Minggu, 12 Juli 2020

Potensi Sumber daya Alam dan Kemaritiman Indonesia


1.   Potensi Sumber daya Alam Indonesia
Sumber daya alam adalah semua kekayaan yang berasal dari alam/bumi baik benda hidup maupun benda mati yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Atau dapat pula diartikan bahwa sumber daya alam adalah segala sesuatu yang tersedia dan ada pada alam/bumi yang mampu memberikan dukungan bagi kelangsungan hidup manusia.
Sumber daya alam dapat digolongkan sebagai berikut.
a.     Sumber daya alam berdasarkan kemungkinan pemulihan (kelestariannya)
1)    Sumber daya alam yang dapat diperbarui (renewable resources) ialah sumber daya alam yang dapat pulih kembali setelah dimanfaatkan karena akan terbentuk kembali dalam waktu relatif cepat. Contohnya: udara, sinar matahari, hewan, dan tumbuhan.
2)    Sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui (unrenawable resources) ialah sumber daya alam yang akan habis karena tidak dapat digantikan dengan yang lain. Contoh: emas, perak, tembaga, bauksit, dan lain-lain.
b.     Sumber daya alam berdasarkan materinya
1)    Sumber daya alam organik (biotik/hayati) adalah sumber daya alam yang berasal dari kehidupan. Contoh: hasil pertanian, perikanan, perkebunan, kehutanan, dan peternakan. Barang tambang yang berasal dari kehidupan adalah batu bara dan minyak bumi.
2)    Sumber daya alam anorganik (abiotik/nonhayati) adalah sumber daya alam yang berasal dari benda mati. Contohnya: emas, perak, timah, tembaga, bijih besi, dan lain-lain.
c.     Sumber Daya Alam Berdasarkan Habitat
1)    Sumber Daya Alam Terestris
Sumber daya alam terestris adalah sumber daya alam yang terdapat di daratan. Contoh sumber daya alam terestris adalah tanah, bahan tambang, dan hutan.
2)    Sumber Daya Alam Akuatik
Sumber daya alam akuatik adalah sumber daya alam yang terdapat di perairan, misalnya ikan, rumput laut, garam.

Indonesia memiliki berbagai potensi sumber daya alam. Berikut ini dibahas tentang  sumber daya hutan dan bahan tambang.


a.   Potensi Sumber daya Hutan

      Hutan dapat dikatakan sebagai paru-paru dunia, karena hutan menyerap karbondioksida (CO2) yang banyak terbentuk dari hasil-hasil pembakaran dan mengeluarkan oksigen (O2) yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup untuk bernapas. Hutan merupakan stabilisator CO2 dan O2 di udara.
1)   Jenis hutan
Hutan dapat dikelompokkan sebagai berikut.
a)   Menurut tujuannya/fungsinya
(1) Hutan produksi, yaitu hutan yang difungsikan untuk menghasilkan produk-produk kehutanan, seperti kayu, rotan, damar, dan sebagainya.
(2)  Hutan lindung, yaitu hutan yang difungsikan untuk melindungi tanah dan bahaya erosi, mencegah banjir, dan melestarikan sumber air.
(3)  Hutan wisata, yaitu hutan yang ditujukan untuk tempat rekreasi.
(4)  Hutan suaka alam, yaitu hutan yang berfungsi sebagai tempat untuk melindungi atau melestarikan tumbuh-tumbuhan (flora) dan hewan (fauna) langka agar tidak punah.
(5)  Hutan cadangan (hutan konversi), yaitu hutan yang dicadangkan untuk pertanian dan permukiman.
b)   Menurut terjadinya
(1)  Hutan alam, yaitu hutan yang tumbuh dengan sendirinya secara alami tanpa campur tangan manusia.
(2)  Hutan buatan, yaitu hutan yang dibuat oleh manusia.
c)   Menurut jenis tumbuhannya
(1)  Hutan homogen, yaitu hutan yang terdiri atas satu jenis tumbuhan.
(2)  Hutan heterogen, yaitu hutan yang terdiri atas bermacam-macam tumbuhan.
d)   Menurut tempat tumbuhnya
(1)  Hutan pegunungan
(2)  Hutan datar
(3)  Hutan pantai
(4)  Hutan rawa
e)   Menurut iklim dan curah hujannya
(1)  Hutan hujan tropis, yaitu hutan yang terdapat di daerah tropis dengan curah hujan yang tinggi sepanjang tahun.
Ciri-ciri hutan hujan tropis:
(a)  Jenis pohonnya heterogen,
(b)  daunnya lebar,
(c)  hutannya hijau sepanjang tahun,
(d)  banyak terdapat jenis tumbuhan memanjat seperti rotan,
(e)  pohon-pohonnya tumbuh dengan rapat,
(f)   udara dalam hutan selalu lembap karena sinar matahari tidak dapat tembus sampai ke permukaan tanah.
Jenis hutan ini terdapat di Sumatra, Kalimantan, dan Papua.
(2)  Hutan musim, yaitu hutan yang daunnya meranggas pada musim kemarau dan hijau lagi pada musim penghujan. Contohnya adalah hutan jati di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
(3)  Sabana, yaitu padang rumput yang diselingi semak-semak. Pada rumput ini terjadi karena curah hujannya rendah, musim hujannya singkat.
(4)  Stepa, yaitu padang rumput yang luas.
Stepa dan sabana banyak terdapat di Nusa Tenggara.
f)    Menurut umurnya
(1)  Hutan primer, yaitu hutan asli yang belum pernah ditebang oleh manusia.
(2)  Hutan sekunder, yaitu hutan yang tumbuh atau terbentuk kembali setelah sebelumnya ditebang oleh manusia.

2)   Fungsi Hutan
Hutan memiliki berbagai fungsi bagi kehidupan manusia, yaitu sebagai berikut.
a)   Mencegah erosi dan tanah longsor. Akar-akar pohon berfungsi sebagai pengikat butiran-butiran tanah. Dengan adanya hutan, air hujan tidak langsung jatuh ke permukaan tanah tetapi jatuh ke permukaan daun atau terserap masuk ke dalam tanah.
b)   Menyimpan, mengatur, dan menjaga persediaan dan keseimbangan air di musim hujan dan musim kemarau.
c)   Menyuburkan tanah, karena daun-daun yang gugur akan terurai menjadi tanah humus.
d)   Sebagai sumber ekonomi. Hutan dapat dimanfaatkan hasilnya sebagai bahan mentah atau bahan baku untuk industri atau bahan bangunan. Sebagai contoh: rotan, karet, getah, perca yang dimanfaatkan untuk industri kerajinan dan bahan bangunan.
e)   Sebagai sumber plasma nutfah (masa organisme yang masih membawa sifat-sifat genetik asli) keanekaragaman ekosistem di hutan memungkinkan untuk berkembangnya keanekaragaman hayati genetika.
f)    Mengurangi polusi untuk pencemaran udara. Tumbuhan mampu menyerap karbon dioksida dan menghasilkan oksigen yang dibutuhkan oleh makhluk hidup.

3)   Persebaran Hutan
Indonesia dikenal punya hutan daratan sangat luas. Hingga 2017, menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), yang dilansir Selasa (3/4/2018), luasnya mencapai 125.922.474 hektare. Persebaran hutan di Indonesia tidak merata. Hutan terluas di Indonesia berada di Kalimantan, disusul Papua dan Sumatra.
Dibandingkan dengan wilayah datarannya hutan di Kalimantan diperkirakan 68%, Papua 78%, Sumatra 57%, Sulawesi 32%, Maluku 71%, Jawa 22%. Perbandingan luas hutan dengan daratan keseluruhan secara ideal 30%.
Hutan jati banyak berada di Jawa Timur, Sulawesi, dan Nusa Tenggara. Hutan bakau tumbuh di dataran-dataran pantai yang landai terutama di sepanjang pantai Kalimantan, pantai timur Sumatra, dan pantai Selatan Papua.

4)   Hasil-hasil Hutan
Hasil-hasil hutan, antara lain sebagai berikut.
a)   Kayu, banyak dihasilkan di Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Aceh, dan Sumatra Selatan.
b)   Rotan banyak dihasilkan di Sumatra dan Kalimantan.
c)   Bambu, banyak dihasilkan di daerah Jawa Timur di lereng Gunung Raung, sebelah selatan Banyuwangi.
d)   Damar, untuk membuat pernis dan cat, terdapat di hutan Kalimantan dan Sumatra.
e)   Kopal (arpus), sejenis damar yang digunakan di pabrik-pabrik pernis, banyak terdapat di Sulawesi dan Maluku.
f)    Tengkawang, digunakan untuk industri makanan, obat-obatan, sabun dan kosmetik terdapat di hutan Kalimantan dan Sumatra.

5)   Faktor pendorong pengembangan kehutanan di Indonesia
a)   Hutan di Indonesia sangat luas.
b)   Di hutan Indonesia terdapat berbagai jenis kayu yang bernilai ekonomis tinggi
c)   Iklim Indonesia yang tropis dengan curah hujan tinggi menyebabkan tumbuh berbagai jenis kayu.
d)   Pasaran hasil-hasil hutan Indonesia di luar negeri cukup baik.
e)   Ekspor hasil-hasil hutan memberikan devisa yang besar bagi negara.

6)   Kendala yang dihadapi dalam bidang kehutanan
a)   Makin sempitnya hutan karena dijadikan tempat tinggal, lahan pertanian, dan perkebunan
b)   Adanya kebakaran hutan
c)   Adanya sistem perladangan berpindah
d)   Adanya pencurian kayu di hutan
7)   Usaha pelestarian hutan
a)   Melarang penebangan hutan tanpa izin dari pemerintah
b)   Memberikan penyuluhan kepada petani ladang berpindah untuk mengubah sistem pertaniannya.
c)   Mengembangkan Hak Pengusahaan Hutan (HPH).
d)   Mencabut izin Hak Pengusahaan Hutan (HPH) bagi yang melanggar peraturan.
e)   Menebang hutan seara selektif, yaitu memilih yang benar-benar layak tebang.
f)    Melakukan tindakan rehabilitasi pada areal hutan yang rusak dan melakukan reboisasi.
g)   Melakukan penghijauan, yaitu penanaman di luar kawasan hutan, khususnya di lahan-lahan kritis.
b.   Potensi Sumber Daya Tambang
1)   Berbagai Kegiatan Pertambangan
Pertambangan adalah segala kegiatan manusia yang berhubungan dengan usaha untuk memanfaatkan barang tambang yang ada di dalam bumi maupun yang terdapat di permukaan bumi.
Bahan tambang berdasarkan kegunaannya dikelompokkan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut.
a)   Bahan tambang sumber energi, contoh: minyak bumi, gas alam, dan batu bara.
b)   Bahan tambang mineral logam, contoh: timah, bauksit, tembaga, besi, nikel, emas, perak, manggan, dan lain-lain.
c)   Bahan tambang mineral bukan logam atau bahan tambang industri, contoh: belereng, fosfat, gamping, marmer, dan lain-lain.
Pemerintah membagi bahan galian atas tiga golongan, yaitu sebagai berikut.
a)   Golongan A
Golongan A disebut sebagai bahan galian strategis, yaitu bahan galian yang penting untuk strategi keamanan dan perekonomian negara. Contoh: minyak bumi, gas alam, batu bara, besi, bauksit, tembaga, nikel, timah putih, dan radioaktif.
b)   Golongan B
Golongan B disebut sebagai bahan galian vital, yaitu bahan galian yang penting untuk hajat hidup orang banyak. Contoh: emas, perak, platina, seng, fosfat, mika, asbes, dan lain-lain.
c)   Golongan C
Golongan C atau bahan galian industri adalah bahan galian yang dapat langsung digunakan untuk bahan keperluan industri, seperti batu gamping, gips, tanah liat, pasir, marmer, batu apung, tras, dan sebagainya.

Berikut beberapa tambang penting di Indonesia
a)   Minyak Bumi
      Minyak bumi merupakan barang tambang yang sangat penting.   Minyak bumi berasal dari mikroplankton yang terdapat di danau, rawa-rawa, dan laut. Sesudah mati, mikroplankton mengendap di dasar laut dan bercampur dengan lumpur. Akibat tekanan dari lapisan-lapisan di atasnya dan pengaruh panas magma dalam waktu yang sangat lama yakni ratusan ribu hingga jutaan tahun, maka terjadilah proses distilasi (proses pemanasan benda cair atau padat hingga berubah menjadi uap) hingga terbentuk minyak bumi kasar.
      Minyak bumi didapatkan dengan cara mengebor permukaan bumi di darat atau di laut. Minyak kemudian dipompa keluar dan dialirkan melalui pipa-pipa di kilang penyulingan. Perusahaan negara yang mempunyai hak menambang minyak bumi adalah Pertamina.
      Hasil penyulingan minyak menghasilkan berbagai bahan.
(1)  Bahan bakar yang dapat menimbulkan tenaga, yaitu avigas, avtur, premix, premium, bensin, minyak tanah (kerosin), minyak solar, minyak diesel, dan minyak bakar.
(2)  Bahan pemulas, yaitu: minyak pelumas mesin, minyak pelumas industri, dan minyak pelumas kapal terbang.
(3)  Bahan kimia, yaitu: bitumen, lilin (parafin), pelarut, bahan kimia untuk industri bahan kimia untuk pertanian, plastik, dan elpiji.
      Selain itu juga dapat dihasilkan aspal dan ter.
      Kualitas minyak bumi Indonesia cukup baik karena kadar belerang (sulfur) sangat rendah sehingga mengurangi asap kotor yang dapat menimbulkan pencemaran. Ladang minyak bumi di Indonesia ialah: Jatibarang, Blora, Cepu, dan Wonokromo (Jawa), Peureulak, Langkat, Pangkalanbrandan, Minas, Dumai, dan Duri, Rumbai, Renga, Muaraenim, dan Pendopo (Sumatra), Kutai, Tarakan, Pulau Bunyu, dan Balikpapan (Kalimantan), Pulau Seram Pusatnya di Bula (Maluku), Sorong dan Klamono (Papua).
      Pengeboran minyak lepas pantai (off shore), antara lain di dekat kota Pidia (Aceh), lepas pantai Jawa Barat dan Jawa Tengah, lepas pantai Riau, dan lepas pantai sebelah timur Balikpapan.

      b)   Gas Alam
      Hampir setiap pengeboran minyak bumi menghasilkan gas alam. Hasil pengemboran gas alam ditampung lalu dicairkan. Gas alam yang dicairkan disebut LNG (Liquafied Natural Gas). Kilang LNG berada di Bontang (Kalimantan Timur) dan Arun (Aceh).
      Minyak dan gas bumi mempunyai keunggulan daripada sumber energi lain karena.
(1)  mempunyai nilai kalor yang tinggi;
(2)  menghasilkan berjenis-jenis bahan bakar;
(3)  dapat menghasilkan berbagai minyak pelumas;
(4)  minyak bumi dapat dipakai sebagai bahan baku petrokimia, misalnya bahan tekstil, dan bahan plastik;
(5)  sifat cair minyak bumi lebih praktis, mudah dibawa, mudah dialirkan, dan mudah disimpan dalam berbagai bentuk.

c)   Batu Bara
      Batu bara berasal dari tumbuh-tumbuhan yang mati, lalu tertimbun di dalam rawa-rawa. Proses pembentukan batu barat disebut inkolen (proses pengarangan).
      Indonesia memiliki persediaan batu bara yang cukup banyak namun kualitasnya kurang baik karena termasuk batu bara muda. Makin tua batu bara makin tinggi mutunya karena makin besar kadar karbonnya.
      Daerah tambang batu bara di Indonesia ialah lembah sungai Ombilin dan Bukit Asam (Sumatra), muara Sungai Mahakam, Pulau Laut, sekitar sungai Berau, dan lembah Kapuas (Kalimantan), Sulawesi Selatan, dan Banten.
      Kegunaan batu bara adalah untuk:
(1)  Kokas (cokes: batu bara yang telah dihilangkan gasnya) untuk keperluan industri, misalnya industri baja;
(2)  bahan bakar kereta api atau kapal laut;
(3)  bahan mentah untuk sutera tiruan dan karet tiruan;
(4)  bahan pembuat serat buatan, seperti nilon dan plastik;
(5)  gasnya untuk keperluan industri dan rumah tangga.

d)   Bauksit
Bauksit merupakan sumber bijih utama untuk menghasilkan aluminium. Indonesia memiliki potensi bauksit yang cukup besar dengan produksi mencapai 1.262.710 ton. Sebagian dari hasil pertambangan bauksit dimanfaatkan untuk industri dalam negeri dan sebagian lainnya diekspor. Penambangan bauksit terbesar di Indonesia berada di Pulau Bintan. Daerah yang lain adalah Kota Pinang (Sumatra Utara), Tayan Menukung, Sandai, Pantus, Balai Berkuah (Kalimantan Barat), dan Sigembir (Bangka Belitung)

e)   Pasir Besi
Pasir besi dimanfaatkan untuk industri logam besi dan industri semen. Aktivitas penambangan pasir besi dapat ditemukan di Cilacap (Jawa Tengah), Sumatra, Lombok, Yogyakarta, Gunung Tegak (Lampung), Pegunungan Verbeek (Sulawesi Selatan), dan Pulau Sebuku (Kalimantan Selatan).

f)    Emas
Berdasarkan data Tekmira ESDM, produksi emas Indonesia pada tahun 2003 mencapai 141.019 ton. Emas ditambang di Jawa Barat (Cikotok dan Pongkor), Papua (Freeport, Timika), Kalimantan Barat (Sambas), Nanggroe Aceh Darussalam (Meulaboh), Sulawesi Utara (Bolaang Mongondow, Minahasa), Riau (Logos), dan Bengkulu (Rejang Lebong).

g)   Timah
Timah dimanfaatkan sebagai bahan baku logam pelapis, solder, cendera mata, dan lain-lain. Aktivitas penambangan timah terdapat di Sungai Liat (Pulau Bangka), Manggara (Pulau Belitung), dan Dabo (Pulau Singkep) serta Pulau Karimun.

h)   Tembaga
Tembaga banyak dimanfaatkan dalam industri peralatan listrik, industri konstruksi, pesawat terbang, kapal laut, atap, pipa ledeng, dekorasi rumah, mesin-mesin pertanian, pengatur suhu ruangan, dan lain-lain. Aktivitas penambangan tembaga terdapat di Papua oleh PT. Freeport.

i)    Nikel
Nikel adalah bahan paduan logam yang banyak digunakan pada industri logam. Nikel ditambang di daerah Soroako, Sulawesi Tenggara. Daerah lain yang memiliki potensi nikel adalah Papua dan Maluku.

j)    Aspal
Aspal digunakan sebagai bahan utama untuk membuat jalan. Aspal ditambang di Pulau Buton, Sulawesi Tenggara.

k)   Mangan
Mangan banyak digunakan untuk proses pembuatan besi baja, pembuatan baterai kering, keramik, gelas, dan sebagainya. Mangan ditambang di daerah Tasikmalaya (Jawa Barat), Kiripan (Yogyakarta), dan Martapura (Kalimantan Selatan).

l)    Belerang
Belerang banyak ditemukan di Gunung Welirang, Jawa Timur dan Gunung Patuha, Jawa Barat.

m)  Marmer
Marmer terbentuk dari proses malihan batu gamping atau batu kapur. Suhu dan tekanan bekerja pada batu gamping karena adanya tenaga endogen atau tenaga dari dalam bumi. Marmer banyak digunakan untuk seni pahat, patung, meja, dinding, lantai rumah, dan lain-lain. Marmer ditambang di Tulungagung (Jawa Timur), Lampung, dan Makassar.

n)   Yodium
Yodium digunakan sebagai bahan baku utama untuk larutan obat dalam alkohol, kesehatan, herbisida, industri desinfektan, serta digunakan dalam garam agar lebih sehat. Yodium ditambang di Semarang (Jawa Tengah) dan Mojokerto (Jawa Timur).



2)   Cara Pengusahaan Barang Tambang
Dalam pengusahaan barang tambang dilakukan eksplorasi dan eksploitasi. Eksplorasi adalah penelitian lapangan untuk mengetahui tempat-tempat yang mengandung bahan tambang. Eksploitasi adalah kegiatan penambangan yaitu dengan penggalian atau pengeboran.
Usaha pertambangan dilakukan di daerah-daerah yang terdapat barang tambang dan memenuhi syarat:
a)   persediaan tambangnya cukup banyak;
b)   barang tambangnya bermutu tinggi;
c)   biaya penggalian, pengolahan, dan pengangkutannya murah.
Nilai suatu barang tambang ditentukan oleh letak dan kekayaan.
Ada berbagai cara penambangan, yaitu sebagai berikut.
a)   Penambangan terbuka (surface mine), yaitu penambangan barang tambang yang letaknya di permukaan sehingga tinggal mengambil saja.
b)   Penambangan jauh (slope mine) atau penambangan bawah tanah, yaitu penambangan dengan membuat terowongan miring karena barang tambang terletak jauh di bawah bukit.
c)   Penambangan dalam (shaf mine), caranya dengan membuat terowongan yang tegak sampai kelapisan yang ada barang tambangnya kemudian dibuat terowongan mendatar.
d)   Penambangan di atas permukaan (drift mine), yaitu barang tambang yang terletak di bawah bukit, tetapi jika diukur dari permukaan justru terletak di atas.

3)   Peranan Barang Tambang dalam Perekonomian Indonesia
Peranan barang tambang dalam perekonomian Indonesia cukup besar dan penting, antara lain:
a)   menyediakan bahan baku kegiatan industri,
b)   sebagai bahan ekspor untuk penerimaan devisa negara,
c)   memperluas lapangan pekerjaan,
d)   membuka luas kesempatan berusaha.
2.   Potensi Kemaritiman Indonesia
Indonesia merupakan negara kepulauan, sehingga memiliki laut yang sangat luas. Luas wilayah laut Indonesia 3.302.498 km2 atau 2/3 dari luas Indonesia. Potensi sumber daya laut, antara lain sebagai berikut.
a.     Perikanan
Perikanan adalah usaha penangkapan atau pemeliharaan ikan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Perikanan laut merupakan usaha menangkap ikan di laut.
Ikan laut di Indonesia dikelompokkan menjadi dua, yaitu ikan tipe Asia dan ikan tipe Australia.
1)    Ikan tipe Asia
Ciri ikan jenis ini adalah berbentuk lebar dan warnanya sesuai dengan warna air, misalnya ikan kembung, ekor kuning, selar, kembang, layang, lemuru, dan bawal.
      Ikan jenis ini hidup di sebelah barat Selat Makassar.
2)    Ikan tipe Australia
Ikan tipe ini bentuknya bulat panjang, sesuai untuk hidup di laut bebas dan dalam, misalnya ikan tongkol (cakalang), hiu, dan cucut. Ikan tipe Australia hidup di sebelah timur selat Makassar.
Daerah perairan laut yang menjadi pusat kehidupan ikan ialah:
1)    perairan pantai, khususnya sekitar muara sungai;
2)    perairan dangkal, seperti Laut Jawa, Selat Sunda, dan Selat Malaka;
3)    daerah laut yang terdapat arus laut vertikal yang memungkinkan plankton untuk hidup subur. Daerahnya terdapat di Selat Makassar bagian selatan, pantai selatan pulau Jawa sampai ke perairan Timor, sepanjang wilayah laut Arafura, kepulauan Aru sampai Teluk Carpentaria di Australia.

Pelabuhan perikanan di Indonesia, antara lain sebagai berikut.
1)    Perairan Selat Malaka berpusat di Bagansiapi-api yang merupakan pelabuhan ikan terbesar dan Bengkalis.
2)    Perairan Laut Jawa terdapat pelabuhan Banten, Cirebon, Indramayu, Tegal, Semarang, Gresik, Pasuruan, Panarukan, dan Banjarmasin.
3)    Perairan Selat Bali berpusat di Muncar yang merupakan pelabuhan perikanan terbesar nomor dua dengan hasil tangkapan yang terkenal adalah ikan lemuru.
4)    Di perairan Indonesia bagian timur terdapat kota pelabuhan Makassar, Airtembaga (Sulawesi Utara), Ambon, Ternate, dan Manokwari.
Alat-alat yang digunakan untuk menangkap ikan bermacam-macam, antara perahu, kapal motor, jala, pancing, bubu, dan jermal. Pukat harimau atau jaring trawl dilarang beroperasi karena merugikan nelayan tradisional dan dapat merusak ekosistem laut.

b.    Terumbu Karang
Sumber: bekasibusiness.com

Terumbu Karang adalah bangunan ribuan karang yang menjadi tempat hidup berbagai ikan dan makhluk laut lainnya. Bayangkanlah terumbu karang sebagai sebuah kota yang sangat sibuk, bangunannya terdiri dari karang-karang, dengan ikan-ikan dan makhluk laut sebagai penghuninya.
Karang yang hidup di laut, tampak terlihat seperti batuan atau tanaman. Tetapi mereka sebenarnya adalah sekumpulan hewan-hewan kecil yang dinamakan polip. Ada dua macam karang, yaitu karang batu (hard corals) dan karang lunak (soft corals). Karang batu merupakan karang pembentuk terumbu karena tubuhnya yang keras seperti batu. Kerangkanya terbuat dari kalsium karbonat atau zat kapur. Karang baru bekerja sama dengan alga yang disebut zooxanthellae. Karang batu hanya hidup di perairan dangkal dimana sinar matahari masih didapatkan. Karang lunak bentuknya seperti tanaman dan tidak bekerja sama dengan alga. Karang lunak dapat hidup baik di perairan dangkal maupun di perairan dalam yang gelap.
Polip karang bentuknya seperti sebuah karung dan memiliki tangan-tangan yang dinamakan tentakel. Polip menyerap kalsium karbonat dari air laut untuk membangun rangka luar zat kapur yang dapat melindungi tubuh polip yang sangat lembut.
Selama satu tahun rata-rata karang hanya dapat menghasilkan batu karang setinggi 1 cm saja. Jadi selama 100 tahun karang batu itu hanya tumbuh 100 cm. Kalau begitu, jika karang yang tingginya 5 meter dirusak, diperlukan 500 tahun agar kembali seperti semula.
Terumbu karang termasuk ekosistem yang paling tua di bumi ini. Tahap pertama evolusi terumbu karang terjadi kira-kira 500 juta tahun yang lalu. Terumbu karang modern ada sejak lebih dari 50 juta tahun yang lalu. Waktu yang dibutuhkan terumbu karang untuk tumbuh adalah antara 5000 sampai 10.000 tahun. Jadi terumbu yang kita lihat sekarang ini telah berumur lebih dari 10.000.
Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki terumbu karang terluas di dunia. Luas terumbu karang Indonesia mencapai 284.300 km2 atau 18% dari terumbu karang yang ada di dunia. Kekayaan terumbu karang Indonesia tidak hanya dari luasnya, tetapi juga keanekaragaman hayati yang hidup di dalamnya. Keanekaragaman hayati terumbu karang juga yang tertinggi di dunia. Di dalamnya terdapat 2.500 jenis ikan, 590 jenis karang, 2.500 jenis moluska, dan 1.500 jenis udang-udangan.
Terumbu karang memberikan manfaat yang luar biasa kepada bumi dan seisinya. Manfaat terumbu karang bagi manusia adalah:
1)    Manfaat ekonomi, yaitu sebagai sumber makanan, obat-obatan, dan objek wisata bahari.
2)    Manfaat ekologis, yaitu mengurangi hempasan gelombang pantai yang dapat berakibat terjadinya abrasi.
3)    Manfaat sosial ekonomi, yaitu sebagai sumber perikanan yang dapat meningkatkan pendapatan para nelayan. Terumbu karang juga menjadi daya tarik objek wisata yang dapat meningkatkan pendapatan penduduk sekitar dari pariswisata.
Terumbu karang adalah ekosistem yang rentan dan mudah rusak. Terumbu karang dapat rusak oleh beberapa proses antara lain: pengendapan, pencemaran, penangkapan ikan yang merusak, sampah, gempa, bintang laut pemangsa karang yang disebut bulu seribu.
Yang dapat kita lakukan untuk membantu melestarikan terumbu karang adalah sebagai berikut.
1)    Jangan membeli souvenir atau barang-barang yang terbuat dari karang atau makhluk laut lainnya seperti karang yang dikeringkan, ikan buntal yang diawetkan, kerang-kerang besar, dan lain-lain.
2)    Jangan menyentuh, berdiri di atas karang, atau mengumpulkan karang ketika sedang bermain di laut atau snorkeling.
3)    Jika anda adalah seorang penyelam, perhatikan gerakan fin, tabung, dan alat selam lainnya, jangan sampai membentur karang.
4)    Jika anda memiliki akuarium air laut, pastikan anda membeli ikan-ikan yang tidak ditangkap dengan menggunakan racun.
5)    Terdapat bukti-bukti bahwa di dalam terumbu karang terkandung bahan-bahan untuk obat-obatan.
6)    Bergabunglah dengan badan pelestarian lingkungan laut.


c.     Hutan Mangrove
Hutan mangrove atau hutan bakau merupakan tipe hutan yang terletak di daerah pasang surut air laut.  Hutan mangrove memiliki fungsi ekologis dan fungsi ekonomis.
1)    Fungsi ekologis hutan mangrove adalah sebagai habitat atau tempat hidup binatang laut untuk berlindung, mencari makan, atau berkembang biak. Fungsi ekologis lainnya dari hutan mangrove adalah melindungi pantai dari abrasi air laut.
2)    Fungsi ekonomis hutan mangrove berupa nilai ekonomi dari kayu dan makhluk hidup yang ada di dalamnya. Penduduk biasanya memanfaatkan kayu sebagai bahan kayu bakar dan bahan pembuat arang. Kayu bakau dapat juga dijadikan bahan pembuat kertas. Selain kayu, hutan mangrove juga dihuni oleh beragam jenis hewan yang bernilai ekonomi, misalnya udang dan jenis ikan lainnya yang berkembang biak di wilayah ini.
Hutan mangrove tersebar di pesisir barat Pulau Sumatra, beberapa bagian dari pantai utara Pulau Jawa, sepanjang pesisir Kalimantan, Pesisir Pulau Sulawesi, Pesisir Selatan Papua, dan sejumlah pulau kecil lainnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar