi dapat menyingkap adanya barang tambang.
4)   Dengan adanya gunungapi atau daerah yang tinggi dapat menyebabkan terjadinya hujan orografis, yaitu hujan naik pegunungan. Sehingga daerah tersebut banyak hujan.
5)   Di lereng pegunungan dapat dimanfaatkan untuk usaha kehutanan, perkebunan, dan pariwisata.

b.   Bentuk Muka Bumi
Perhatikan gambar berikut ini!


Sumber: http://dieng-indah.blogspot.co.id/

Tempat yang kita huni ini mempunyai permukaan yang tidak rata atau mempunyai bentuk muka bumi yang bermacam-macam. Permukaan bumi ada yang rata, cembung, dan cekung. Permukaan bumi yang relatif rata adalah dataran rendah dan dataran tinggi. Permukaan bumi cembung di antaranya gunung, bukit, ataupun pegunungan. Permukaan bumi cekung di antaranya danau, lembah, ataupun lautan.
Secara garis besar relief muka bumi dibagi menjadi dua macam, yaitu relief dataran dan relief dasar laut.
1)   Relief Daratan
Perhatikan gambar berikut ini!
Sumber: Kamus Visual, 2004

Apa saja nama relief yang ada pada gambar tersebut?
Dari gambar tersebut kita dapat mengetahui nama relief daratan, yaitu:
1.   Dataran Tinggi
2.   jurang
3.   ngarai
4.   lembah
5.   sungai
6.   danau
7.   dataran rendah
8.   pegunungan
9.   bukit

Berikut penjelasan dari relief-relief tersebut.
a)   Dataran Tinggi (Plato)
Dataran tinggi (Plato), yaitu daerah datar yang berada pada ketinggian tertentu dan biasanya lebih dari 700 meter dari permukaan air laut. Contoh, Dataran Tinggi Bandung di Jawa Barat dan Dataran Tinggi Dieng di Jawa Tengah.
b)   Jurang
Jurang merupakan lembah yang dalam, sempit, dan mempunyai dinding yang curam.
c)   Ngarai
Ngarai merupakan lembah yang dalam dan luas terletak di antara dua dinding. Contohnya jika ada pernah ke Ngarai Sianok di Sumatra Barat, atau Ngarai Kalipanur di Jawa Tengah.
d)   Lembah
Lembah merupakan bentuk muka bumi dengan relief cekung dan umumnya dikelilingi gunung atau pegunungan bahkan bisa berupa bagian tepi sungai. Lembah juga dikenal sebagai bagian kaki atau bawah gunung atau tepi sungai.
e)   Sungai
Sungai merupakan aliran air yang besar dan memanjang dan mengalir terus-menerus dari sumber (hulu) ke muara (hilir).
f)    Danau
Danau merupakan cekungan besar di permukaan bumi yang digenangi air, bisa air tawar maupun air asin. Di sekitar cekungan itu dikelilingi oleh daratan.
g)   Dataran Rendah
Dataran rendah merupakan bagian dari permukaan bumi berbentuk datar dan rendah dengan ketinggian 0 sampai 200 meter di atas permukaan air laut. Dataran rendah menjadi pusat pemukiman penduduk dan biasanya mempunyai tanah yang subur.
h)   Gunung dan Pegunungan
Gunung merupakan bentuk muka bumi yang menonjol tinggi ke atas seperti bentuk kerucut. Ada gunung berapi aktif ada pula gunung berapi yang tidak aktif. Gunung tersusun dari tiga bagian, yaitu: puncak gunung (bagian atas),  lereng gunung (bagian tengah), dan kaki gunung (bagian bawah).
Berdasarkan kemiringannya, lereng gunung digolongkan menjadi tiga, yaitu:
(1)  Lereng landai (kemiringannya < 45°)
(2)  Lereng curam (kemiringannya > 45°)
(3)  Lereng tegak atau dinding (kemiringannya = 90°)
Pegunungan merupakan daerah yang terdiri dari rangkaian gunung yang memanjang dengan ketinggian 200 meter sampai ribuan meter di atas permukaan air laut. Pegunungan timbul karena proses patahan dan lipatan karena pengaruh tenaga endogen. Berdasarkan ketinggian pegunungan digolongkan menjadi 3 bagian yaitu:
(1)  Pegunungan tinggi, ketinggian lebih dari 1.500 m.
(2)  Pegunungan menengah, ketinggian antara 500 -1.500 m.
(3)  Pegunungan rendah, ketinggian antara 200 - 500 m.
i)    Bukit dan Perbukitan
Bukit merupakan bentuk muka bumi yang menonjol yang berada pada ketinggian 200 – 300 meter.Perbukitan merupakan bentuk muka bumi yang tinggi memanjang tersusun dari bukit-bukit. Perbukitan mirip dengan pegunungan, hanya saja mempunyai ketinggian yang lebih rendah.

Secara garis besar, penamaan relief muka bumi didasarkan pada beda tinggi antara tempat tertinggi dan terendah. Berdasarkan beda tingginya relief dibedakan sebagai berikut.
a)   Datar: memiliki beda tinggi kurang dari 5 meter.
b)   Berombak: memiliki beda tinggi 5 – 10 meter
c)   Bergelombang: memiliki beda tinggi 10 – 50 meter.
d)   Berbukit: memiliki beda tinggi 50 – 300 meter.
e)   Bergunung: memiliki beda tinggi lebih dari 300 meter.

2)   Relief Dasar Laut
Perhatikan gambar berikut ini!
Gambar Relief Dasar Laut (Sumber: http://www.google.co.id/imgres?q=relief+dasar)

Relief dasar laut adalah tinggi rendahnya permukaan bumi yang berada di dasar laut. Relief dasar laut, antara lain sebagai berikut.
a)   Dangkalan (continental shelf), yaitu dasar laut dangkal yang melandai ke arah daratan dengan kedalaman kurang dari 200 meter. Contoh: Dangkalan Sunda dan Dangkalan Sahul.
b)   Lereng Benua, yaitu daerah dengan kedalaman sekitar 200 – 4.000 meter yang merupakan kelanjutan dari dangkalan.
c)   Palung laut (trog), yaitu dasar laut yang dalam, sempit, curam, dan memanjang dengan kedalaman lebih dari 5.000 meter. Contohnya: Palung Jawa (7.400 m).
d)   Lubuk laut (basin), yaitu laut dalam yang bentuknya bulat cekung, terjadi akibat tenaga tektonik sehingga dasar laut turun. Contoh: Lubuk laut Sulawesi (5.590 m) dan Lubuk laut Banda (7.400 m).
e)   Ambang laut, yaitu bagian dasar laut dangkal yang memisahkan dua buah laut yang lebih dalam. Contoh Ambang Laut Sulu, Ambang Laut Sulawesi.
f)    Punggung laut, yaitu perbukitan yang terdapat di dasar laut dan kalau muncul ke permukaan laut menjadi deretan pulau-pulau. Contoh: Punggung Laut Sibolga, deretan pulau-pulau di Maluku yaitu Pulau Obi, Damar, Nila, dan Seram.
g)   Gunung laut, yaitu gunung yang muncul di permukaan laut dan kaki-kakinya berada di dasar laut. Contoh: Gunung Krakatau di Selat Sunda.

Sebaran dari bentuk muka bumi Indonesia tersebut dapat dilihat pada peta sebaran bentuk muka bumi atau peta fisiografi Indonesia berikut ini.
Peta Fisiografi Indonesia (Sumber: www.ipsgampang.blogspot.com)

Berikut penampang wilayah Indonesia.
Sumber: http://acengtegep.blogspot.co.id/2010/12/bab-i-ips-kelas-ix-semester-2.html

c.   Kondisi Iklim Indonesia
Perhatikan gambar berikut ini!
Kondisi sawah di musim kemarau dan musim penghujan
Sumber: www.dnaberita.com

Bandingkan kedua gambar di atas! Tampak berbeda, bukan? Gambar tersebut menunjukkan kondisi musim kemarau dan musim penghujan. Di negara kita terdapat dua musim tersebut. Bagaimana bisa terjadi, simak uraian berikut.

Letak astronomis dan geografis sangat mempengaruhi iklim di Indonesia. Indonesia yang berada di daerah tropis, berupa kepulauan, serta di antara dua benua dan dua samudra mengenal tiga macam iklim, yaitu iklim musim (muson), iklim tropika (iklim panas), dan iklim laut.
1)   Iklim Musim (Muson)
Di Indonesia terdapat angin muson/monsoon yang berpengaruh terhadap musim di Indonesia, yaitu angin muson barat dan angin muson timur. Perubahan arah angin di Indonesia disebabkan oleh gerakan semu matahari. Kedudukan matahari semu mempunyai pengaruh terhadap suhu udara, tekanan udara, dan kelembapan pada kedua belahan bumi, baik di belahan bumi bagian selatan maupun belahan bumi bagian utara. Pergantian perbedaan tekanan udara terjadi pada saat matahari berada di belahan bumi utara, dan sebaliknya. Karena posisi Kepulauan Indonesia diapit oleh Benua Asia dan Australia, maka di Indonesia mengalami perubahan gerakan angin, mengikuti kedudukan matahari semu tadi, pada saat itulah di Indonesia mengalami perubahan musim.
Angin muson merupakan angin periodik yang setiap setengah tahun berganti arah. Angin muson di Indonesia terdiri atas angin muson barat dan angin muson timur.
a)   Angin Muson Barat
Angin ini terjadi pada bulan Oktober – April, saat ini matahari berada di belahan bumi selatan. Akibatnya daerah Australia bertekanan rendah dan Asia bertekanan tinggi, sehingga bertiuplah angin dari Asia ke Australia. Oleh karena melewati laut yang luas angin itu membawa banyak uap air sehingga pada bulan Oktober – April Indonesia mengalami musim penghujan.
b)   Angin Muson Timur
Angin ini terjadi pada bulan April – Oktober, saat itu matahari berada di belahan bumi utara. Akibatnya di Asia bertekanan rendah dan di Australia bertekanan tinggi sehingga bertiuplah angin dari Australia ke Asia. Karena tidak melewati laut yang luas angin tersebut membawa sedikit uap air sehingga pada bulan April – Oktober Indonesia mengalami musim kemarau.

Antara musim penghujan dan kemarau itu terjadi kondisi atmosfer yang tidak menentu yang biasanya dinamakan musim pancaroba atau musim peralihan. Musim pancaroba berlangsung kira-kira satu sampai dua bulan.
Musim penghujan dan kemarau di Indonesia tidaklah mutlak berlangsung dalam bulan-bulan itu, tetapi adakalanya bergeser maju atau mundur, hal ini sangat dipengaruhi oleh kondisi iklim global di muka bumi.

Terjadinya angin tersebut tidak lepas dari pengaruh gerak semu matahari. Pada saat berevolusi (bumi bergerak mengelilingi matahari), bumi juga berputar pada porosnya. Kondisi ini mengakibatkan matahari seolah bergerak bolak-balik di sekitar garis balik balik utara (23½o LU) dan garis balik selatan (23½o LS). Fenomena inilah yang kemudian disebut gerak semu matahari. Gerakakan ini membuat adanya perbedaan panas matahari yang diterima permukaan bumi. Tempat-tempat yang berada pada lintang tinggi lebih sedikit menerima panas matahari daripada tempat-tempat yang bearada pada lintang tinggi lebih sedikit menerima panas matahari daripada tempat-tempat pada lintang rendah.
Berdasarkan perbedaan inilah, posisi Indonesia yang berada pada lintang 6o LU - 11o LS beriklim tropis dan mempunyai dua musim, yaitu musim kemarau dan hujan.



2)   Iklim Tropis (Iklim Panas)
Indonesia terletak di sekitar garis khatulistiwa. Akibatnya, Indonesia termasuk daerah tropis/tropika (panas).
Ciri-ciri iklim tropis adalah sebagai berikut:
a)   Suhu udara rata-rata tinggi, karena matahari selalu vertikal. Umumnya suhu udara antara 20- 23°C. Bahkan di beberapa tempat rata-rata suhu tahunannya mencapai 30°C.
b)   Amplitudo suhu rata-rata tahunan kecil. Di khatulistiwa antara 1 – 5°C, sedangkan ampitudo hariannya lebih besar.
c)   Tekanan udaranya rendah dan perubahannya secara perlahan dan beraturan.
d)   Banyak terjadi hujan dibanding daerah-daerah lain di dunia.

3)   Iklim Laut
Indonesia merupakan negara kepulauan, sehingga sebagian wilayahnya dikelilingi oleh laut.  Dengan kondisi tersebut, Indonesia memiliki iklim laut.
Ciri iklim laut adalah sebagai berikut:
a)   Suhu rata-rata tahunan rendah;
b)   Amplitudo suhu harian rendah/kecil;
c)   Banyak awan, dan
d)   Sering hujan lebat disertai badai.

Ketiga jenis iklim tersebut berdampak pada tingginya curah hujan di Indonesia. Rata-rata curah hujan di Indonesia untuk setiap tahunnya tidak sama. Namun masih tergolong cukup banyak, yaitu rata-rata 2000 – 3000 mm/tahun. Begitu pula antara tempat yang satu dengan tempat yang lain rata-rata curah hujannya tidak sama.
2.   Flora dan Fauna

Sumber: www.travellers.web.id
Dengan iklimnya yang tropis, Indonesia merupakan tempat yang nyaman bagi kehidupan flora dan fauna. Banyak binatang dan tumbuhan yang hidup di negeri tercinta ini. Flora dan fauna di Indonesia secara garis besar terbagi atas tiga zona, yaitu flora fauna Asiatis, flora fauna peralihan, dan flora fauna Australis.
Adanya zona ini, karena dahulu pada saat sebelum terjadinya pencairan es atau zaman glacial, wilayah Indonesia bagian barat yang meliputi Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya, serta laut-laut dangkalnya bersatu dengan Asia sehingga flora dan faunanya memiliki corak yang sama dengan Asia. Kawasan ini juga merupakan tanah Sunda tua sehingga disebut juga sebagai Zona Flora-Fauna Sunda.
Bagian timur yang meliputi wilayah Papua dahulunya bersatu dengan Australia sehingga flora dan faunanya bercorak Australia atau disebut flora fauna Australis.
Di bagian tengah merupakan daerah yang terdapat laut dalam sehingga flora dan faunanya memiliki corak tersendiri sehingga disebut sebagai flora fauna peralihan.
Wilayah flora dan fauna tersebut dibatasi garis Wallace dan Weber.
a.    Garis Wallace
Wallace diambil dari nama ilmuwan pertama Inggris yang meneliti persebaran hewan di Indonesia. Garis Wallace, memisahkan wilayah flora dan fauna Asiatis dengan wilayah peralihan yang terletak di sebelah selatan Filipina ke arah selatan.
Alfred Russel Wallace (Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Alfred_Russel_Wallace)
b.    Garis Weber
Weber adalah peneliti asal Jerman yang meneliti persebaran ikan-ikan air tawar di pulau Sumatra dan Kalimantan. Garis Weber, membatasi wilayah fauna Australis dengan wilayah flora-fauna peralihan.
Max Carl Wilhelm Weber (Sumber: http://kolom-biografi.blogspot.com/2011/ 03/biografi-max-weber.html)

Garis Wallace dan Garis Weber

a.    Jenis dan Persebaran Flora di Indonesia
Jenis Flora di Indonesia dapat dikelompokkan berdasarkan faktor geologi serta faktor iklim dan ketinggian tempat.
1)    Jenis Flora Indonesia Berdasarkan Faktor Geologi
a)    Flora di Dataran Sunda
Flora di Dataran Sunda disebut sebagai flora Asiatis, antara lain:
(1)   banyak terdapat jenis meranti-merantian,
(2)   terdapat berbagai jenis rotan,
(3)   tidak memiliki hutan kayu putih,
(4)   memiliki jenis tumbuhan matoa (pometia pinnata) yangsedikit,
(5)   memiliki jenis tumbuhan sagu yang sedikit,
(6)   memiliki berbagai jenis nangka.
Selain itu banyak pula dijumpai tumbuhan endemik, yaitu tumbuhan yang hanya terdapat pada tempat tertentu dengan batas wilayah yang relatif sempit dan tidak terdapat di wilayah lain. Misalnya bunga Rafflesia Arnoldii hanya terdapat di perbatasan Bengkulu, Jambi, dan Sumatra Selatan.
Bunga Rafflesia Arnoldii (Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/ Rafflesia_arnoldii)

b)    Flora di daerah Dataran Sahul
Flora di dataran Sahul atau flora Australis memiliki corak hutan hujan tropik tipe Australia Utara, dengan ciri sangat lebat dan selalu hijau sepanjang tahun. Jenis tumbuhannya antara lain:
(1)   memiliki jenis meranti yang sedikit
(2)   tidak memiliki rotan
(3)   terdapat hutan kayu putih
(4)   memiliki berbagai jenis tumbuhan matoa (khususnya di Papua)
(5)   memiliki banyak tumbuhan sagu
(6)   tidak terdapat jenis nangka.
Pohon sagu merupakan flora di Dataran Sahul
Sumber: westpapua-arki.blogspot.com

c)     Flora Daerah Peralihan
Corak vegetasi yang terdapat di daerah Peralihan meliputi: vegetasi sabana tropik di Kepulauan Nusa Tenggara, hutan pegunungan di Sulawesi dan hutan campuran di Maluku.
Flora di Sulawesi, yang mempunyai kemiripan dengan flora daerah kering di Maluku, Nusa Tenggara, Jawa, dan Filipina. Di kawasan pegunungan terdapat jenis tumbuhan yang mirip dengan tumbuhan di Kalimantan. Sedangkan di kawasan pantai dan dataran rendahnya mirip dengan tumbuhan di Papua.

2)    Jenis Flora Indonesia berdasarkan Iklim dan Ketinggian Tempat
Berbagai flora di Indonesia berdasarkan iklim dan ketinggian tempat adalah sebagai berikut.
a)    Hutan hujan tropis, merupakan hutan lebat, yang pohonnya tinggi-tinggi, berdaun rindang dan udaranya lembap. Di Indonesia hutan jenis ini terdapat di Sumatra, Kalimantan, dan Papua.
b)    Hutan musim, merupakan hutan yang gugur daunnya pada musim kemarau dan tumbuh subur pada musim hujan. Jenis hutan ini terdapat di Jawa dan Sulawesi.
c)     Sabana adalah daerah padang rumput yang diselingi oleh semak-semak. Sabana banyak terdapat di Nusa Tenggara dan Madura.
d)    Stepa adalah padang rumput yang luas. Terdapat di Pulau Sumba, Flores, Sumbawa, dan Timor.
e)    Padang lumut, berada di puncak pegunungan yang tertinggi, misalnya di Puncak Jaya Wijaya.
f)      Hutan bakau, merupakan hutan yang tumbuh di pantai berawa-rawa, yaitu di pantai utara Jawa dan pantai timur Sumatra.
 
Hutan Hujan Tropis                               Hutan Musim
 
Sabana                                                 Stepa
 
Padang Lumut                                       Hutan Bakau
Sumber: http://www.nama-ilmiah-hewan-tumbuhan.com/2012_11_01_ archive.html

b.    Jenis dan Persebaran Fauna di Indonesia
Sumber: ipsb2011.wordpress.com

1)    Fauna Asiatis
Fauna Asiatis tersebar di bagian barat yang meliputi Pulau Sumatra, Kalimantan, Jawa, dan Bali. Daerah ini juga disebut daerah fauna Dataran Sunda.
Hewan yang bercorak Asia memiliki ciri-ciri:
a)    binatang mamalia besar-besar,
b)    terdapat bermacam-macam kera,
c)     jenis ikan air tawar banyak,
d)    jenis hewan berwarna sedikit,
e)    binatang menyusui berkantung sedikit.
Jenis fauna yang ada di Indonesia bagian barat, antara lain gajah, badak, banteng, harimau, beruang, orangutan, siamang, tapir, kijang, kancil, trenggiling, kukang, buaya, dan ikan lumba lumba.
2)    Fauna Australis
Fauna Australis terdapat di Papua dan pulau-pulau disekitarnya. Binatang-binatangnya mempunyai kesamaan dengan binatang-binatang di benua Australia. Daerah ini juga disebut fauna dataran Sahul.
Ciri fauna di daerah ini adalah:
a)    binatang mamalia kecil-kecil,
b)    tidak terdapat jenis kera,
c)     jenis ikan air tawar sedikit,
d)    terdapat banyak burung berwarna,
e)    banyak terdapat binatang menyusui berkantung.
Jenis hewan di daerah ini, antara lain: kuskus, tikus berkantung dan musang berkantung, burung cenderawasih, burung kakatua, dan burung kasuari.
3)    Fauna Peralihan
Fauna peralihan tersebar di Maluku, Sulawesi, dan Nusa Tenggara. Daerah fauna Peralihan dibatasi oleh garis Wallace yang membatasi dengan fauna di Dataran Sunda dan garis Weber yang membatasi dengan fauna di Dataran Sahul.
Jenis hewan di daerah ini, antara lain:
a)    anoa di Sulawesi;
b)    babirusa di Sulawesi dan Maluku bagian barat;
c)     biawak komodo terdapat di Pulau Komodo, Nusa Tenggara Timur;
d)    burung mako terdapat di Sulawesi dan Kepulauan Sangihe.
Jenis Fauna Indonesia (Sumber: http://female.store.co.id/images/Image/images/ penyebaran%20fauna.jpg)

c.    Pemanfaatan Flora dan Fauna
Flora dan fauna dimanfaatkan untuk:
1)    Dikonsumsi
Flora dan fauna dimanfaatkan manusia untuk dimakan, untuk obat, dan untuk diolah demi kepentingan lainnya.
2)    Tujuan pendidikan dan penelitian
Suaka margasatwa dan cagar alam merupakan tempat yang sangat ideal untuk tujuan pendidikan dan penelitian karena keadaan alamnya mempunyai kekhasan jenis-jenis tumbuhan, hewan dan ekosistemnya.
3)    Sarana rekreasi
Keanekaragaman flora dan fauna digunakan pula untuk tujuan rekreasi.

d.    Upaya pelestarian flora dan fauna Indonesia
Untuk mencegah semakin punahnya flora dan fauna, maka dilakukan upaya-upaya sebagai berikut:
1)    Ditetapkan tempat perlindungan bagi flora dan fauna agar perkembangbiakannya tidak terganggu. Tempat-tempat perlindungan ini berupa suaka alam yang meliputi cagar alam dan suaka margasatwa.
Suaka alam merupakan kawasan di daratan dan perairan yang mempunyai fungsi utama sebagai kawasan perlindungan dan pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan hewan serta tata lingkungannya. Suaka alam merupakan usaha konservasi flora dan fauna yang mencakup cagar alam dan suaka margasatwa.
Suaka margasatwa adalah kawasan suaka alam yang mempunyai ekosistem asli, memiliki ciri khas berupa keanekaragaman dan keunikan jenis satwanya. Suaka margasatwa bertujuan untuk melindungi dan melestarikan kelangsungan hidup satwa tertentu agar tidak punah. Selain itu dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi.
Cagar alam merupakan kawasan suaka alam yang karena keadaan alamnya mempunyai kekhasan tumbuhan, satwa dan tata lingkungannya. Kawasan ini untuk melindungi dan melestarikan flora dan fauna yang hidup di dalamnya yang mempunyai nilai tertentu agar dapat berkembang sesuai dengan kondisi aslinya. Selain itu cagar alam juga dipergunakan untuk kepentingan ilmu pengetahuan, pendidikan, dan rekreasi.
Suaka margasatwa di Indonesia, antara lain sebagai berikut.
a)    Pulau Komodo di Nusa Tenggara Timur untuk melindungi komodo, rusa, babi hutan, kerbau liar, ayam hutan, dan burung kakatua.
b)    Way Kambas di Lampung untuk melindungi gajah, badak, kerbau liar, harimau Sumatra, dan rusa.
c)    Gunung Leuser di Nanggroe Aceh Darussalam untuk melindungi gajah, badak Sumatra, harimau, rusa, kambing hutan, orangutan, dan berbagai jenis burung.
d)    Baluran di Jawa Timur untuk melindungi badak, banteng, kerbau liar, rusa, babi hutan, lutung, ayam hutan, anjing hutan, burung, dan berbagai jenis kera.
e)    Kutai di Kalimantan Timur untuk melindungi rusa, babi hutan, orangutan, dan kanau.
f)     Pulau Moyo di Sumbawa untuk melindungi babi hutan, rusa, sapi liar, burung kakatua, dan ayam hutan.
Komodo di Pulau Komodo sebagai  salah satu dari keajaiban dunia (Sumber: http://explore-id.blogspot.com/2010/05/pulau-komodo)

Cagar alam yang ada di Indonesia adalah sebagai berikut.
a)    Ujung Kulon di Banten untuk melindungi badak, buaya, banteng, rusa, babi hutan, merak, dan tumbuh-tumbuhan yang terdapat di dalamnya.
b)    Sibolangit di Sumatra Utara untuk melindungi flora asli khas dataran rendah Sumatra bagian timur, antara lain bunga lebah dan bunga bangkai raksasa.
c)    Rafflesia di Bengkulu untuk melindungi bunga refflesia sebagai bunga terbesar di dunia.
d)    Cibodas di Jawa Barat untuk melindungi hutan cadangan di daerah basah.
e)    Tanjung Pangandaran di Jawa Barat untuk melindungi hutan, rusa, banteng, dan babi hutan.
f)     Arjuna Lalijiwa di Jawa Timur untuk melindungi hutan cemara dan hutan alpina.
g)    Rembo Panti di Sumatra Barat untuk melindungi tumbuh-tumbuhan khas Sumatra Barat dan beberapa macam hewan, antara lain siamang dan tapir.
2)    Membangun lembaga biologi, antara lain:
a)    Kebon Raya Bogor dengan cabangnya di Cibodas, Purwodadi (Lawang), Eka Karya (Bali), dan Sibolangit (Sumatra Utara).
b)    Honarium Bogoriense.
c)    Museum Zoologicum Bogoriense.
d)    Lembaga Penelitian Botani (Bogor).
e)    Lembaga Penelitian Laut (Jakarta).
f)     Membangun beberapa pusat rehabilitasi dan tempat-tempat penangkaran bagi hewan-hewan tertentu, seperti: Pusat rehabilitasi orang utan di Bohorok dan Tanjung Putting di Sumatra, daerah hutan Wanariset Samboja di Kutai, Kalimantan Timur, pusat rehabilitasi babi rusa dan anoa di Sulawesi.
3)    Pembangunan yang berwawasan lingkungan, berarti pembangunan harus memperhatikan keseimbangan yang sehat antara manusia dengan lingkungannya.
4)    Menetapkan beberapa jenis binatang yang perlu dilindungi seperti: Soa-soa (biawak), Komodo, Landak Semut Irian, Kanguru Pohon, Bekantan, Orang Utan (Mawas), Kelinci liar, bajing terbang, bajing tanah, Siamang, macan Kumbang, beruang madu, macan dahan kuwuk, Pesut, ikan Duyung, gajah, tapir, badak, anoa, menjangan, banteng, kambing hutan, Sarudung, owa, Sing Puar, Peusing.
5)    Melakukan usaha pelestarian hutan, antara lain:
a)    mencegah pencurian kayu dan penebangan hutan secara liar.
b)    perbaikan kondisi lingkungan hutan.
c)    menanam kembali di tempat tumbuhan yang pohonnya di tebang.
d)    sistem tebang pilih.
6)    Melakukan usaha pelestarian hewan, antara lain:
a)    melindungi hewan dari perburuan dan pembunuhan liar.
b)    mengembalikan hewan piaraan ke kawasan habitatnya.
c)    mengawasi pengeluaran hewan ke luar negeri.
7)    Melakukan usaha pelestarian biota perairan, antara lain:
a)    mencegah perusakan wilayah perairan.
b)    melarang cara-cara penangkapan yang dapat mematikan ikan dan biota lainnya, misalnya dengan bahan peledak.
c)    melindungi anak ikan dari gangguan dan penangkapan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar