1. Potensi Sumber daya Alam Indonesia
Sumber
daya alam adalah semua kekayaan yang berasal dari alam/bumi baik benda hidup maupun
benda mati yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Atau
dapat pula diartikan bahwa sumber daya alam adalah segala sesuatu yang tersedia
dan ada pada alam/bumi yang mampu memberikan dukungan bagi kelangsungan hidup
manusia.
Sumber daya alam dapat
digolongkan sebagai berikut.
a.
Sumber daya alam berdasarkan kemungkinan
pemulihan (kelestariannya)
1)
Sumber daya alam yang dapat diperbarui (renewable
resources) ialah sumber daya alam yang dapat pulih kembali setelah
dimanfaatkan karena akan terbentuk kembali dalam waktu relatif cepat.
Contohnya: udara, sinar matahari, hewan, dan tumbuhan.
2)
Sumber daya alam yang tidak dapat
diperbarui (unrenawable resources) ialah sumber daya alam yang akan
habis karena tidak dapat digantikan dengan yang lain. Contoh: emas, perak,
tembaga, bauksit, dan lain-lain.
b.
Sumber daya alam berdasarkan materinya
1)
Sumber daya alam organik (biotik/hayati)
adalah sumber daya alam yang berasal dari kehidupan. Contoh: hasil pertanian,
perikanan, perkebunan, kehutanan, dan peternakan. Barang tambang yang berasal
dari kehidupan adalah batu bara dan minyak bumi.
2)
Sumber daya alam anorganik
(abiotik/nonhayati) adalah sumber daya alam yang berasal dari benda mati.
Contohnya: emas, perak, timah, tembaga, bijih besi, dan lain-lain.
c.
Sumber Daya Alam Berdasarkan Habitat
1)
Sumber Daya Alam Terestris
Sumber daya alam
terestris adalah sumber daya alam yang terdapat di daratan. Contoh sumber daya
alam terestris adalah tanah, bahan tambang, dan hutan.
2)
Sumber Daya Alam Akuatik
Sumber daya alam
akuatik adalah sumber daya alam yang terdapat di perairan, misalnya ikan,
rumput laut, garam.
Indonesia memiliki berbagai potensi sumber daya alam. Berikut ini dibahas tentang sumber daya hutan dan bahan tambang.
a. Potensi Sumber daya Hutan
Hutan dapat dikatakan sebagai paru-paru dunia, karena hutan
menyerap karbondioksida (CO2) yang banyak terbentuk dari hasil-hasil
pembakaran dan mengeluarkan oksigen (O2) yang sangat dibutuhkan oleh
makhluk hidup untuk bernapas. Hutan merupakan stabilisator CO2 dan O2
di udara.
1) Jenis hutan
Hutan dapat
dikelompokkan sebagai berikut.
a) Menurut tujuannya/fungsinya
(1) Hutan produksi, yaitu hutan yang difungsikan
untuk menghasilkan produk-produk kehutanan, seperti kayu, rotan, damar, dan
sebagainya.
(2) Hutan lindung, yaitu hutan yang difungsikan
untuk melindungi tanah dan bahaya erosi, mencegah banjir, dan melestarikan
sumber air.
(3) Hutan wisata, yaitu hutan yang ditujukan untuk
tempat rekreasi.
(4) Hutan suaka alam, yaitu hutan yang berfungsi
sebagai tempat untuk melindungi atau melestarikan tumbuh-tumbuhan (flora) dan
hewan (fauna) langka agar tidak punah.
(5) Hutan cadangan (hutan konversi), yaitu hutan
yang dicadangkan untuk pertanian dan permukiman.
b) Menurut terjadinya
(1) Hutan alam, yaitu hutan yang tumbuh dengan
sendirinya secara alami tanpa campur tangan manusia.
(2) Hutan buatan, yaitu hutan yang dibuat oleh
manusia.
c) Menurut jenis tumbuhannya
(1) Hutan homogen, yaitu hutan yang terdiri atas
satu jenis tumbuhan.
(2) Hutan heterogen, yaitu hutan yang terdiri atas
bermacam-macam tumbuhan.
d) Menurut tempat tumbuhnya
(1) Hutan pegunungan
(2) Hutan datar
(3) Hutan pantai
(4) Hutan rawa
e) Menurut iklim dan curah hujannya
(1) Hutan hujan tropis, yaitu hutan yang terdapat
di daerah tropis dengan curah hujan yang tinggi sepanjang tahun.
Ciri-ciri hutan hujan
tropis:
(a) Jenis pohonnya heterogen,
(b) daunnya lebar,
(c) hutannya hijau sepanjang tahun,
(d) banyak terdapat jenis tumbuhan memanjat seperti
rotan,
(e) pohon-pohonnya tumbuh dengan rapat,
(f) udara dalam hutan selalu lembap karena sinar
matahari tidak dapat tembus sampai ke permukaan tanah.
Jenis hutan ini
terdapat di Sumatra, Kalimantan, dan Papua.
(2) Hutan musim, yaitu hutan yang daunnya meranggas
pada musim kemarau dan hijau lagi pada musim penghujan. Contohnya adalah hutan
jati di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
(3) Sabana, yaitu padang rumput yang diselingi
semak-semak. Pada rumput ini terjadi karena curah hujannya rendah, musim
hujannya singkat.
(4) Stepa, yaitu padang rumput yang luas.
Stepa dan sabana banyak
terdapat di Nusa Tenggara.
f) Menurut umurnya
(1) Hutan primer, yaitu hutan asli yang belum
pernah ditebang oleh manusia.
(2) Hutan sekunder, yaitu hutan yang tumbuh atau
terbentuk kembali setelah sebelumnya ditebang oleh manusia.
2) Fungsi Hutan
Hutan memiliki berbagai
fungsi bagi kehidupan manusia, yaitu sebagai berikut.
a) Mencegah erosi dan tanah longsor. Akar-akar
pohon berfungsi sebagai pengikat butiran-butiran tanah. Dengan adanya hutan,
air hujan tidak langsung jatuh ke permukaan tanah tetapi jatuh ke permukaan
daun atau terserap masuk ke dalam tanah.
b) Menyimpan, mengatur, dan menjaga persediaan dan
keseimbangan air di musim hujan dan musim kemarau.
c) Menyuburkan tanah, karena daun-daun yang gugur
akan terurai menjadi tanah humus.
d) Sebagai sumber ekonomi. Hutan dapat
dimanfaatkan hasilnya sebagai bahan mentah atau bahan baku untuk industri atau
bahan bangunan. Sebagai contoh: rotan, karet, getah, perca yang dimanfaatkan
untuk industri kerajinan dan bahan bangunan.
e) Sebagai sumber plasma nutfah (masa organisme
yang masih membawa sifat-sifat genetik asli) keanekaragaman ekosistem di hutan
memungkinkan untuk berkembangnya keanekaragaman hayati genetika.
f) Mengurangi polusi untuk pencemaran udara.
Tumbuhan mampu menyerap karbon dioksida dan menghasilkan oksigen yang
dibutuhkan oleh makhluk hidup.
3) Persebaran Hutan
Indonesia dikenal punya
hutan daratan sangat luas. Hingga 2017, menurut data Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan (KLHK), yang dilansir Selasa (3/4/2018), luasnya mencapai
125.922.474 hektare. Persebaran hutan di Indonesia tidak merata. Hutan terluas
di Indonesia berada di Kalimantan, disusul Papua dan Sumatra.
Dibandingkan dengan
wilayah datarannya hutan di Kalimantan diperkirakan 68%, Papua 78%, Sumatra
57%, Sulawesi 32%, Maluku 71%, Jawa 22%. Perbandingan luas hutan dengan daratan
keseluruhan secara ideal 30%.
Hutan jati banyak
berada di Jawa Timur, Sulawesi, dan Nusa Tenggara. Hutan bakau tumbuh di
dataran-dataran pantai yang landai terutama di sepanjang pantai Kalimantan,
pantai timur Sumatra, dan pantai Selatan Papua.
4) Hasil-hasil Hutan
Hasil-hasil hutan,
antara lain sebagai berikut.
a) Kayu, banyak dihasilkan di Kalimantan Timur,
Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Aceh, dan Sumatra Selatan.
b) Rotan banyak dihasilkan di Sumatra dan
Kalimantan.
c) Bambu, banyak dihasilkan di daerah Jawa Timur
di lereng Gunung Raung, sebelah selatan Banyuwangi.
d) Damar, untuk membuat pernis dan cat, terdapat
di hutan Kalimantan dan Sumatra.
e) Kopal (arpus), sejenis damar yang digunakan di
pabrik-pabrik pernis, banyak terdapat di Sulawesi dan Maluku.
f) Tengkawang, digunakan untuk industri makanan,
obat-obatan, sabun dan kosmetik terdapat di hutan Kalimantan dan Sumatra.
5) Faktor pendorong pengembangan kehutanan di
Indonesia
a) Hutan di Indonesia sangat luas.
b) Di hutan Indonesia terdapat berbagai jenis kayu
yang bernilai ekonomis tinggi
c) Iklim Indonesia yang tropis dengan curah hujan
tinggi menyebabkan tumbuh berbagai jenis kayu.
d) Pasaran hasil-hasil hutan Indonesia di luar
negeri cukup baik.
e) Ekspor hasil-hasil hutan memberikan devisa yang
besar bagi negara.
6) Kendala yang dihadapi dalam bidang kehutanan
a) Makin sempitnya hutan karena dijadikan tempat
tinggal, lahan pertanian, dan perkebunan
b) Adanya kebakaran hutan
c) Adanya sistem perladangan berpindah
d) Adanya pencurian kayu di hutan
7) Usaha pelestarian hutan
a) Melarang penebangan hutan tanpa izin dari
pemerintah
b) Memberikan penyuluhan kepada petani ladang
berpindah untuk mengubah sistem pertaniannya.
c) Mengembangkan Hak Pengusahaan Hutan (HPH).
d) Mencabut izin Hak Pengusahaan Hutan (HPH) bagi
yang melanggar peraturan.
e) Menebang hutan seara selektif, yaitu memilih
yang benar-benar layak tebang.
f) Melakukan tindakan rehabilitasi pada areal
hutan yang rusak dan melakukan reboisasi.
g) Melakukan penghijauan, yaitu penanaman di luar
kawasan hutan, khususnya di lahan-lahan kritis.
b. Potensi Sumber Daya
Tambang
1) Berbagai Kegiatan Pertambangan
Pertambangan adalah
segala kegiatan manusia yang berhubungan dengan usaha untuk memanfaatkan barang
tambang yang ada di dalam bumi maupun yang terdapat di permukaan bumi.
Bahan tambang
berdasarkan kegunaannya dikelompokkan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut.
a) Bahan tambang sumber energi, contoh: minyak
bumi, gas alam, dan batu bara.
b) Bahan tambang mineral logam, contoh: timah, bauksit,
tembaga, besi, nikel, emas, perak, manggan, dan lain-lain.
c) Bahan tambang mineral bukan logam atau bahan
tambang industri, contoh: belereng, fosfat, gamping, marmer, dan lain-lain.
Pemerintah membagi
bahan galian atas tiga golongan, yaitu sebagai berikut.
a) Golongan A
Golongan A disebut
sebagai bahan galian strategis, yaitu bahan galian yang penting untuk strategi
keamanan dan perekonomian negara. Contoh: minyak bumi, gas alam, batu bara,
besi, bauksit, tembaga, nikel, timah putih, dan radioaktif.
b) Golongan B
Golongan B disebut
sebagai bahan galian vital, yaitu bahan galian yang penting untuk hajat hidup
orang banyak. Contoh: emas, perak, platina, seng, fosfat, mika, asbes, dan
lain-lain.
c) Golongan C
Golongan C atau bahan
galian industri adalah bahan galian yang dapat langsung digunakan untuk bahan
keperluan industri, seperti batu gamping, gips, tanah liat, pasir, marmer, batu
apung, tras, dan sebagainya.
Berikut beberapa
tambang penting di Indonesia
a) Minyak Bumi
Minyak bumi merupakan barang tambang yang sangat penting. Minyak bumi berasal dari mikroplankton yang terdapat
di danau, rawa-rawa, dan laut. Sesudah mati, mikroplankton mengendap di dasar laut
dan bercampur dengan lumpur. Akibat tekanan dari lapisan-lapisan di atasnya dan
pengaruh panas magma dalam waktu yang sangat lama yakni ratusan ribu hingga
jutaan tahun, maka terjadilah proses distilasi (proses pemanasan benda cair
atau padat hingga berubah menjadi uap) hingga terbentuk minyak bumi kasar.
Minyak bumi didapatkan dengan cara mengebor permukaan bumi di
darat atau di laut. Minyak kemudian dipompa keluar dan dialirkan melalui
pipa-pipa di kilang penyulingan. Perusahaan negara yang mempunyai hak menambang
minyak bumi adalah Pertamina.
Hasil penyulingan minyak menghasilkan berbagai bahan.
(1) Bahan bakar yang dapat menimbulkan tenaga,
yaitu avigas, avtur, premix, premium, bensin, minyak tanah (kerosin), minyak
solar, minyak diesel, dan minyak bakar.
(2) Bahan pemulas, yaitu: minyak pelumas mesin,
minyak pelumas industri, dan minyak pelumas kapal terbang.
(3) Bahan kimia, yaitu: bitumen, lilin (parafin), pelarut,
bahan kimia untuk industri bahan kimia untuk pertanian, plastik, dan elpiji.
Selain itu juga dapat dihasilkan aspal dan ter.
Kualitas minyak bumi Indonesia cukup baik karena kadar belerang
(sulfur) sangat rendah sehingga mengurangi asap kotor yang dapat menimbulkan
pencemaran. Ladang minyak bumi di Indonesia ialah: Jatibarang, Blora, Cepu, dan
Wonokromo (Jawa), Peureulak, Langkat, Pangkalanbrandan, Minas, Dumai, dan Duri,
Rumbai, Renga, Muaraenim, dan Pendopo (Sumatra), Kutai, Tarakan, Pulau Bunyu,
dan Balikpapan (Kalimantan), Pulau Seram Pusatnya di Bula (Maluku), Sorong dan
Klamono (Papua).
Pengeboran minyak lepas pantai (off shore), antara lain
di dekat kota Pidia (Aceh), lepas pantai Jawa Barat dan Jawa Tengah, lepas
pantai Riau, dan lepas pantai sebelah timur Balikpapan.
b) Gas Alam
Hampir setiap pengeboran minyak bumi menghasilkan gas alam.
Hasil pengemboran gas alam ditampung lalu dicairkan. Gas alam yang dicairkan
disebut LNG (Liquafied Natural Gas). Kilang LNG berada di Bontang
(Kalimantan Timur) dan Arun (Aceh).
Minyak dan gas bumi mempunyai keunggulan daripada sumber energi
lain karena.
(1) mempunyai nilai kalor yang tinggi;
(2) menghasilkan berjenis-jenis bahan bakar;
(3) dapat menghasilkan berbagai minyak pelumas;
(4) minyak bumi dapat dipakai sebagai bahan baku
petrokimia, misalnya bahan tekstil, dan bahan plastik;
(5) sifat cair minyak bumi lebih praktis, mudah dibawa,
mudah dialirkan, dan mudah disimpan dalam berbagai bentuk.
c) Batu Bara
Batu bara berasal dari tumbuh-tumbuhan yang mati, lalu
tertimbun di dalam rawa-rawa. Proses pembentukan batu barat disebut inkolen
(proses pengarangan).
Indonesia memiliki persediaan batu bara yang cukup banyak namun
kualitasnya kurang baik karena termasuk batu bara muda. Makin tua batu bara
makin tinggi mutunya karena makin besar kadar karbonnya.
Daerah tambang batu bara di Indonesia ialah lembah sungai
Ombilin dan Bukit Asam (Sumatra), muara Sungai Mahakam, Pulau Laut, sekitar
sungai Berau, dan lembah Kapuas (Kalimantan), Sulawesi Selatan, dan Banten.
Kegunaan batu bara adalah untuk:
(1) Kokas (cokes: batu bara yang telah dihilangkan
gasnya) untuk keperluan industri, misalnya industri baja;
(2) bahan bakar kereta api atau kapal laut;
(3) bahan mentah untuk sutera tiruan dan karet
tiruan;
(4) bahan pembuat serat buatan, seperti nilon dan
plastik;
(5) gasnya untuk keperluan industri dan rumah tangga.
d) Bauksit
Bauksit merupakan
sumber bijih utama untuk menghasilkan aluminium. Indonesia memiliki potensi
bauksit yang cukup besar dengan produksi mencapai 1.262.710 ton. Sebagian dari
hasil pertambangan bauksit dimanfaatkan untuk industri dalam negeri dan
sebagian lainnya diekspor. Penambangan bauksit terbesar di Indonesia berada di
Pulau Bintan. Daerah yang lain adalah Kota Pinang (Sumatra Utara), Tayan
Menukung, Sandai, Pantus, Balai Berkuah (Kalimantan Barat), dan Sigembir
(Bangka Belitung)
e) Pasir Besi
Pasir besi dimanfaatkan
untuk industri logam besi dan industri semen. Aktivitas penambangan pasir besi
dapat ditemukan di Cilacap (Jawa Tengah), Sumatra, Lombok, Yogyakarta, Gunung
Tegak (Lampung), Pegunungan Verbeek (Sulawesi Selatan), dan Pulau Sebuku
(Kalimantan Selatan).
f) Emas
Berdasarkan data
Tekmira ESDM, produksi emas Indonesia pada tahun 2003 mencapai 141.019 ton.
Emas ditambang di Jawa Barat (Cikotok dan Pongkor), Papua (Freeport, Timika),
Kalimantan Barat (Sambas), Nanggroe Aceh Darussalam (Meulaboh), Sulawesi Utara
(Bolaang Mongondow, Minahasa), Riau (Logos), dan Bengkulu (Rejang Lebong).
g) Timah
Timah dimanfaatkan
sebagai bahan baku logam pelapis, solder, cendera mata, dan lain-lain.
Aktivitas penambangan timah terdapat di Sungai Liat (Pulau Bangka), Manggara (Pulau
Belitung), dan Dabo (Pulau Singkep) serta Pulau Karimun.
h) Tembaga
Tembaga banyak
dimanfaatkan dalam industri peralatan listrik, industri konstruksi, pesawat
terbang, kapal laut, atap, pipa ledeng, dekorasi rumah, mesin-mesin pertanian, pengatur
suhu ruangan, dan lain-lain. Aktivitas penambangan tembaga terdapat di Papua oleh
PT. Freeport.
i) Nikel
Nikel adalah bahan
paduan logam yang banyak digunakan pada industri logam. Nikel ditambang di
daerah Soroako, Sulawesi Tenggara. Daerah lain yang memiliki potensi nikel adalah
Papua dan Maluku.
j) Aspal
Aspal digunakan sebagai
bahan utama untuk membuat jalan. Aspal ditambang di Pulau Buton, Sulawesi
Tenggara.
k) Mangan
Mangan banyak digunakan
untuk proses pembuatan besi baja, pembuatan baterai kering, keramik, gelas, dan
sebagainya. Mangan ditambang di daerah Tasikmalaya (Jawa Barat), Kiripan
(Yogyakarta), dan Martapura (Kalimantan Selatan).
l) Belerang
Belerang banyak
ditemukan di Gunung Welirang, Jawa Timur dan Gunung Patuha, Jawa Barat.
m) Marmer
Marmer terbentuk dari
proses malihan batu gamping atau batu kapur. Suhu dan tekanan bekerja pada batu
gamping karena adanya tenaga endogen atau tenaga dari dalam bumi. Marmer banyak
digunakan untuk seni pahat, patung, meja, dinding, lantai rumah, dan lain-lain.
Marmer ditambang di Tulungagung (Jawa Timur), Lampung, dan Makassar.
n) Yodium
Yodium digunakan
sebagai bahan baku utama untuk larutan obat dalam alkohol, kesehatan,
herbisida, industri desinfektan, serta digunakan dalam garam agar lebih sehat. Yodium
ditambang di Semarang (Jawa Tengah) dan Mojokerto (Jawa Timur).
2) Cara Pengusahaan Barang Tambang
Dalam pengusahaan
barang tambang dilakukan eksplorasi dan eksploitasi. Eksplorasi adalah
penelitian lapangan untuk mengetahui tempat-tempat yang mengandung bahan
tambang. Eksploitasi adalah kegiatan penambangan yaitu dengan penggalian atau
pengeboran.
Usaha pertambangan
dilakukan di daerah-daerah yang terdapat barang tambang dan memenuhi syarat:
a) persediaan tambangnya cukup banyak;
b) barang tambangnya bermutu tinggi;
c) biaya penggalian, pengolahan, dan
pengangkutannya murah.
Nilai suatu barang
tambang ditentukan oleh letak dan kekayaan.
Ada berbagai cara
penambangan, yaitu sebagai berikut.
a) Penambangan terbuka (surface mine),
yaitu penambangan barang tambang yang letaknya di permukaan sehingga tinggal
mengambil saja.
b) Penambangan jauh (slope mine) atau
penambangan bawah tanah, yaitu penambangan dengan membuat terowongan miring
karena barang tambang terletak jauh di bawah bukit.
c) Penambangan dalam (shaf mine), caranya
dengan membuat terowongan yang tegak sampai kelapisan yang ada barang
tambangnya kemudian dibuat terowongan mendatar.
d) Penambangan di atas permukaan (drift mine),
yaitu barang tambang yang terletak di bawah bukit, tetapi jika diukur dari
permukaan justru terletak di atas.
3) Peranan Barang Tambang dalam Perekonomian
Indonesia
Peranan barang tambang
dalam perekonomian Indonesia cukup besar dan penting, antara lain:
a) menyediakan bahan baku kegiatan industri,
b) sebagai bahan ekspor untuk penerimaan devisa
negara,
c) memperluas lapangan pekerjaan,
d) membuka luas kesempatan berusaha.
2. Potensi Kemaritiman Indonesia
Indonesia merupakan
negara kepulauan, sehingga memiliki laut yang sangat luas. Luas wilayah laut
Indonesia 3.302.498 km2 atau 2/3 dari luas Indonesia. Potensi sumber
daya laut, antara lain sebagai berikut.
a.
Perikanan
Perikanan adalah usaha
penangkapan atau pemeliharaan ikan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Perikanan laut
merupakan usaha menangkap ikan di laut.
Ikan laut di Indonesia
dikelompokkan menjadi dua, yaitu ikan tipe Asia dan ikan tipe Australia.
1)
Ikan tipe Asia
Ciri ikan jenis ini adalah berbentuk lebar dan warnanya sesuai
dengan warna air, misalnya ikan kembung, ekor kuning, selar, kembang, layang,
lemuru, dan bawal.
Ikan jenis ini hidup di sebelah barat Selat Makassar.
2)
Ikan tipe Australia
Ikan tipe ini bentuknya bulat panjang, sesuai untuk hidup di laut
bebas dan dalam, misalnya ikan tongkol (cakalang), hiu, dan cucut. Ikan tipe
Australia hidup di sebelah timur selat Makassar.
Daerah perairan laut
yang menjadi pusat kehidupan ikan ialah:
1)
perairan pantai, khususnya sekitar muara
sungai;
2)
perairan dangkal, seperti Laut Jawa,
Selat Sunda, dan Selat Malaka;
3)
daerah laut yang terdapat arus laut
vertikal yang memungkinkan plankton untuk hidup subur. Daerahnya terdapat di
Selat Makassar bagian selatan, pantai selatan pulau Jawa sampai ke perairan
Timor, sepanjang wilayah laut Arafura, kepulauan Aru sampai Teluk Carpentaria
di Australia.
Pelabuhan perikanan di
Indonesia, antara lain sebagai berikut.
1)
Perairan Selat Malaka berpusat di
Bagansiapi-api yang merupakan pelabuhan ikan terbesar dan Bengkalis.
2)
Perairan Laut Jawa terdapat pelabuhan
Banten, Cirebon, Indramayu, Tegal, Semarang, Gresik, Pasuruan, Panarukan, dan
Banjarmasin.
3)
Perairan Selat Bali berpusat di Muncar
yang merupakan pelabuhan perikanan terbesar nomor dua dengan hasil tangkapan
yang terkenal adalah ikan lemuru.
4)
Di perairan Indonesia bagian timur
terdapat kota pelabuhan Makassar, Airtembaga (Sulawesi Utara), Ambon, Ternate,
dan Manokwari.
Alat-alat yang
digunakan untuk menangkap ikan bermacam-macam, antara perahu, kapal motor,
jala, pancing, bubu, dan jermal. Pukat harimau atau jaring trawl dilarang
beroperasi karena merugikan nelayan tradisional dan dapat merusak ekosistem
laut.
b.
Terumbu Karang
Sumber:
bekasibusiness.com
Terumbu Karang adalah
bangunan ribuan karang yang menjadi tempat hidup berbagai ikan dan makhluk laut
lainnya. Bayangkanlah terumbu karang sebagai sebuah kota yang sangat sibuk,
bangunannya terdiri dari karang-karang, dengan ikan-ikan dan makhluk laut
sebagai penghuninya.
Karang yang hidup di
laut, tampak terlihat seperti batuan atau tanaman. Tetapi mereka sebenarnya
adalah sekumpulan hewan-hewan kecil yang dinamakan polip. Ada dua macam karang,
yaitu karang batu (hard corals) dan karang lunak (soft corals).
Karang batu merupakan karang pembentuk terumbu karena tubuhnya yang keras
seperti batu. Kerangkanya terbuat dari kalsium karbonat atau zat kapur. Karang
baru bekerja sama dengan alga yang disebut zooxanthellae. Karang batu hanya
hidup di perairan dangkal dimana sinar matahari masih didapatkan. Karang lunak
bentuknya seperti tanaman dan tidak bekerja sama dengan alga. Karang lunak
dapat hidup baik di perairan dangkal maupun di perairan dalam yang gelap.
Polip karang bentuknya
seperti sebuah karung dan memiliki tangan-tangan yang dinamakan tentakel. Polip
menyerap kalsium karbonat dari air laut untuk membangun rangka luar zat kapur
yang dapat melindungi tubuh polip yang sangat lembut.
Selama satu tahun
rata-rata karang hanya dapat menghasilkan batu karang setinggi 1 cm saja. Jadi
selama 100 tahun karang batu itu hanya tumbuh 100 cm. Kalau begitu, jika karang
yang tingginya 5 meter dirusak, diperlukan 500 tahun agar kembali seperti
semula.
Terumbu karang termasuk
ekosistem yang paling tua di bumi ini. Tahap pertama evolusi terumbu karang
terjadi kira-kira 500 juta tahun yang lalu. Terumbu karang modern ada sejak
lebih dari 50 juta tahun yang lalu. Waktu yang dibutuhkan terumbu karang untuk
tumbuh adalah antara 5000 sampai 10.000 tahun. Jadi terumbu yang kita lihat
sekarang ini telah berumur lebih dari 10.000.
Sebagai negara
kepulauan, Indonesia memiliki terumbu karang terluas di dunia. Luas terumbu
karang Indonesia mencapai 284.300 km2 atau 18% dari terumbu karang yang ada di
dunia. Kekayaan terumbu karang Indonesia tidak hanya dari luasnya, tetapi juga keanekaragaman
hayati yang hidup di dalamnya. Keanekaragaman hayati terumbu karang juga yang
tertinggi di dunia. Di dalamnya terdapat 2.500 jenis ikan, 590 jenis karang, 2.500
jenis moluska, dan 1.500 jenis udang-udangan.
Terumbu karang
memberikan manfaat yang luar biasa kepada bumi dan seisinya. Manfaat terumbu
karang bagi manusia adalah:
1)
Manfaat ekonomi, yaitu sebagai sumber
makanan, obat-obatan, dan objek wisata bahari.
2)
Manfaat ekologis, yaitu mengurangi
hempasan gelombang pantai yang dapat berakibat terjadinya abrasi.
3)
Manfaat sosial ekonomi, yaitu sebagai
sumber perikanan yang dapat meningkatkan pendapatan para nelayan. Terumbu
karang juga menjadi daya tarik objek wisata yang dapat meningkatkan pendapatan
penduduk sekitar dari pariswisata.
Terumbu karang adalah
ekosistem yang rentan dan mudah rusak. Terumbu karang dapat rusak oleh beberapa
proses antara lain: pengendapan, pencemaran, penangkapan ikan yang merusak,
sampah, gempa, bintang laut pemangsa karang yang disebut bulu seribu.
Yang dapat kita lakukan
untuk membantu melestarikan terumbu karang adalah sebagai berikut.
1)
Jangan membeli souvenir atau
barang-barang yang terbuat dari karang atau makhluk laut lainnya seperti karang
yang dikeringkan, ikan buntal yang diawetkan, kerang-kerang besar, dan
lain-lain.
2)
Jangan menyentuh, berdiri di atas
karang, atau mengumpulkan karang ketika sedang bermain di laut atau snorkeling.
3)
Jika anda adalah seorang penyelam,
perhatikan gerakan fin, tabung, dan alat selam lainnya, jangan sampai membentur
karang.
4)
Jika anda memiliki akuarium air laut,
pastikan anda membeli ikan-ikan yang tidak ditangkap dengan menggunakan racun.
5)
Terdapat bukti-bukti bahwa di dalam
terumbu karang terkandung bahan-bahan untuk obat-obatan.
6)
Bergabunglah dengan badan pelestarian
lingkungan laut.
c.
Hutan Mangrove
Hutan mangrove atau
hutan bakau merupakan tipe hutan yang terletak di daerah pasang surut air laut.
Hutan mangrove memiliki fungsi
ekologis dan fungsi ekonomis.
1)
Fungsi ekologis hutan mangrove adalah
sebagai habitat atau tempat hidup binatang laut untuk berlindung, mencari
makan, atau berkembang biak. Fungsi ekologis lainnya dari hutan mangrove
adalah melindungi pantai dari abrasi air laut.
2)
Fungsi ekonomis hutan mangrove berupa
nilai ekonomi dari kayu dan makhluk hidup yang ada di dalamnya. Penduduk
biasanya memanfaatkan kayu sebagai bahan kayu bakar dan bahan pembuat arang.
Kayu bakau dapat juga dijadikan bahan pembuat kertas. Selain kayu, hutan mangrove
juga dihuni oleh beragam jenis hewan yang bernilai ekonomi, misalnya udang
dan jenis ikan lainnya yang berkembang biak di wilayah ini.
Hutan mangrove tersebar
di pesisir barat Pulau Sumatra, beberapa bagian dari pantai utara Pulau Jawa,
sepanjang pesisir Kalimantan, Pesisir Pulau Sulawesi, Pesisir Selatan Papua,
dan sejumlah pulau kecil lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar