1. Keadaan Fisik Wilayah
a. Kondisi Geologi Indonesia
Kita sudah mengetahui bahwa letak geologis adalah letak suatu tempat berdasarkan batuan yang ada di
dalam bumi.
Kepulauan Indonesia adalah salah satu wilayah yang memiliki kondisi geologi
yang menarik. Menarik karena gugusan kepulauannya dibentuk oleh tumbukan
lempeng-lempeng tektonik besar.
Tektonik lempeng adalah suatu teori yang menerangkan proses dinamika
(pergerakan) bumi tentang pembentukan jalur pegunungan, jalur gunung api, jalur
gempa bumi, dan cekungan endapan di muka bumi yang diakibatkan oleh pergerakan
lempeng. Menurut teori ini, permukaan bumi terpecah menjadi beberapa lempeng
besar.
Indonesia merupakan daerah pertemuan tiga lempeng tektonik besar, yaitu:
1) Lempeng Indo-Australia,
2) Lempeng Eurasia, dan
3) Lempeng Pasifik.
Indonesia
merupakan daerah pertemuan tiga lempeng tektonik besar (Sumber: https://fiflowers.wordpress.com/geofisika/gempabumi/sumber-gempabumi/)
Lempeng Indo-Australia bertumbukan dengan Lempeng Eurasia di lepas pantai
Sumatra, Jawa, dan Nusa Tenggara. Lempeng Pasifik bertumbukan dengan Eurasia di
utara Papua dan Maluku Utara. Tumbukan lempeng tersebut kemudian membentuk
rangkaian pegunungan yang sebagian menjadi gunungapi di sepanjang Pulau
Sumatra, Jawa, Nusa Tenggara.
Selain terbentuk pegunungan dan gunungapi, tumbukkan antarlempeng juga
menghasilkan fenomena gempa bumi. Gempa bumi terjadi karena lempeng yang saling
bertumbukkan kemudian menghasilkan getaran yang sampai ke permukaan bumi.
Indonesia merupakan salah satu negara yang sering mengalami gempa bumi,
terutama pulau-pulau sepanjang pertemuan lempeng Sumatra, Jawa, Nusa Tenggara,
Maluku dan Sulawesi. Gempa yang terjadi dapat dibedakan menjadi gempa tektonik
maupun vulkanik. Gempa tektonik adalah gempa karena pergerakan lempeng
tektonik, sedangkan gempa vulkanik adalah gempa yang terjadi karena adanya
aktivitas kegunungapian.
Gempa bumi dapat menimbulkan bencana lainnya yaitu Tsunami. Goncangan
akibat gempa bumi membuat gerakan tanah di dasar laut, sehingga menimbulkan
gelombang. Ketika sampai di pantai, gelombang tersebut semakin besar dan
menimbulkan bencana tsunami.
Selain gempa bumi, Indonesia juga rawan akan bencana letusan gunungapi. Gunungapi
adalah lubang kepundan atau rekahan dalam kerak bumi tempat keluarnya cairan
magma atau gas atau cairan lainnya ke permukaan bumi. Material yang dierupsikan
ke permukaan bumi umumnya membentuk kerucut terpancung. Gunungapi merupakan
suatu ketampakan dari gejala vulkanisme. Vulkanisme adalah peristiwa yang berhubungan
dengan naiknya magma dari dalam perut bumi.
Magma adalah campuran batu-batuan dalam keadaan cair, liat serta sangat
panas yang berada dalam perut bumi. Aktivitas magma disebabkan oleh tingginya
suhu magma dan banyaknya gas yang terkandung di dalamnya sehingga dapat terjadi
retakan-retakan dan pergeseran lempeng kulit bumi. Magma dapat berbentuk gas
padat dan cair. Magma yang sudah keluar di permukaan bumi disebut lava. Dan
lava yang telah bercampur dengan material-material di permukaan bumi disebut
lahar.
Proses terjadinya vulkanisme dipengaruhi oleh aktivitas magma yang menyusup
ke lithosfer (kulit bumi). Apabila penyusupan magma hanya sebatas kulit bumi
bagian dalam dinamakan intrusi magma. Sedangkan penyusupan magma sampai keluar
ke permukaan bumi disebut ekstrusi magma.
Indonesia merupakan tempat pertemuan antara deretan pegunungan mediteran
dan sirkum Pasifik. Oleh karena itu Indonesia banyak terdapat gunungapi dan
sekaligus merupakan daerah gempa bumi.
Deretan pegunungan di Indonesia adalah sebagai berikut.
1) Deretan pegunungan Sunda, yaitu deretan
pegunungan yang berjajar dari Pulau Sumatra, Jawa, Nusa Tenggara, Maluku
Selatan, dan berakhir di Pulau Banda.
2) Deretan pegunungan Sahul atau Sirkum
Australia, yaitu deretan pegunungan yang berjajar dari Australia, ujung timur
Pulau Irian, masuk melalui bagian tengah Irian dengan puncak tertinggi Jaya
Wijaya.
3) Deretan pegunungan Sangihe, yaitu deretan
pegunungan yang membujur dari Kepulauan Sangihe (Sulawesi Utara), masuk ke
Minahasa, Teluk Gorontalo (dengan Gunung Una-una yang sering meletus) hingga
Sulawesi Selatan.
4) Deretan Pegunungan Halmahera, yaitu deretan
pegunungan yang berderet mulai dari Pulau Talaut, Pulau Maju dan Tifor di
Maluku Utara, masuk ke Halmahera serta Pulau Ternate dan Tidore, berbelok ke
timur hingga Kepala Burung.
5) Deretan Pegunungan Kalimantan, deretan ini
bermula dari Pulau Palawan (Filipina) kemudian masuk ke Kalimantan Utara
(Sabah, Malaysia), terus ke selatan wilayah Kalimantan Indonesia.
Peta gunungapi di Indonesia (Sumber: USGS)
|
Gunungapi di Indonesia dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
1) Tipe A: gunungapi yang pernah mengalami
erupsi magmatik sekurang-kurangnya satu kali sesudah tahun 1600.
2) Tipe B: gunungapi yang sesudah tahun 1600
belum lagi terjadi erupsi magmatik, namun masih memperlihatkan gejala kegiatan
seperti kegiatan solfatara.
3) Tipe C: gunungapi yang erupsinya tidak
diketahui dalam sejarah manusia, namun masih terdapat tanda-tanda kegiatan masa
lampau berupa lapangan solfatara/fumarol pada tingkat lemah.
Tingkatan kegiatan gunungapi adalah sebagai berikut.
1) Level I: aktif
normal
Kegiatan gunungapi berdasarkan pengamatan dari hasil visual, kegempaan
dan gejala vulkanik lainnya tidak memperlihatkan adanya kelainan.
2) Level II:
waspada
Terjadi peningkatan kegiatan berupa kelainan yang tampak secara visual
atau hasil pemeriksaan kawah, kegempaan dan gejala vulkanik lainnya.
3) Level III:
siaga
Peningkatan semakin nyata hasil pengamatan visual/pemeriksaan kawah,
kegempaan dan metode lain saling mendukung.
Berdasarkan analisis, perubahan kegiatan cenderung diikuti letusan.
4) Level IV: awas
Menjelang letusan utama, letusan awal mulai terjadi berupa abu/asap.
Berdasarkan analisis data pengamatan, segera akan diikuti letusan utama.
Ciri-ciri gunungapi yang akan meletus, antara lain:
1) suhu di
sekitar gunung naik;
2) mata air
mejadi kering;
3) sering
mengeluarkan suara gemuruh, kadang-kadang disertai getaran (gempa);
4) tumbuhan di
sekitar gunung layu; dan
5) binatang di
sekitar gunung bermigrasi.
Bahaya letusan
gunungapi dapat berpengaruh secara langsung (primer) dan tidak langsung
(sekunder) yang menjadi bencana bagi kehidupan manusia.
Bahaya yang langsung
oleh letusan gunungapi adalah:
1) Leleran lava
2) Aliran
piroklastik (awan panas)
3) Jatuhan
piroklastik
4) Lahar letusan
5) Gas vulkanik beracun
Bahaya sekunder,
terjadi setelah atau saat gunungapi aktif antara lain sebagai berikut:
1) Longsoran
vulkanik
2) Lahar hujan
3) Banjir bandang
Gunungapi juga memiliki berbagai keuntungan, antara lain sebagai berikut.
1) Abu gunungapi
dapat menyuburkan tanah.
2) Gunungapi
menghasilkan mineral industri dan bahan bangunan. Pada saat meletus, gunungapi
mengeluarkan material berupa pasir, kerikil, batu-batu besar.
3) Letusan
gunungapi dapat menyingkap adanya barang tambang.
4) Dengan adanya gunungapi atau
daerah yang tinggi dapat menyebabkan terjadinya hujan orografis, yaitu hujan
naik pegunungan. Sehingga daerah tersebut banyak hujan.
5) Di lereng
pegunungan
dapat dimanfaatkan untuk usaha kehutanan, perkebunan, dan pariwisata.
b. Bentuk Muka Bumi
Perhatikan gambar berikut ini!
Sumber:
http://dieng-indah.blogspot.co.id/
Tempat yang kita huni ini mempunyai permukaan yang tidak rata atau
mempunyai bentuk muka bumi yang bermacam-macam. Permukaan bumi ada yang rata, cembung, dan
cekung. Permukaan bumi yang relatif rata
adalah dataran rendah dan dataran tinggi. Permukaan bumi cembung di antaranya gunung,
bukit, ataupun pegunungan. Permukaan bumi cekung di antaranya danau,
lembah, ataupun lautan.
Secara garis besar
relief muka bumi dibagi menjadi dua macam, yaitu relief dataran dan relief
dasar laut.
1) Relief Daratan
Perhatikan gambar
berikut ini!
Sumber: Kamus Visual, 2004
Apa saja nama
relief yang ada pada gambar tersebut?
Dari gambar tersebut kita dapat mengetahui nama relief daratan, yaitu:
1. Dataran Tinggi
2. jurang
3. ngarai
4. lembah
5. sungai
6. danau
7. dataran rendah
8. pegunungan
9. bukit
Berikut penjelasan dari relief-relief tersebut.
a) Dataran Tinggi (Plato)
Dataran tinggi (Plato),
yaitu daerah datar yang berada pada ketinggian tertentu dan biasanya lebih dari
700 meter dari permukaan air laut. Contoh, Dataran Tinggi Bandung di Jawa Barat
dan Dataran Tinggi Dieng di Jawa Tengah.
b) Jurang
Jurang merupakan lembah yang dalam, sempit, dan mempunyai dinding yang curam.
c) Ngarai
Ngarai
merupakan lembah yang dalam dan luas terletak di antara dua dinding. Contohnya
jika ada pernah ke Ngarai Sianok di Sumatra Barat, atau Ngarai Kalipanur di
Jawa Tengah.
d) Lembah
Lembah
merupakan bentuk muka bumi dengan relief cekung dan umumnya dikelilingi gunung
atau pegunungan bahkan bisa berupa bagian tepi sungai. Lembah juga dikenal
sebagai bagian kaki atau bawah gunung atau tepi sungai.
e) Sungai
Sungai
merupakan aliran air yang besar dan memanjang dan mengalir terus-menerus dari
sumber (hulu) ke muara (hilir).
f) Danau
Danau
merupakan cekungan besar di permukaan bumi yang digenangi air, bisa air tawar
maupun air asin. Di sekitar cekungan itu dikelilingi oleh daratan.
g) Dataran Rendah
Dataran
rendah merupakan bagian dari permukaan bumi berbentuk datar dan rendah dengan
ketinggian 0 sampai 200 meter di atas permukaan air laut. Dataran rendah
menjadi pusat pemukiman penduduk dan biasanya mempunyai tanah yang subur.
h) Gunung dan Pegunungan
Gunung
merupakan bentuk muka bumi yang menonjol tinggi ke atas seperti bentuk kerucut.
Ada gunung berapi aktif ada pula gunung berapi yang tidak aktif. Gunung
tersusun dari tiga bagian, yaitu: puncak gunung (bagian atas), lereng gunung (bagian tengah), dan kaki
gunung (bagian bawah).
Berdasarkan
kemiringannya, lereng gunung digolongkan menjadi tiga, yaitu:
(1) Lereng landai (kemiringannya < 45°)
(2) Lereng curam (kemiringannya > 45°)
(3) Lereng tegak atau dinding (kemiringannya =
90°)
Pegunungan
merupakan daerah yang terdiri dari rangkaian gunung yang memanjang dengan
ketinggian 200 meter sampai ribuan meter di atas permukaan air laut. Pegunungan
timbul karena proses patahan dan lipatan karena pengaruh tenaga endogen.
Berdasarkan ketinggian pegunungan digolongkan menjadi 3 bagian yaitu:
(1) Pegunungan tinggi, ketinggian lebih dari 1.500
m.
(2) Pegunungan menengah, ketinggian antara 500
-1.500 m.
(3) Pegunungan rendah, ketinggian antara 200 - 500
m.
i) Bukit dan Perbukitan
Bukit merupakan bentuk muka bumi yang menonjol yang berada pada ketinggian 200 – 300
meter.Perbukitan merupakan bentuk muka bumi yang tinggi
memanjang tersusun dari bukit-bukit. Perbukitan mirip dengan pegunungan, hanya
saja mempunyai ketinggian yang lebih rendah.
Secara garis besar, penamaan relief muka bumi didasarkan pada beda tinggi antara
tempat tertinggi dan terendah. Berdasarkan beda tingginya relief dibedakan sebagai
berikut.
a) Datar: memiliki beda tinggi kurang dari 5
meter.
b) Berombak: memiliki beda tinggi 5 – 10 meter
c) Bergelombang: memiliki beda tinggi 10 – 50
meter.
d) Berbukit: memiliki beda tinggi 50 – 300
meter.
e) Bergunung: memiliki beda tinggi lebih dari 300 meter.
2) Relief Dasar Laut
Perhatikan gambar
berikut ini!
Gambar Relief Dasar Laut (Sumber: http://www.google.co.id/imgres?q=relief+dasar)
|
Relief dasar laut
adalah tinggi rendahnya permukaan bumi yang berada di dasar laut. Relief dasar
laut, antara lain sebagai berikut.
a) Dangkalan (continental
shelf), yaitu dasar laut dangkal yang melandai ke arah daratan dengan
kedalaman kurang dari 200 meter. Contoh: Dangkalan Sunda dan Dangkalan Sahul.
b) Lereng Benua, yaitu daerah dengan kedalaman
sekitar 200 – 4.000 meter yang merupakan kelanjutan dari dangkalan.
c) Palung laut (trog),
yaitu dasar laut yang dalam, sempit, curam, dan memanjang dengan kedalaman
lebih dari 5.000 meter. Contohnya: Palung Jawa (7.400 m).
d) Lubuk laut (basin),
yaitu laut dalam yang bentuknya bulat cekung, terjadi akibat tenaga tektonik
sehingga dasar laut turun. Contoh: Lubuk laut Sulawesi (5.590 m) dan Lubuk laut
Banda (7.400 m).
e) Ambang laut, yaitu bagian dasar laut dangkal
yang memisahkan dua buah laut yang lebih dalam. Contoh Ambang Laut Sulu, Ambang
Laut Sulawesi.
f) Punggung laut, yaitu perbukitan yang terdapat
di dasar laut dan kalau muncul ke permukaan laut menjadi deretan pulau-pulau.
Contoh: Punggung Laut Sibolga, deretan pulau-pulau di Maluku yaitu Pulau Obi,
Damar, Nila, dan Seram.
g) Gunung laut, yaitu gunung yang muncul di
permukaan laut dan kaki-kakinya berada di dasar laut. Contoh: Gunung Krakatau
di Selat Sunda.
Sebaran dari bentuk muka bumi Indonesia tersebut dapat dilihat pada peta
sebaran bentuk muka bumi atau peta fisiografi Indonesia berikut ini.
Peta
Fisiografi Indonesia (Sumber: www.ipsgampang.blogspot.com)
Berikut
penampang wilayah Indonesia.
Sumber:
http://acengtegep.blogspot.co.id/2010/12/bab-i-ips-kelas-ix-semester-2.html
c. Kondisi Iklim Indonesia
Perhatikan gambar berikut ini!
Kondisi sawah di musim kemarau dan musim penghujan
Sumber: www.dnaberita.com
Bandingkan kedua gambar di atas! Tampak berbeda, bukan? Gambar tersebut
menunjukkan kondisi musim kemarau dan musim penghujan. Di negara kita terdapat
dua musim tersebut. Bagaimana bisa terjadi, simak uraian berikut.
Letak astronomis dan geografis sangat mempengaruhi iklim di Indonesia.
Indonesia yang berada di daerah tropis, berupa kepulauan, serta di antara dua
benua dan dua samudra mengenal tiga macam iklim, yaitu iklim musim (muson),
iklim tropika (iklim panas), dan iklim laut.
1) Iklim Musim (Muson)
Di Indonesia terdapat angin muson/monsoon yang berpengaruh terhadap musim
di Indonesia, yaitu angin muson barat dan angin muson timur. Perubahan arah angin di Indonesia disebabkan oleh gerakan
semu matahari. Kedudukan matahari semu mempunyai pengaruh terhadap suhu udara, tekanan udara,
dan kelembapan pada kedua belahan bumi, baik di belahan bumi bagian selatan
maupun belahan bumi bagian utara. Pergantian perbedaan tekanan udara terjadi
pada saat matahari berada di belahan bumi utara, dan sebaliknya. Karena posisi
Kepulauan Indonesia diapit oleh Benua Asia
dan Australia, maka di Indonesia mengalami perubahan gerakan angin, mengikuti
kedudukan matahari semu tadi, pada saat itulah di Indonesia mengalami perubahan
musim.
Angin muson merupakan
angin periodik yang setiap setengah tahun berganti arah. Angin muson di
Indonesia terdiri atas angin muson barat dan angin muson timur.
a) Angin Muson Barat
Angin ini terjadi pada bulan Oktober – April, saat
ini matahari berada di belahan bumi selatan. Akibatnya daerah Australia
bertekanan rendah dan Asia bertekanan tinggi, sehingga bertiuplah angin dari
Asia ke Australia. Oleh karena melewati laut yang luas angin itu membawa banyak
uap air sehingga pada bulan Oktober – April Indonesia mengalami musim
penghujan.
b) Angin Muson Timur
Angin ini terjadi pada bulan April – Oktober, saat
itu matahari berada di belahan bumi utara. Akibatnya di Asia bertekanan rendah
dan di Australia bertekanan tinggi sehingga bertiuplah angin dari Australia ke
Asia. Karena tidak melewati laut yang luas angin tersebut membawa sedikit uap
air sehingga pada bulan April – Oktober Indonesia mengalami musim kemarau.
Antara musim penghujan dan kemarau itu terjadi
kondisi atmosfer yang tidak menentu yang biasanya dinamakan musim pancaroba atau musim peralihan. Musim pancaroba
berlangsung kira-kira satu sampai dua bulan.
Musim penghujan dan kemarau di Indonesia tidaklah mutlak
berlangsung dalam bulan-bulan itu, tetapi adakalanya bergeser maju atau mundur,
hal ini sangat dipengaruhi oleh kondisi iklim global di muka bumi.
Terjadinya angin tersebut tidak lepas dari pengaruh gerak semu matahari.
Pada saat berevolusi (bumi bergerak mengelilingi matahari), bumi juga
berputar pada porosnya. Kondisi ini mengakibatkan matahari seolah
bergerak bolak-balik di sekitar garis balik balik utara (23½o LU)
dan garis balik selatan (23½o LS). Fenomena inilah yang kemudian
disebut gerak semu matahari. Gerakakan ini membuat adanya perbedaan panas
matahari yang diterima permukaan bumi. Tempat-tempat yang berada pada lintang
tinggi lebih sedikit menerima panas matahari daripada tempat-tempat yang
bearada pada lintang tinggi lebih sedikit menerima panas matahari daripada
tempat-tempat pada lintang rendah.
Berdasarkan perbedaan inilah, posisi Indonesia yang berada
pada lintang 6o LU - 11o LS beriklim tropis dan mempunyai
dua musim, yaitu musim kemarau dan hujan.
2) Iklim Tropis (Iklim Panas)
Indonesia terletak di sekitar
garis khatulistiwa. Akibatnya, Indonesia termasuk daerah tropis/tropika (panas).
Ciri-ciri iklim tropis adalah sebagai berikut:
a) Suhu udara
rata-rata tinggi, karena matahari selalu vertikal. Umumnya suhu udara antara
20- 23°C. Bahkan di beberapa tempat rata-rata suhu tahunannya mencapai 30°C.
b) Amplitudo suhu
rata-rata tahunan kecil. Di khatulistiwa antara 1 – 5°C, sedangkan ampitudo
hariannya lebih besar.
c) Tekanan
udaranya rendah dan perubahannya secara perlahan dan beraturan.
d) Banyak terjadi
hujan dibanding daerah-daerah lain di dunia.
3) Iklim Laut
Indonesia merupakan negara
kepulauan, sehingga sebagian wilayahnya dikelilingi oleh laut. Dengan kondisi tersebut, Indonesia memiliki
iklim laut.
Ciri iklim laut adalah sebagai berikut:
a) Suhu rata-rata
tahunan rendah;
b) Amplitudo suhu
harian rendah/kecil;
c) Banyak awan,
dan
d) Sering hujan
lebat disertai badai.
Ketiga
jenis iklim tersebut berdampak pada tingginya curah hujan di Indonesia.
Rata-rata curah hujan di Indonesia untuk setiap tahunnya tidak sama. Namun
masih tergolong cukup banyak, yaitu rata-rata 2000 – 3000 mm/tahun. Begitu pula
antara tempat yang satu dengan tempat yang lain rata-rata curah hujannya tidak
sama.
2. Flora dan Fauna
Sumber:
www.travellers.web.id
Dengan
iklimnya yang tropis, Indonesia merupakan tempat yang
nyaman bagi kehidupan flora dan fauna. Banyak binatang dan tumbuhan yang hidup
di negeri tercinta ini. Flora dan fauna di
Indonesia secara garis besar terbagi atas tiga zona, yaitu flora fauna Asiatis,
flora fauna peralihan, dan flora fauna Australis.
Adanya
zona ini, karena dahulu pada saat sebelum terjadinya pencairan es atau zaman
glacial, wilayah Indonesia bagian barat yang meliputi Sumatra, Jawa,
Kalimantan, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya, serta laut-laut dangkalnya
bersatu dengan Asia sehingga flora dan faunanya memiliki corak yang sama dengan
Asia. Kawasan ini juga merupakan tanah Sunda tua sehingga disebut juga sebagai
Zona Flora-Fauna Sunda.
Bagian
timur yang meliputi wilayah
Papua dahulunya bersatu dengan Australia sehingga flora dan faunanya bercorak
Australia atau disebut flora fauna Australis.
Di
bagian tengah merupakan daerah
yang terdapat laut dalam sehingga flora dan faunanya memiliki corak tersendiri sehingga disebut sebagai flora fauna
peralihan.
Wilayah flora dan fauna
tersebut dibatasi garis Wallace dan Weber.
a. Garis Wallace
Wallace diambil dari nama
ilmuwan pertama Inggris yang meneliti persebaran hewan di Indonesia. Garis
Wallace, memisahkan wilayah flora dan fauna Asiatis dengan wilayah peralihan
yang terletak di sebelah selatan Filipina ke arah selatan.
Alfred Russel Wallace
(Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Alfred_Russel_Wallace)
b. Garis Weber
Weber adalah peneliti asal
Jerman yang meneliti persebaran ikan-ikan air tawar di pulau Sumatra dan
Kalimantan. Garis Weber, membatasi wilayah fauna Australis dengan wilayah flora-fauna
peralihan.
Max Carl Wilhelm Weber
(Sumber: http://kolom-biografi.blogspot.com/2011/ 03/biografi-max-weber.html)
Garis Wallace dan Garis Weber
a. Jenis dan Persebaran Flora di
Indonesia
Jenis
Flora di Indonesia dapat dikelompokkan berdasarkan faktor geologi serta faktor
iklim dan ketinggian tempat.
1) Jenis Flora Indonesia
Berdasarkan Faktor Geologi
a) Flora di Dataran Sunda
Flora
di Dataran Sunda disebut sebagai flora Asiatis, antara lain:
(1)
banyak
terdapat jenis meranti-merantian,
(2)
terdapat
berbagai jenis rotan,
(3)
tidak
memiliki hutan kayu putih,
(4)
memiliki
jenis tumbuhan matoa (pometia pinnata) yangsedikit,
(5)
memiliki
jenis tumbuhan sagu yang sedikit,
(6)
memiliki
berbagai jenis nangka.
Selain itu banyak pula
dijumpai tumbuhan endemik, yaitu tumbuhan
yang hanya terdapat pada tempat tertentu dengan batas wilayah yang relatif
sempit dan tidak terdapat di wilayah lain. Misalnya bunga Rafflesia Arnoldii
hanya terdapat di perbatasan Bengkulu, Jambi, dan Sumatra Selatan.
Bunga
Rafflesia Arnoldii (Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/ Rafflesia_arnoldii)
b) Flora di daerah Dataran Sahul
Flora di dataran Sahul atau flora Australis memiliki
corak hutan hujan tropik tipe Australia Utara, dengan ciri sangat lebat dan
selalu hijau sepanjang tahun. Jenis tumbuhannya antara lain:
(1)
memiliki
jenis meranti yang sedikit
(2)
tidak
memiliki rotan
(3)
terdapat
hutan kayu putih
(4)
memiliki
berbagai jenis tumbuhan matoa (khususnya di Papua)
(5)
memiliki
banyak tumbuhan sagu
(6)
tidak
terdapat jenis nangka.
Pohon sagu merupakan flora
di Dataran Sahul
Sumber: westpapua-arki.blogspot.com
c) Flora Daerah Peralihan
Corak vegetasi yang
terdapat di daerah Peralihan meliputi: vegetasi sabana tropik di Kepulauan Nusa
Tenggara, hutan pegunungan di Sulawesi dan hutan campuran di Maluku.
Flora di Sulawesi, yang
mempunyai kemiripan dengan flora daerah kering di Maluku, Nusa Tenggara, Jawa,
dan Filipina. Di kawasan pegunungan terdapat jenis tumbuhan yang mirip dengan
tumbuhan di Kalimantan. Sedangkan di kawasan pantai dan dataran rendahnya mirip
dengan tumbuhan di Papua.
2) Jenis Flora Indonesia
berdasarkan Iklim dan Ketinggian Tempat
Berbagai flora di Indonesia
berdasarkan iklim dan ketinggian tempat adalah sebagai berikut.
a) Hutan hujan tropis, merupakan hutan lebat, yang pohonnya
tinggi-tinggi, berdaun rindang dan udaranya lembap. Di
Indonesia hutan jenis ini terdapat di Sumatra, Kalimantan, dan Papua.
b) Hutan musim, merupakan hutan yang gugur daunnya pada
musim kemarau dan tumbuh subur pada musim hujan. Jenis hutan ini terdapat di
Jawa dan Sulawesi.
c) Sabana adalah daerah padang rumput yang diselingi oleh
semak-semak. Sabana banyak terdapat di Nusa Tenggara dan Madura.
d) Stepa adalah padang rumput yang luas. Terdapat di Pulau
Sumba, Flores, Sumbawa, dan Timor.
e) Padang lumut, berada di puncak pegunungan yang tertinggi,
misalnya di Puncak Jaya Wijaya.
f)
Hutan
bakau,
merupakan hutan yang tumbuh di pantai berawa-rawa, yaitu di pantai utara Jawa
dan pantai timur Sumatra.
Hutan Hujan Tropis Hutan Musim
Sabana Stepa
Padang Lumut Hutan
Bakau
Sumber: http://www.nama-ilmiah-hewan-tumbuhan.com/2012_11_01_
archive.html
b.
Jenis dan Persebaran Fauna di Indonesia
Sumber: ipsb2011.wordpress.com
1) Fauna Asiatis
Fauna Asiatis tersebar di
bagian barat yang meliputi Pulau Sumatra, Kalimantan, Jawa, dan Bali. Daerah
ini juga disebut daerah fauna Dataran Sunda.
Hewan yang bercorak Asia
memiliki ciri-ciri:
a) binatang mamalia besar-besar,
b) terdapat bermacam-macam kera,
c) jenis ikan air tawar banyak,
d) jenis hewan berwarna sedikit,
e) binatang menyusui berkantung
sedikit.
Jenis fauna yang ada di
Indonesia bagian barat, antara lain gajah, badak, banteng, harimau, beruang,
orangutan, siamang, tapir, kijang, kancil, trenggiling, kukang, buaya, dan ikan
lumba lumba.
2) Fauna Australis
Fauna Australis terdapat di
Papua dan pulau-pulau disekitarnya. Binatang-binatangnya mempunyai kesamaan
dengan binatang-binatang di benua Australia. Daerah ini juga disebut fauna
dataran Sahul.
Ciri fauna di daerah ini
adalah:
a) binatang
mamalia kecil-kecil,
b)
tidak terdapat jenis kera,
c)
jenis ikan air tawar sedikit,
d)
terdapat banyak burung berwarna,
e)
banyak terdapat binatang
menyusui berkantung.
Jenis hewan di daerah ini,
antara lain: kuskus, tikus berkantung dan musang berkantung, burung
cenderawasih, burung kakatua, dan burung kasuari.
3) Fauna Peralihan
Fauna peralihan tersebar di
Maluku, Sulawesi, dan Nusa Tenggara. Daerah fauna Peralihan dibatasi oleh garis
Wallace yang membatasi dengan fauna di Dataran Sunda dan garis Weber yang
membatasi dengan fauna di Dataran Sahul.
Jenis hewan di daerah ini,
antara lain:
a) anoa di Sulawesi;
b) babirusa di Sulawesi dan Maluku
bagian barat;
c) biawak komodo terdapat di Pulau
Komodo, Nusa Tenggara Timur;
d) burung mako terdapat di Sulawesi
dan Kepulauan Sangihe.
Jenis Fauna Indonesia
(Sumber: http://female.store.co.id/images/Image/images/ penyebaran%20fauna.jpg)
c.
Pemanfaatan Flora dan Fauna
Flora
dan fauna dimanfaatkan untuk:
1) Dikonsumsi
Flora dan fauna
dimanfaatkan manusia untuk dimakan, untuk obat, dan untuk diolah demi
kepentingan lainnya.
2) Tujuan pendidikan dan penelitian
Suaka margasatwa dan cagar
alam merupakan tempat yang sangat ideal untuk tujuan pendidikan dan penelitian
karena keadaan alamnya mempunyai kekhasan jenis-jenis tumbuhan, hewan dan
ekosistemnya.
3) Sarana rekreasi
Keanekaragaman flora dan
fauna digunakan pula untuk tujuan rekreasi.
d.
Upaya pelestarian flora dan
fauna Indonesia
Untuk
mencegah semakin punahnya flora dan fauna, maka dilakukan upaya-upaya sebagai
berikut:
1)
Ditetapkan tempat perlindungan
bagi flora dan fauna agar perkembangbiakannya tidak terganggu. Tempat-tempat
perlindungan ini berupa suaka alam yang meliputi cagar alam dan suaka
margasatwa.
Suaka alam merupakan kawasan di daratan dan perairan yang mempunyai
fungsi utama sebagai kawasan perlindungan dan pengawetan keanekaragaman
tumbuhan dan hewan serta tata lingkungannya. Suaka alam merupakan usaha
konservasi flora dan fauna yang mencakup cagar alam dan suaka margasatwa.
Suaka margasatwa adalah kawasan suaka alam yang mempunyai ekosistem asli,
memiliki ciri khas berupa keanekaragaman dan keunikan jenis satwanya. Suaka
margasatwa bertujuan untuk melindungi dan melestarikan kelangsungan hidup satwa
tertentu agar tidak punah. Selain itu dimanfaatkan untuk tujuan penelitian,
ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi.
Cagar alam merupakan kawasan suaka alam yang karena keadaan alamnya
mempunyai kekhasan tumbuhan, satwa dan tata lingkungannya. Kawasan ini untuk
melindungi dan melestarikan flora dan fauna yang hidup di dalamnya yang
mempunyai nilai tertentu agar dapat berkembang sesuai dengan kondisi aslinya.
Selain itu cagar alam juga dipergunakan untuk kepentingan ilmu pengetahuan,
pendidikan, dan rekreasi.
Suaka
margasatwa di Indonesia, antara lain sebagai berikut.
a)
Pulau Komodo di Nusa Tenggara
Timur untuk melindungi komodo, rusa, babi hutan, kerbau liar, ayam hutan, dan
burung kakatua.
b) Way
Kambas di Lampung untuk melindungi gajah, badak, kerbau liar, harimau
Sumatra, dan rusa.
c)
Gunung Leuser di Nanggroe Aceh
Darussalam untuk melindungi gajah, badak Sumatra, harimau, rusa, kambing hutan,
orangutan, dan berbagai jenis burung.
d)
Baluran di Jawa Timur untuk
melindungi badak, banteng, kerbau liar, rusa, babi hutan, lutung, ayam hutan, anjing
hutan, burung, dan berbagai jenis kera.
e)
Kutai di Kalimantan Timur untuk
melindungi rusa, babi hutan, orangutan, dan kanau.
f)
Pulau Moyo di Sumbawa untuk
melindungi babi hutan, rusa, sapi liar, burung kakatua, dan ayam hutan.
Komodo
di Pulau Komodo sebagai salah satu dari
keajaiban dunia (Sumber: http://explore-id.blogspot.com/2010/05/pulau-komodo)
Cagar
alam yang ada di Indonesia adalah sebagai berikut.
a)
Ujung Kulon di Banten untuk
melindungi badak, buaya, banteng, rusa, babi hutan, merak, dan tumbuh-tumbuhan
yang terdapat di dalamnya.
b)
Sibolangit di Sumatra Utara
untuk melindungi flora asli khas dataran rendah Sumatra bagian timur, antara
lain bunga lebah dan bunga bangkai raksasa.
c)
Rafflesia di Bengkulu untuk
melindungi bunga refflesia sebagai bunga terbesar di dunia.
d)
Cibodas di Jawa Barat untuk
melindungi hutan cadangan di daerah basah.
e)
Tanjung Pangandaran di Jawa
Barat untuk melindungi hutan, rusa, banteng, dan babi hutan.
f)
Arjuna Lalijiwa di Jawa Timur
untuk melindungi hutan cemara dan hutan alpina.
g)
Rembo Panti di Sumatra Barat
untuk melindungi tumbuh-tumbuhan khas Sumatra Barat dan beberapa macam hewan,
antara lain siamang dan tapir.
2)
Membangun lembaga biologi,
antara lain:
a) Kebon Raya Bogor dengan
cabangnya di Cibodas, Purwodadi (Lawang), Eka Karya (Bali), dan Sibolangit
(Sumatra Utara).
b) Honarium Bogoriense.
c) Museum Zoologicum Bogoriense.
d) Lembaga Penelitian Botani
(Bogor).
e) Lembaga Penelitian Laut
(Jakarta).
f) Membangun beberapa pusat
rehabilitasi dan tempat-tempat penangkaran bagi hewan-hewan tertentu, seperti: Pusat rehabilitasi orang
utan di Bohorok dan Tanjung Putting di Sumatra, daerah hutan Wanariset Samboja di Kutai, Kalimantan Timur, pusat rehabilitasi babi rusa dan anoa di Sulawesi.
3) Pembangunan yang berwawasan lingkungan, berarti pembangunan harus
memperhatikan keseimbangan yang sehat antara manusia dengan lingkungannya.
4) Menetapkan beberapa jenis binatang yang perlu dilindungi
seperti: Soa-soa (biawak), Komodo, Landak Semut Irian, Kanguru Pohon, Bekantan,
Orang Utan (Mawas), Kelinci liar, bajing terbang, bajing tanah, Siamang, macan
Kumbang, beruang madu, macan dahan kuwuk, Pesut, ikan Duyung, gajah, tapir,
badak, anoa, menjangan, banteng, kambing hutan, Sarudung, owa, Sing Puar,
Peusing.
5)
Melakukan usaha pelestarian hutan, antara
lain:
a)
mencegah pencurian kayu dan
penebangan hutan secara liar.
b)
perbaikan kondisi lingkungan
hutan.
c)
menanam kembali di tempat
tumbuhan yang pohonnya di tebang.
d) sistem
tebang pilih.
6)
Melakukan usaha pelestarian hewan, antara lain:
a) melindungi hewan dari perburuan
dan pembunuhan liar.
b) mengembalikan hewan piaraan ke
kawasan habitatnya.
c) mengawasi pengeluaran hewan ke
luar negeri.
7)
Melakukan usaha pelestarian biota
perairan, antara lain:
a) mencegah perusakan wilayah
perairan.
b) melarang cara-cara penangkapan
yang dapat mematikan ikan dan biota lainnya, misalnya dengan bahan peledak.
c)
melindungi anak ikan dari gangguan dan penangkapan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar