a.
Perubahan pada Masa Kolonial Barat
1) Perluasan Penggunaan Lahan
Pada
masa penjajahan, terjadi perubahan besar dalam perkembangan perkebunan di
Indonesia. Penambahan jumlah lahan untuk tanaman ekspor dilakukan di berbagai
wilayah di Indonesia. Bukan hanya pemerintah kolonial yang mengembangkan lahan
perkebunan di Indonesia, tetapi juga perusahaan-perusahaan swasta.
Pada masa pemerintah kolonial Hindia Belanda,
banyak perusahaan asing yang menanamkan investasi di Indonesia. Berhektare-hektare
hutan dibuka untuk pembukaan lahan perkebunan.
2) Persebaran Penduduk dan Urbanisasi
Politik
Etis yang dilaksanakan pada masa kolonial Belanda terdiri atas irigasi, transmigrasi,
dan edukasi. Sejarah transmigrasi Indonesia terutama terjadi pada akhir abad
XIX. Tujuan utama transmigrasi pada masa tersebut adalah untuk menyebarkan
tenaga kerja murah di berbagai perkebunan di Sumatra dan Kalimantan.
Persebaran
penduduk Indonesia tidak sebatas dalam lingkungan nasional, tetapi juga lintas
negara. Belanda mengirim banyak tenaga kerja ke Suriname, yang juga merupakan wilayah
jajahan Belanda.
3) Pengenalan Tanaman Baru
Pengaruh pemerintah kolonial Barat di satu sisi
memiliki pengaruh positif dalam mengenalkan berbagai tanaman dan teknologi
dalam pertanian dan perkebunan. Beberapa tanaman andalan ekspor dikenalkan dan
dikembangkan di Indonesia. Pengenalan tanaman baru sangat bermanfaat
dalam pengembangan pertanian dan perkebunan di Indonesia.
4)
Penemuan
Tambang-Tambang
Pembukaan
lahan pada masa kolonial Barat juga dilakukan untuk pertambangan minyak bumi,
batu bara, dan logam. Pembukaan lahan untuk pertambangan ini terutama terjadi
pada akhir abad XIX dan awal abad XX.
5)
Transportasi dan
Komunikasi
Pada
zaman penjajahan Belanda, banyak dibangun jalan raya, rel kereta api, dan
jaringan telepon. Pembangunan berbagai sarana transportasi dan komunikasi tersebut
mendorong mobilitas barang dan jasa yang sangat cepat. Pada transportasi laut
juga dibangun berbagai dermaga di berbagai daerah di Indonesia.
Sebagai
contoh proses pembangunan jalur Anyer-Panarukan yang dibangun pada masa
pemerintahan Daendels. Di satu sisi, pembangunan tersebut menimbulkan
kesengsaraan rakyat, terutama akibat kerja paksa. Namun di sisi lain,
pembangunan jalur tersebut telah mempermudah jalur transportasi dan komunikasi
masyarakat Indonesia, khususnya di Jawa. Pembangunan rel kereta api juga
dilakukan di berbagai daerah di Jawa dan Sumatra.
6)
Perkembangan
Kegiatan Ekonomi
Perubahan
masyarakat dalam kegiatan ekonomi pada masa kolonial terjadi baik dalam
kegiatan produksi, konsumsi, dan distribusi. Dalam kegiatan produksi pertanian
dan perkebunan dikenalkan berbagai teknologi pertanian yang bervariasi. Rakyat
mulai mengenal tanaman yang tidak hanya untuk dipanen semusim. Pembukaan berbagai
perusahaan telah melahirkan berbagai jenis pekerjaan dalam bidang yang berbeda.
Sebagai contoh, munculnya kuli-kuli perkebunan, mandor, dan administrasi di
berbagai perusahaan pemerintah ataupun swasta.
7) Mengenal Uang
Pada
masa kekuasaan kolonial Barat, uang mulai dikenalkan sebagai alat pembayaran
jasa tenaga kerja. Keberadaan uang sebagai barang baru dalam kehidupan
masyarakat menjadi daya tarik tersendiri. Masyarakat mulai menyenangi uang
karena dianggap lebih mudah digunakan.
8) Perubahan dalam Pendidikan
Terdapat dua pendidikan yang dikembangkan pada masa
pemerintahan kolonial Barat. Pertama adalah pendidikan yang dikembangkan oleh
pemerintah, dan yang kedua adalah pendidikan yang dikembangkan oleh masyarakat.
Pusat-pusat
kekuasaan Belanda di Indonesia di berbagai kota di Indonesia menjadi pusat
pertumbuhan berbagai sekolah di Indonesia.
Pengaruh
pendidikan modern berdampak pada perluasan lapangan kerja pada masyarakat
Indonesia. Munculnya elite intelektual memunculkan jenis pekerjaan baru,
seperti guru, administrasi, pegawai pemerintah, dan sebagainya.
9) Perubahan dalam Aspek Politik
Pada
masa kerajaan, rakyat diperintah oleh raja yang merupakan bangsa Indonesia.
Pada pemerintahan kolonial Barat, rakyat diperintah oleh bangsa asing. Kekuasaan
bangsa Indonesia untuk mengatur bangsanya semakin hilang, digantikan dengan
kekuasaan bangsa Barat. Perubahan inilah yang paling penting untuk
diperjuangkan. Tanpa kemerdekaan, bangsa Indonesia sulit mengatur dirinya
sendiri.
Perubahan
dalam sistem politik juga terjadi dengan dikenalnya sistem pemerintahan baru.
Pada masa kerajaan dikenal raja dan bupati, sementara itu pada masa
pemerintahan kolonial Barat dikenal gubernur jenderal, residen, bupati, dan seterusnya.
10) Perubahan dalam Aspek Budaya
Berbagai
perubahan budaya pada masa penjajahan Belanda adalah dalam seni bangunan,
tarian, cara berpakaian, bahasa, dan teknologi.
Teknologi
bangunan modern dikenalkan bangsa Barat di berbagai wilayah di Indonesia.
Perubahan kesenian juga terjadi terutama di masyarakat perkotaan yang mulai
mengenal tarian-tarian Barat.
Pengaruh
lain dalam bidang budaya adalah pakaian, bahasa, makanan, dan jenis pekerjaan
baru. Pakaian gaya Eropa tidak hanya berpengaruh dalam lingkungan keraton,
tetapi juga masyarakat luas.
b.
Perubahan Masyarakat pada Masa
Penjajahan Jepang
1) Perubahan dalam Aspek Geografi
Dari
sisi aspek geografi, jepang tidak terlalu besar memberikan pengaruh karena
tidak begitu nampak perbedaan dari kondisi Indonesia setelah penjajahan Jepang.Jepang
dalam PD II. Tanaman jarak dikembangkan sebagai bahan produksi
2) Perubahan dalam Aspek Ekonomi
Sistem
ekonomi perang Jepang membawa kemunduran dalam bidang perekonomian di
Indonesia. Putusnya hubungan dengan perdagangan dunia mempersempit kegiatan
perekonomian di Indonesia. Perkebunan tanaman ekspor diganti menjadi lahan
pertanian untuk kebutuhan sehari-hari.
Pembatasan
ekspor menyebabkan sulitnya memperoleh bahan pakaian. Maka, rakyat Indonesia
pun mengusahakannya sendiri. Pakaian yang terbuat dari benang goni menjadi tren
pada masa pendudukan Jepang.
Wajib
setor padi dan tingginya pajak pada masa pendudukan Jepang menyebabkan
terjadinya kemiskinan luar biasa. Angka kematian sangat tinggi. Kemiskinan yang
luar biasa berdampak pada penyakit-penyakit sosial lainnya. Gelandangan,
pengemis, kriminalitas, semakin berkembang akibat lemahnya kekuatan ekonomi
rakyat.
3) Perubahan dalam Aspek Pendidikan
Kegiatan
pendidikan dan pengajaran menurun. Sebagai contoh, gedung sekolah dasar menurun
dari 21.500 menjadi 13.500 buah; gedung sekolah lanjutan menurun dari 850
menjadi 20 buah. Kegiatan perguruan tinggi macet. Sementara itu, pengenalan
budaya Jepang dilakukan di berbagai sekolah di Indonesia. Bahasa Indonesia
dapat menjadi bahasa pengantar di berbagai sekolah di Indonesia. Adapun bahasa
Jepang menjadi bahasa utama di sekolah-sekolah.
Tradisi
budaya Jepang dikenalkan di sekolah-sekolah mulai dari tingkat rendah. Para
siswa harus digembleng agar bersemangat Jepang (Nippon Seishin). Para pelajar
juga harus menyanyikan lagu Kimigayo (lagu kebangsaan Jepang) dan lagu-lagu
lain, menghormati bendera Hinomaru, serta melakukan gerak badan (taiso) dan
seikerei.
4) Perubahan dalam Aspek Politik
Propaganda
Jepang berhasil memengaruhi masyarakat Indonesia. Dengan alasan untuk membebaskan
bangsa Indonesia dan penjajahan Belanda, Jepang mulai mendapat simpati rakyat.
Dengan kebijakan yang kaku dan keras, secara politik organisasi pergerakan yang
pernah ada sulit mengembangkan aktivitasnya. Bahkan, Jepang melarang dan
membubarkan semua organisasi pergerakan politik yang pernah ada di masa
kolonial Belanda. Hanya MIAI yang kemudian diperbolehkan hidup karena
organisasi ini dikenal sangat anti budaya Barat (Belanda). Kempetai selalu
memata-matai gerak-gerik organisasi pergerakan nasional. Akibatnya, muncul
gerakan-gerakan bawah tanah.
Pada
masa akhir pendudukan Jepang, terjadi revolusi politik di Indonesia, yakni
kemerdekaan Indonesia. Peristiwa proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945
menjadi momen penting perjalanan sejarah Indonesia selanjutnya.
Kemerdekaan
telah membawa perubahan masyarakat dalam segala bidang.
5)
Perubahan dalam Aspek Budaya
Ajaran
Shintoisme diajarkan kepada masyarakat Indonesia. Kebiasaan menghormat matahari
dan menyanyikan lagu Kimigayo merupakan salah satu pengaruh pada masa
pendudukan Jepang. Pengaruh budaya ini menimbulkan perlawanan di berbagai
daerah.
Perkembangan
Bahasa Indonesia pada masa pendudukan Jepang mengalami kemajuan. Pada tanggal
20 Oktober 1943, atas desakan dari beberapa tokoh Indonesia, didirikanlah
Komisi (Penyempurnaan) Bahasa Indonesia. Tugas Komisi adalah menentukan
istilah-istilah modern dan menyusun suatu tata bahasa normatif serta menentukan
kata-kata yang umum bagi bahasa Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar