Jumat, 01 Januari 2021

KEGIATAN EKONOMI

 

Manusia memiliki berbagai kebutuhan yang harus dipenuhi. Untuk memenuhi kebutuhan, manusia harus melakukan usaha. Setiap usaha manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya disebut kegiatan ekonomi. Dalam kehidupan sehari-hari, kegiatan ekonomi dibagi menjadi tiga yaitu konsumsi, produksi, dan distribusi. Kegiatan ekonomi tersebut saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Dalam memenuhi kebutuhannya akan barang dan jasa, konsumen membutuhkan barang dan jasa yang dihasilkan oleh produsen. Agar barang dan jasa tersebut sampai ke tangan konsumen, maka diperlukan distributor sebagai penyalurnya.

 

1.       Produksi

 

Pengertian

Dalam pengertian sederhana, produksi berarti menghasilkan barang atau jasa. Menurut ilmu ekonomi, produksi adalah kegiatan menghasilkan barang maupun jasa atau kegiatan menambah nilai kegunaan/manfaat suatu barang.

Produksi dapat dilakukan secara perseorangan (individu) atau kelompok. Orang atau pihak yang menghasilkan barang disebut produsen. Hasil produksi berupa barang atau jasa. Contoh hasil produksi berupa barang: buku, tas, sepatu, baju, dan lain-lain. Contoh hasil produksi berupa jasa: jasa salon, jasa montir, cleaning service, dan lain-lain.

a.       Kegiatan menghasilkan barang atau jasa.

Contoh:

1)      Petani menanam padi di sawah.

2)      Pabrik sepatu menghasilkan sepatu.

3)      Pabrik mobil memproduksi mobil, dan lain-lain.

 

b.       Kegiatan menambah atau meningkatkan nilai guna barang atau jasa.

Contoh:

1)      Petani menggiling padi menjadi beras.

2)      Pabrik garmen mengolah kain menjadi pakaian.

3)      Tukang ojek motor menyewakan jasanya.

 

Tujuan Produksi

Kegiatan produksi mempunyai tujuan yang meliputi:

a.       menghasilkan barang atau jasa.

b.       meningkatkan nilai guna barang atau jasa.

c.       meningkatkan kemakmuran masyarakat.

d.       meningkatkan keuntungan.

e.       memperluas lapangan usaha.

f.        menjaga kesinambungan usaha perusahaan.

 

Hal yang harus diperhatikan dalam kegiatan produksi

Untuk melakukan produksi seorang produsen harus ingat tentang tiga hal atau disebut sebagai tiga masalah pokok dalam ekonomi modern, yaitu:

a. What

Barang-barang apa saja yang akan dihasilkan dan bahan-bahannya apa saja. Ini berhubungan dengan tujuan dari produksi itu. Tujuan produki untuk menghasilkan barang produksi atau barang konsumsi.

b. How

Bagaimana memilih faktor-faktor produksi untuk memproduksi barang harus dipikirkan oleh seorang produsen karena ini menyangkut tenaga kerja, modal, dan bahan baku dengan tujuan memproduksi barang /jasa yang berkualitas dan harga jual murah.

c. For Whom

Kepada siapa barang produksi tersebut didistribusikan? Permasalahan yang ditimbulkan bukan sekadar bisa menghasilkan barang akan tetapi barang dihasilkan harus diterima oleh masyarakat. Untuk itu seorang pengusaha perlu mengadakan promosi agar barang hasil produksi dikenal dan disukai oleh masyarakat.

Faktor-faktor Produksi

Faktor produksi merupakan  unsur-unsur yang dapat digunakan dalam proses produksi. Faktor produksi yang bisa digunakan dalam proses produksi terdiri atas sumber daya alam, tenaga kerja manusia, modal, dan kewirausahaan.

Faktor produksi dapat dibagi menjadi dua, yaitu faktor produksi asli dan faktor produksi turunan. Yang termasuk faktor produksi asli adalah faktor produksi alam dan faktor produksi tenaga kerja. Yang termasuk faktor produksi turunan adalah modal dan skill/kewirausahaan.

 

a.       Faktor Produksi Alam

Faktor produksi alam atau sumber daya alam adalah segala sesuatu yang disediakan oleh alam yang dapat dimanfaatkan sebagai alat pemuas kebutuhan. Faktor produksi alam dapat berupa benda, alat, atau sumber daya alam yang dapat dinikmati manfaatnya. Faktor produksi alam mutlak harus ada dalam proses produksi.

Ciri-ciri faktor produksi alam:

1)      Tersebar tidak merata di berbagai tempat

Artinya, kekayaan alam tidak semuanya berada di daerah atau wilayah yang menghasilkannya.

Contoh: kandungan minyak bumi hanya terdapat di beberapa daerah di Indonesia.

2)      Jumlahnya terbatas

Artinya, kekayaan alam bersifat terbatas jumlahnya.

3)      Kondisi alam tidak dapat dikendalikan

Indonesia dengan iklim tropis memiliki dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Kedua musim ini sangat berpengaruh terhadap pertanian yang merupakan mata pencaharian utama penduduk Indonesia. Musim hujan biasanya sangat didambakan oleh petani karena berharap hasil panennya lebih banyak. Sebaliknya, musim hujan dapat pula mengakibatkan bencana yang merusak tanaman padi.

4)      Ada yang dapat diperbaharui dan ada yang tidak dapat diperbaharui.

Kekayaan alam yang dapat diperbaharui contohnya hutan, hewan, tanah. Kekayaan alam yang tidak dapat diperbaharui contohnya gas bumi, batu bara, timah, emas, nikel, dan lain-lain.

 

Macam-macam faktor produksi alam:

1)      Faktor produksi alam yang tidak dapat diperbaharui

Faktor produksi alam yang tidak dapat diperbaharui adalah faktor produksi yang akan habis apabila digunakan secara terus menerus dan tidak dapat diciptakan oleh manusia atau dipulihkan kembali. Contoh: timah, bijih besi, bauksit, nikel, emas, pasir kuarsa, dan lain-lain.

 

2)      Faktor produksi alam yang dapat diperbaharui

Faktor produksi alam ini adalah faktor produksi alam yang dapat dipulihkan kembali setelah digunakan. Contoh: tanah, hewan, tumbuhan, dan air.

 

b.       Faktor Produksi Tenaga Kerja

 

Tenaga kerja manusia adalah segala kegiatan manusia baik jasmani maupun rohani yang dicurahkan dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa maupun faedah suatu barang. Faktor produksi tenaga kerja memegang peranan penting, karenanya harus selalu ditingkatkan kemampuan atau keahliannya baik melalui pendidikan formal maupun pendidikan nonformal.

Ciri-ciri tenaga kerja:

1)      Tidak dapat disimpan

Artinya, kemampuan seseorang tidak dapat disimpan untuk waktu yang akan datang. Kesempatan yang telah terlewati tidak akan dapat kembali dan setiap kesempatan yang terlepas akan hilang begitu saja.

2)      Terikat dengan pemiliknya

Pemilik tenaga kerja adalah manusia, maka tenaga kerja sangat tergantung pada kondisi fisik dan mental pemiliknya. Kondisi fisik dan mental seseorang akan menentukan produktivitas kerjanya.

Tenaga kerja dibedakan menjadi tiga yaitu:

1)      Tenaga kerja terdidik (skilled labour).

Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang memerlukan jenjang pendidikan tertentu.

 Contoh: dokter, guru, akuntan, hakim, pengacara, insinyur.

2)      Tenaga kerja terlatih (trained labour).

Tenaga kerja terlatih adalah tenaga kerja yang telah melakukan latihan kerja tertentu.

 Contoh: sopir, tukang kayu, pekerja salon, dan pengrajin.

3)      Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih (unskilled/untrained labour).

Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih adalah tenaga kerja yang tidak memerlukan pendidikan dan latihan khusus.

Contoh: kuli bangunan dan pembantu rumah tangga.

 

a.       Faktor Produksi Modal

 

 

Modal menurut pengertian ekonomi adalah barang atau hasil produksi yang digunakan untuk menghasilkan produk lebih lanjut. Misalkan orang membuat jala untuk mencari ikan. Dalam hal ini jala merupakan barang modal, karena jala merupakan hasil produksi yang digunakan untuk menghasilkan produk lain (ikan).

Di dalam proses produksi, modal dapat berupa peralatan-peralatan dan bahan-bahan.Modal adalah barang yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan produksi. Modal disebut juga barang investasi. Modal dibedakan sebagai berikut.

1)      Menurut Sumbernya

a)       Modal intern, yaitu modal yang berasal dari pemilik perusahaan.

b)      Modal ekstern, yaitu modal yang berasal dari pihak lain (pihak di luar perusahaan).

2)      Menurut Sifatnya

a)       Modal lancar (Variable capital), yaitu modal yang habis dalam satu kali proses produksi.

Contoh: bahan bakar, bahan mentah, dan uang.

b)      Modal tetap (Fixed capital), yaitu modal yang dapat digunakan berulang kali dalam proses produksi.

Contoh: mesin, gedung, tanah, peralatan kantor.

3)      Menurut Pemiliknya

a)       Modal perorangan atau individu (Private Capital), yaitu modal yang dimiliki seseorang.

Contoh: simpanan di bank, saham.

b)      Modal masyarakat (Social Capital), yaitu modal yang dimiliki dan digunakan oleh masyarakat.

Contoh: gedung sekolah, rumah sakit, jalan, jembatan, pelabuhan, gedung olah raga.

4)      Menurut Bentuknya

a)       Modal nyata (konkret), yaitu modal yang berbentuk uang atau barang yang digunakan dalam proses produksi.

Contoh: gedung, uang tunai, mesin, tanah.

b)      Modal tidak nyata (abstrak), yaitu modal yang tidak terlihat secara fisik tetapi berguna dalam proses produksi.

Contoh: keterampilan (keahlian).

 

b.       Faktor Produksi Kewirausahaan

 

Kewirausahaan adalah keahlian atau keterampilan yang dimiliki seseorang dalam melaksanakan kegiatan produksi. Kewirausahaan sangat menentukan proses dan hasil produksi karena kewirausahaan merupakan kemampuan dalam menggabungkan faktor-faktor produksi lainnya (alam, tenaga kerja, modal).

Kewirausahaan mencakup tiga keahlian yaitu:

1)       Managerial Skill, yaitu kemampuan memimpin dan mengelola perusahaan.

2)       Technical Skill, yaitu kemampuan dalam bidang teknis yang diperlukan dalam kegiatan produksi.

3)       Organization Skill, yaitu kemampuan memilih, mengatur, dan menempatkan orang sesuai dengan keahliannya (the right man in the right place).

 

Agar perusahaan dapat berhasil, seorang wirausaha harus memiliki sifat sebagai berikut:

1)      Percaya diri.

2)      Berorientasi pada tugas dan hasil.

3)      Berani mengambil risiko.

4)      Memiliki jiwa kepemimpinan.

5)      Berpikir ke arah yang positif.

6)      Berorientasi ke masa depan.

 

Bidang-bidang Produksi

Bidang produksi dikelompokkan berdasarkan kegunaan (utility) yang dihasilkan meliputi:

a.       Bidang ekstraktif adalah produksi yang bergerak dalam bidang pengumpulan kekayaan alam, yang telah tersedia tanpa mengubah sifat. Contoh: pertambangan, pengambilan pasir di sungai, penebangan kayu di hutan dan penangkapan ikan laut.

b.       Bidang agraris adalah produksi yang bergerak dalam bidang pengolahan alam (tumbuhan dan hewan) untuk menghasilkan barang baru. Contoh: pertanian, perkebunan, peternakan, dan perikanan darat.

c.       Bidang industri dan kerajinan adalah produksi yang bergerak dalam bidang pengolahan suatu bahan menjadi bentuk bahan/barang lain. Contoh: pabrik pengolahan kayu, pabrik pengolahan hasil laut, dan lain-lain.

d.       Bidang perdagangan adalah produksi yang bergerak di bidang jual-beli barang hingga terjadi perpindahan hak milik barang tersebut. Contoh: pedagang keliling, toko, swalayan, agen, grosir, ekspor-impor.

e.       Bidang jasa adalah produksi yang bergerak di bidang pelayanan jasa. Contoh: usaha angkutan, perhotelan, perbankan, asuransi, salon, dan lain-lain.

 

Tahap-tahap Produksi

Tahap-tahap produksi meliputi sebagai berikut.

a.       Tahapan produksi primer, yang menghasilkan kegunaan dasar meliputi bidang produksi ekstraktif dan agraris.

b.       Tahapan produksi sekunder, yang menghasilkan kegunaan bentuk meliputi bidang produksi industri dan kerajinan.

c.       Tahapan produksi tertier, yang menghasilkan berbagai kegunaan (utility) meliputi bidang perdagangan dan jasa.

 

Jenis Kegiatan Produksi

Kegiatan produksi dikelompokkan sebagai berikut.

a.       Menurut Lapangan Usahanya

1)      Produksi sektor primer, yaitu kegiatan mengolah sumber-sumber daya alam (eksplorasi).

Contoh: pertanian, pertambangan, dan perikanan.

2)      Produksi sektor sekunder (manufaktur), yaitu kegiatan mengolah hasil produksi sektor primer menjadi barang siap pakai atau barang jadi.

Contoh: pabrik susu, pabrik tekstil, pabrik tahu, pabrik kecap, pabrik tempe, dan lain-lain.

3)      Produksi sektor tersier, yaitu kegiatan menyediakan jasa (service).

Contoh: salon kecantikan, perbankan, asuransi, konsultan bangunan, dan lain-lain.

b.       Menurut Kepemilikannya

1)      Produksi sektor publik, yaitu kegiatan produksi yang dimiliki oleh negara atau pemerintah.

Contoh: PT PLN, PT Pos Indonesia, PT KAI.

2)      Produksi sektor swasta, yaitu kegiatan produksi yang dimiliki oleh perseorangan atau kelompok tertentu.

Contoh: PT Indofood, PT ASTRA Internasional, BCA Grup, dan lain-lain.

c.       Menurut Tujuannya

1)      Produksi sektor konsumsi, yaitu kegiatan produksi yang menghasilkan barang atau jasa yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia.

Contoh: percetakan, katering, pengacara, dan lain-lain.

2)      Produksi sektor investasi, yaitu kegiatan produksi yang menghasilkan barang atau jasa yang dibutuhkan oleh produksi sektor konsumsi.

Contoh: pabrik mesin cetak, pabrik mesin tenun, pabrik traktor, dan lain-lain.

 

Nilai-nilai Budaya Masyarakat dalam Mengelola Sumber Daya Ekonomi

Dalam mengelola sumber daya ekonomi, orang berpedoman pada nilai-nilai budaya masyarakat. Nilai-nilai budaya masyarakat berperan dalam pengeloaan sumber daya ekonomi, antara lain sebagai berikut.

a.       Pengelolaan Faktor Produksi Alam

Nilai-nilai budaya masyarakat yang digunakan dalam mengelola produksi alam adalah:

1) Nilai Religi

Alam adalah karunia Tuhan. Oleh sebab itu dalam pengelolaannya harus berpedoman pada nilai religi yaitu rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang diwujudkan dalam bentuk pemanfaat sumber daya alam secara hemat, dipelihara, dan dijaga kelestariannya. Kita tidak boleh merusak alam.

2) Nilai Budaya yang Berorientasi ke Masa Depan

Dengan berorientasi ke masa depan maka akan mendorong kita untuk merencanakan masa depan tersebut dengan tepat dan teliti. Pengelolaan sumber daya alam harus kita lakukan dengan hati-hati dan hemat, karena anak cucu kita membutuhkan sumber daya alam di masa depan.

b.       Pengelolaan Faktor Produksi Tenaga Kerja

Tenaga kerja adalah manusia. Oleh karena itu dalam mengelolanya kita harus memperlakukan secara manusiawi dengan berpedoman pada nilai-nilai budaya sebagai berikut:

1)      Nilai Budaya Kemanusiaan/Kemasyarakatan

Tenaga kerja harus diperlakukan dengan memperhatikan harkat dan martabatnya sebagai manusia dengan memperhatikan kepentingan-kepentingannya antara lain: jam kerja dan istirahatnya, kesejahteraannya, cuti, kesempatan dan tempat beribadah, asuransi dan kesehatan, serta kebebasan menjadi anggota serikat tenaga kerja.

2)      Nilai Budaya yang Menghargai Hasil Karya Manusia

Penghargaan hasil karya manusia dapat diwujudkan dalam bentuk pujian sehingga tenaga kerja terdorong untuk disiplin dan tekun guna mencapai produktivitas kerja.

3)      Nilai Budaya yang Menghargai Orang yang Dapat Mencapai Hasil Kerja atas Usaha Sendiri

Penghargaan atas hasil prakarsa akan mendorong tenaga kerja untuk meningkatkan prakarsanya dan bertanggung jawab dalam bekerja.

c.       Pengelolaan Faktor Produksi Modal

Nilai-nilai budaya yang menjadi pedoman dalam pengelolaan fakor produksi modal adalah sebagai berikut.

1)      Nilai Budaya yang berupa Hasrat untuk Mengeksplorasi dan Mengeksploitasi Lingkungan Alam

Nilai budaya ini akan mendorong inovasi teknologi. Contoh: penggunaan komputer serta mesin-mesin mutakhir dan canggih.

2)      Nilai Budaya yang Berorientasi ke Masa Depan

Penggunaan modal harus dihemat. Contoh: mesin-mesin, tidak hanya dipakai sesaat tetapi dipakai selama mungkin.

d.       Pengelolaan Faktor Produksi Kewirausahaan

Dalam melakukan tugasnya, seorang wirausaha harus berpedoman pada nilai-nilai budaya masyarakat yang diterapkan pada diri sendiri antara lain:

1)      Nilai Budaya yang Berorientasi ke Masa Depan

Dengan berpedoman pada nilai tersebut maka seorang pengusaha akan selalu memikirkan masa depan perusahaan agar selalu berkembang dan maju.

2)      Nilai Budaya yang Berupa Hasrat untuk Mengeksplorasi dan Mengeksploitasi Lingkungan Alam

Dengan berpedoman pada nilai ini maka pengusaha terdorong untuk melakukan inovasi di lingkungan perusahaan dalam rangka mengembangkan usahanya.

3)      Nilai Budaya yang Menilai Tinggi Mutu Karya Manusia

Dengan berpedoman pada nilai ini maka  akan mendorong pengusaha untuk menghasilkan barang atau jasa yang terbaik sehingga konsumen terpenuhi kebutuhannya dan merasa puas.

 

Etika Ekonomi dalam Pemanfaatan Sumber Daya Ekonomi

Dalam pemanfaatan sumber daya ekonomi ada dua hal yang terpenting. Pertama tujuan dari pemanfaatan sumber daya ekonomi adalah menyediakan berbagai kebutuhan hidup manusia guna mencapai kemakmuran. Kedua, dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia selalu dihadapkan pada keterbatasan sumber daya ekonomi.

Sehubungan dengan hal itu maka dalam pemanfaatan sumber daya ekonomi harus memperhatikan etika ekonomi.

Etika ekonomi dalam pemanfaatan sumber daya ekonomi adalah pedoman dalam memanfaatkan sumber daya ekonomi yang ada agar dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya dalam jangka waktu lama tanpa menimbulkan kerugian atau mengorbankan kepentingan orang lain.

Cara-cara dalam pemanfaatan sumber daya ekonomi yang beretika ekonomi antara lain:

a.       pemanfaatan alam (hutan) harus diikuti dengan usaha reboisasi

b.       pemanfaatan tenaga kerja harus disertai dengan memikirkan kesejahteraannya

c.       penggunaan barang modal (mesin-mesin) harus dilengkapi dengan unit pengolahan air limbah (water treatment) yang memenuhi syarat

d.       wirausahawan hendaknya bersaing yang sehat, wajar, tidak berusaha menjatuhkan perusahaan saingannya

 

Peningkatan Mutu dan Jumlah Hasil Produksi

Peningkatan jumlah hasil produksi adalah penting karena:

a.       kebudayaan manusia semakin maju,

b.       jumlah penduduk semakin bertambah.

Peningkatan mutu hasil produksi diperlukan karena barang atau jasa yang mutunya tinggi akan memberikan kepuasan dibandingkan dengan barang yang mutunya rendah.

Tujuan peningkatan mutu dan jumlah hasil produksi adalah:

a.       menyesuaikan mutu barang dengan kemajuan peradaban (kebudayaan) manusia,

b.       mencukupi kebutuhan penduduk yang semakin meningkat.

Cara-cara peningkatan mutu dan jumlah hasil produksi adalah sebagai berikut.

a.       Intensifikasi

Intensifikasi adalah cara meningkatkan hasil produksi dengan cara memaksimalkan produktivitas faktor-faktor produksi yang ada (tidak menambah faktor produksi).

1)      Faktor produksi alam

Contoh:

a)       Di bidang pertanian dengan cara saptausaha tani (pengolahan tanah, pengairan, penggunaan bibit unggul, pemupukan, pemberantasan hama dan penyakit, pengolahan pascapanen, dan pemasaran hasil panen)

b)      Di bidang industri dengan cara menggunakan bahan mentah dan bahan baku yang bermutu tinggi

2)      Faktor produksi tenaga kerja

Contoh:

a)       Mengadakan pembagian kerja secara cermat dan menempatkan tenaga kerja sesuai dengan keahliannya (the right man in the right place)

b)      Menyelenggarakan pendidikan, pelatihan, dan penataran bagi para karyawan

3)      Faktor produksi modal

Contoh:

a)       Menggunakan mesin-mesin dan sumber tenaga listrik yang telah disempurnakan daya kerjanya.

b)      Mesin-mesin digunakan siang malam.

4)      Meningkatkan kemampuan pengusaha. Misalnya dengan mencontoh keberhasilan perusahaan lain yang lebih maju, membaca dan mempelajari buku-buku kewiraswastaan, dan mengikuti seminar-seminar.

b.       Ekstensifikasi

Ekstensifikasi adalah usaha untuk meningkatkan produksi dengan cara menambah dan/atau memperluas faktor-faktor produksi.

1)      Faktor produksi alam

Contoh: memperluas lahan pertanian, memperluas tanah (tempat) perusahaan, menambah bahan mentah

2)      Faktor produksi tenaga kerja

Contoh: mendatangkan tenaga kerja baru dari Jawa untuk perkebunan di luar Jawa

3)      Faktor produksi modal

a)       Di bidang pertanian

Contoh: penggunaan traktor

b)      Di bidang industri

Contoh: menggunakan uang yang disediakan oleh pemilik perusahaan untuk peningkatan produksi, menyisihkan sebagian laba untuk cadangan, pinjam ke bank

4)      Faktor produksi kewiraswastaan

Contoh: menerima tenaga kerja baru yang terdiri dari tenaga ahli

c.       Diversifikasi

Diversifikasi adalah usaha untuk meningkatkan produksi dengan cara menambah jenis (keanekaragaman) hasil produksi.

Contoh:

1)      selain menanam padi juga menanam palawija

2)      selain memproduksi kain juga memproduksi pakaian

d.       Rasionalisasi

Rasionalisasi adalah usaha untuk meningkatkan produksi dengan cara meningkatkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Contoh:

1)      untuk menghemat tenaga kerja dan meningkatkan efektivitas produksi maka digunakan tenaga kerja mesin

2)      menerapkan manajemen yang baik

 

Dampak Kegiatan Produksi terhadap Lingkungan Sekitarnya

Dampak kegiatan produksi terhadap lingkungan sekitarnya adalah sebagai berikut.

a.       Dampak Positif

1)      Mengurangi jumlah pengangguran

2)      Meningkatkan pendapatan masyarakat

3)      Membantu pemerintah dalam mempercepat pembangunan

b.       Dampak Negatif

1) Terjadinya sesak napas pada beberapa penduduk di sekitar pabrik semen

2) Matinya ikan di sungai akibat pembuangan limbah industri

Dalam upaya mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan dari kegiatan produksi, maka dalam membangun pabrik perlu dibuat perencanaan yang matang agar industri yang didirikan merupakan industri yang ramah lingkungan. Industri ramah lingkungan adalah industri yang dalam kegiatannya tidak mencemari lingkungan sekitar, baik pencemaran udara, pencemaran tanah, maupun pencemaran air sehingga tidak merugikan penduduk sekitar.

1.       Distribusi

Pengertian

Distribusi merupakan proses yang menunjukkan penyaluran barang dari produsen sampai ke tangan masyarakat konsumen. Orang atau pihak yang melakukan kegiatan distribusi disebut distributor.

 

Tujuan Distribusi

Tujuan dari distribusi adalah sebagai berikut:

a.       menyampaikan barang atau jasa dari produsen ke konsumen,

b.       mempercepat sampainya hasil produksi ke tangan konsumen,

c.       tercapainya pemerataan produksi,

d.       menjaga kontinuitas produksi,

e.       meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi,

f.        meningkatkan nilai guna barang atau jasa.

 

Fungsi Distribusi

Fungsi distribusi dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu fungsi pokok dan fungsi tambahan.

a.       Fungsi Pokok Distribusi

Fungsi pokok distribusi meliputi sebagai berikut.

1) Pengangkutan (Transportasi)

Pada umumnya tempat kegiatan produksi berbeda dengan tempat tinggal konsumen, perbedaan tempat ini harus diatasi dengan kegiatan pengangkutan. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan semakin majunya teknologi, kebutuhan manusia semakin banyak. Hal ini mengakibatkan barang yang disalurkan semakin besar, sehingga membutuhkan alat transportasi (pengangkutan).

 

2) Penjualan (Selling)

Di dalam pemasaran barang, selalu ada kegiatan menjual yang dilakukan oleh produsen. Pengalihan hak dari tangan produsen kepada konsumen dapat dilakukan dengan penjualan. Dengan adanya kegiatan ini maka konsumen dapat menggunakan barang tersebut.

3) Pembelian (Buying)

Setiap ada penjualan berarti ada pula kegiatan pembelian. Jika penjualan barang dilakukan oleh produsen, maka pembelian dilakukan oleh orang yang membutuhkan barang tersebut.

4) Penyimpanan (Stooring)

Sebelum barang-barang disalurkan kepada konsumen biasanya disimpan terlebih dahulu. Dalam menjamin kesinambungan, keselamatan dan keutuhan barang-barang, perlu adanya penyimpanan (pergudangan).

5) Pembakuan Standar Kualitas Barang

Dalam setiap transaksi jual-beli, banyak penjual maupun pembeli selalu menghendaki adanya ketentuan mutu, jenis dan ukuran barang yang akan diperjualbelikan. Oleh karena itu perlu adanya pembakuan standar baik jenis, ukuran, maupun kualitas barang yang akan diperjualbelikan tersebut. Pembakuan (standardisasi) barang ini dimaksudkan agar barang yang akan dipasarkan atau disalurkan sesuai dengan harapan.

6) Penanggung Risiko

Seorang distributor menanggung risiko baik kerusakan maupun penyusutan barang.

 

b.       Fungsi Tambahan Distribusi

Fungsi tambahan distribusi di antaranya sebagai berikut.

1)      Menyeleksi

Kegiatan ini biasanya diperlukan untuk distribusi hasil pertanian dan produksi yang dikumpulkan dari beberapa pengusaha.

2)      Mengepak/Mengemas

Untuk menghindari adanya kerusakan atau hilang dalam pendistribusian, maka barang harus dikemas dengan baik.

3)      Memberi Informasi

Untuk memberi kepuasan yang maksimal kepada konsumen, produsen perlu memberi informasi secukupnya kepada perwakilan daerah atau kepada konsumen yang dianggap perlu informasi. Informasi yang paling tepat bisa melalui iklan.

 

Sistem Distribusi

Sistem distribusi adalah pengaturan penyaluran barang dan jasa dari produsen ke konsumen. Sistem distribusi dapat dibedakan sebagai berikut.

a.       Sistem distribusi jalan pendek atau langsung adalah sistem distribusi yang tidak menggunakan saluran distribusi. Contoh distribusi sistem ini adalah penyaluran hasil pertanian oleh petani ke pasar langsung.

 

b.       Sistem distribusi jalan panjang atau tidak langsung adalah sistem distribusi yang menggunakan saluran distribusi dalam kegiatan distribusinya biasanya melalui agen.

 

Saluran Distribusi

Saluran distribusi atau perantara distribusi adalah orang atau lembaga yang kegiatannya menyalurkan barang dari produsen sampai ke tangan konsumen dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan.

Saluran distribusi dapat kita bedakan menjadi dua golongan lembaga distribusi, yaitu pedagang dan perantara khusus.

a.       Pedagang

Pedagang adalah orang yang membeli dan menjual barang atau jasa dari produsen ke konsumen.

Pedagang terdiri dari:

1)      Pedagang Besar (Grosir/Whole Seller)

Pedagang besar adalah pedagang yang membeli barang dalam jumlah besar kemudian menjualnya ke pedagang kecil untuk memperoleh keuntungan.

Contoh: grosir, toko besar

 

2)      Pedagang Kecil (Pedagang Eceran/Retailer)

Pedagang kecil adalah pedagang yang membeli dan menjual barangnya langsung ke konsumen dalam jumlah kecil.

Contoh: pedagang asongan, warung, toko

 

b.       Perantara Khusus

Perantara khusus meliputi sebagai berikut.

1)      Agen (Dealer)

Agen adalah seseorang atau lembaga yang bertindak sebagai distributor barang-barang tertentu dari perusahaan tertentu dan bertindak atas nama perusahaan tersebut.

Contoh: agen sepatu, agen sepeda motor, agen bus.

2)      Makelar (Broker)

Makelar adalah orang atau badan yang menjual dan membeli barang atas nama orang lain. Imbalan jasa makelar disebut kurtasi.

3)      Komisioner

Komisioner adalah orang atau badan yang menjual dan membeli barang atas nama sendiri. Komisioner bertanggung jawab penuh atas barang dagangannya. Imbalan jasa komisioner disebut komisi.

4)      Eksportir

Eksportir adalah orang atau badan yang membeli barang-barang dari dalam negeri untuk dijual ke luar negeri.

5)      Importir

Importir adalah orang atau badan yang membeli atau mendatangkan barang-barang dari luar negeri untuk dijual ke dalam negeri.

 

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Saluran Distribusi

Faktor-faktor yang mempengaruhi saluran distribusi adalah sebagai berikut.

a.       Sifat Barang

Barang yang sifatnya tidak tahan lama atau cepat rusak (busuk) biasanya disalurkan dengan menggunakan saluran distribusi pendek atau langsung. Artinya, tidak melalui banyak perantara yang memakan waktu lama sehingga barang cepat sampai ke tangan konsumen. Sedangkan barang yang sifatnya tahan lama dapat disalurkan melalui saluran distribusi panjang atau tak langsung (melalui banyak perantara).

b.       Luasnya Daerah Pemasaran

Letak atau tempat konsumen sangat berpengaruh terhadap saluran distribusi. Konsumen yang menyebar distribusinya akan cenderung semakin panjang. Sebaliknya, konsumen yang memusat distribusinya cenderung pendek.

c.       Jumlah Barang yang Dihasilkan

Semakin banyak barang yang dihasilkan maka semakin luas jangkauan pemasarannya sehingga distribusinya cenderung panjang. Sebaliknya, semakin sedikit barang yang dihasilkan maka jangkauannya semakin sempit sehingga distribusinya cenderung pendek.

d.       Sarana Komunikasi dan Angkutan (Transportasi)

Apabila sarana komunikasi dan angkutan memadai maka saluran distribusi bisa semakin panjang. Sebaliknya, apabila sarana komunikasi dan transportasi sangat terbatas maka distribusi cenderung pendek agar bisa menjangkau konsumen terdekat.

e.       Biaya Pengangkutan

Apabila biaya pengangkutan mahal maka saluran distribusi cenderung pendek. Sebaliknya, apabila biaya pengangkutan murah maka saluran distribusi cenderung panjang.

 

Etika Ekonomi dalam Distribusi Barang dan Jasa

Dalam melakukan kegiatan distribusi barang dan jasa, distributor harus menjauhi hal-hal yang bertentangan dengan etika ekonomi, antara lain:

a.       iklan yang tidak sesuai dengan kenyataan;

b.       iklan yang bersifat mendesak konsumen untuk membeli barang yang ditawarkan;

c.       pengepakan atau pembungkusan yang tidak sesuai dengan isi barang;

d.       pendistribusian sengaja dilakukan tidak lancar untuk mengacaukan perekonomian;

e.       distribusi tidak merata dan tidak adil;

f.        distributor menimbun atau menyimpan barang.

 

Etika ekonomi yang perlu diperhatikan dalam pendistribusian barang dan jasa adalah:

a.       barang atau jasa yang ditawarkan adalah barang-barang yang dibutuhkan atau diminati konsumen dan mutunya baik;

b.       menetapkan tanggal kadaluwarsa;

c.       barang atau jasa yang ditawarkan harus jelas tingkat kegunaan (manfaatnya);

d.       pemberian jaminan risiko atas barang yang ditawarkan;

e.       pendistribusian berkonsep pemerataan dan berkeadilan.

 

Akibat Keterlambatan Distribusi

Keterlambatan distribusi akan berakibat terhadap pelaku-pelaku ekonomi sebagai berikut.

a.       Bagi Konsumen

Konsumen tidak dapat memenuhi kebutuhannya sehingga timbul kelangkaan barang dan jasa.

b.       Bagi Produsen

Barang-barang yang dihasilkan tidak akan laku terjual karena sudah tidak dapat dipakai atau kadaluwarsa.

c.       Bagi Distributor

Menghilangnya suatu barang di pasaran akan menyebabkan pelanggan tidak percaya pada produk tersebut. Atau dengan kata lain, distributor akan kehilangan kepercayaan dari konsumen.

 

1.       Konsumsi

 

Pengertian

Konsumsi berasal dari bahasa Inggris, yaitu to consume yang berarti memakai atau menghabiskan. Dalam arti sempit, konsumsi diartikan sebagai kegiatan pemanfaatan atau penggunaan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan. Dalam arti luas konsumsi adalah kegiatan untuk mengurangi atau menghabiskan nilai guna suatu barang atau jasa, baik secara sekaligus maupun berangsur-angsur untuk memenuhi kebutuhan.

Orang yang melakukan kegiatan konsumsi disebut konsumen, sedangkan barang yang digunakan dalam kegiatan konsumsi disebut barang konsumsi.

Ciri-ciri kegiatan konsumsi sebagai adalah sebagai berikut:

a.          barang yang digunakan dalam kegiatan konsumsi merupakan barang konsumsi;

b.         ditujukan langsung untuk memenuhi kebutuhan;

c.          barang yang dipergunakan akan habis atau berkurang.

Contoh:

a.       Tiara makan roti (berarti Tiara menghabiskan barang untuk memenuhi kebutuhan).

b.       Tono menggunakan lampu untuk belajar (berarti Tono mengurangi guna barang karena lampu tersebut secara berangsur-angsur akan habis pakai dan suatu saat lampu akan padam atau tidak dapat menyala lagi).

 

Barang atau jasa yang dikonsumsi dibedakan menjadi dua, yaitu:

a.       Barang habis pakai

Barang habis pakai yaitu barang yang langsung habis pada waktu dikonsumsi (tidak dapat dipergunakan lagi). Contoh: makanan, minuman, tinta, kertas, dan lain-lain.

 

b.       Barang tahan lama

Barang tahan lama yaitu barang yang tidak langsung habis pada waktu dikonsumsi tetapi masih dapat dipergunakan berulang-ulang. Contoh: komputer, kendaraan, sepatu, pakaian, dan lain-lain.

 

Tujuan Kegiatan Konsumsi

Ada empat tujuan kegiatan konsumsi, yaitu:

a.          Mengurangi nilai guna barang atau jasa secara bertahap

Setiap orang yang melakukan konsumsi akan mengurangi nilai guna barang atau jasa tersebut secara bertahap. Sebagai contohnya ialah seperti seseorang yang memakai sepatu, maka sepatu tersebut lama-lama akan rusak dan nilainya berkurang.

b.         Menghabiskan nilai guna barang sekaligus

Konsumen juga dapat menghabiskan nilai guna barang sekaligus. Sebagai contoh adalah makan dan minum.

c.          Memuaskan kebutuhan secara fisik

Seseorang melakukan konsumsi bertujuan untuk mencukupi kebutuhan mereka secara fisik. Contohnya ialah mengenakan pakaian yang bagus agar penampilannya bertambah baik.

d.         Memuaskan kebutuhan rohani

Tidak hanya kebutuhan secara fisik saja tujuan seorang konsumen melakukan kegiatan konsumsi akan tetapi juga untuk memuaskan kebutuhan rohani seperti seseorang membutuhkan hiburan sehingga melakukan kunjungan ke objek wisata.

Tujuan konsumsi secara umum adalah untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai kepuasan yang maksimal agar tercapai kemakmuran, kesejahteraan, dan kehidupan yang layak.

 

Asas-asas Konsumsi

Asas-asas dalam komsumsi adalah sebagai berikut.

a.       Asas seimbang, yaitu jumlah nilai barang yang dikonsumsi sama dengan penghasilan.

b.       Asas surplus (positif), yaitu jumlah nilai barang yang dikonsumsi lebih kecil daripada penghasilan.

c.       Asas defisit (negatif), yaitu jumlah nilai barang yang dikonsumsi lebih besar daripada penghasilan.

 

Konsumsi oleh Rumah Tangga Pelaku Kegiatan Ekonomi

d.       Konsumsi yang Dilakukan Rumah Tangga Keluarga

Alasan yang mendorong manusia untuk melakukan konsumsi barang atau jasa tertentu disebut motif konsumsi.

Motif konsumsi terdiri dari:

1)      Motif untuk memperoleh keuntungan.

2)      Motif untuk mendapatkan pengakuan.

3)      Motif untuk menolong orang lain.

4)      Motif untuk menaikkan kedudukan.

 

Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi seseorang dapat dibedakan atas faktor intern dan faktor ekstern.

1)      Faktor Intern

Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri seseorang. Faktor ini bersifat pribadi (individual). Yang termasuk faktor intern adalah sebagai berikut.

a)       Motivasi

Dorongan atau motif seseorang dalam mengkonsumsi barang atau jasa berbeda-beda. Seseorang yang ingin dipandang oleh orang lain akan cenderung melakukan kegiatan konsumsi lebih banyak.

b)      Sikap Hidup

Sikap hidup seseorang akan berpengaruh terhadap kegiatan konsumsi yang dilakukan. Seseorang yang berperilaku hemat akan cenderung teratur dalam melakukan kegiatan konsumsi (tingkat konsumsinya kecil). Sebaliknya, seseorang yang berperilaku boros akan cenderung tidak teratur dalam melakukan kegiatan konsumsi (tingkat konsumsinya tinggi).

c)       Pendapatan

Besar kecilnya pendapatan akan berpengaruh terhadap perilaku konsumsi seseorang. Semakin tinggi pendapatan seseorang maka akan cenderung mengkonsumsi barang dalam jumlah yang banyak. Sebaliknya, semakin rendah pendapatan seseorang maka akan cenderung mengkonsumsi barang dalam jumlah yang sedikit.

 

2)      Faktor Ekstern

Faktor ekstern adalah faktor yang berasal dari luar diri seseorang. Faktor ekstern meliputi sebagai berikut.

a)       Jumlah keluarga

Semakin besar jumlah keluarga maka tingkat konsumsinya akan semakin besar. Sebaliknya, semakin sedikit jumlah keluarga maka tingkat konsumsinya semakin sedikit.

b)      Tingkat atau Keadaan Harga dalam Masyarakat

Apabila harga barang atau jasa murah masyarakat akan lebih mampu membeli barang atau jasa tersebut sehingga jumlah konsumsi masyarakat meningkat. Sebaliknya, apabila harga barang atau jasa mahal maka masyarakat tidak mampu membelinya sehingga jumlah konsumsi menurun (berkurang).

c)       Persediaan Barang dalam Masyarakat

Apabila jumlah barang atau jasa yang tersedia di masyarakat cukup banyak maka masyarakat akan lebih mudah memperolehnya (konsumsi meningkat). Sebaliknya, apabila jumlah barang atau jasa yang tersedia sedikit maka jumlah konsumsi akan berkurang karena masyarakat sulit memperoleh barang atau jasa tersebut.

d)      Tingkat Pendidikan

Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka akan banyak mengkonsumsi barang atau jasa. Sebaliknya, semakin rendah tingkat pendidikan seseorang maka akan sedikit mengkonsumsi barang atau jasa.

e)       Status Sosial

Semakin tinggi status sosial seseorang (kaya) maka akan banyak mengkonsumsi barang atau jasa. Sebaliknya, semakin rendah status sosial seseorang maka akan sedikit barang atau jasa yang dikonsumsi.

f)       Lingkungan Sosial Ekonomi

Jumlah konsumsi masyarakat di perkotaan lebih banyak daripada masyarakat di pedesaan. Masyarakat di perkotaan cenderung terpengaruh orang lain dalam mengkonsumsi barang atau jasa. Orang kota cenderung terpengaruh gaya hidup mewah, modis, dan lain-lain.

 

e.       Konsumsi yang Dilakukan Rumah Tangga Perusahaan

Jenis barang-barang yang dikonsumsi rumah tangga perusahaan selalu berkaitan dengan bahan baku, pengunaan karyawan/buruh, dan jenis usahanya. Perusahaan tersebut perlu mengkonsumsi bahan baku, bahan penolong, gedung, tanah tempat usaha, termasuk jasa pengunaan karyawannya.

Dalam perusahaan, pola konsumsi dipengaruhi oleh:

1)      Besarnya modal yang dimiliki

2)      Besarnya produksi yang dilakukan

3)      Luasnya daerah pemasaran

4)      ATK perusahaan

5)      Pengunaan jasa karyawan ( jumlah karyawan)

6)      Pengunaan lahan, untuk perkantoran, untuk gudang barang

 

f.        Konsumsi Yang Dilakukan Rumah Tangga Pemerintah

Kegiatan konsumsi yang dilakukan oleh negara adalah segala pengeluaran yang dilakukan oleh pemerintah sebagai penyelenggara negara. Pengeluaran yang dilakukan oleh pemerintah dibedakan atas belanja rutin dan belanja pembangunan.

1)      Belanja Rutin

Belanja rutin adalah pengeluaran negara yang dilakukan secara terus menerus (rutin). Yang termasuk dalam belanja rutin adalah sebagai berikut.

a)       Belanja Pegawai

Belanja pegawai adalah pengeluaran yang digunakan untuk membayar gaji pegawai negeri dan TNI, baik di dalam maupun di luar negeri.

b)      Belanja Barang

Belanja barang adalah pengeluaran yang digunakan untuk membeli barang-barang seperti peralatan kantor.

c)       Belanja Perjalanan

Belanja perjalanan adalah pengeluaran yang dilakukan untuk membiayai perjalanan dinas pejabat negara.

d)      Belanja Pemeliharaan

Belanja pemeliharaan adalah pengeluaran yang dilakukan oleh negara untuk membiayai pemeliharaan barang-barang milik negara.

e)       Belanja Rutin Lainnya

Belanja rutin lainnya adalah pengeluaran yang dilakukan oleh pemerintah untuk pembiayaan lain-lain, seperti subsidi bahan bakar, subsidi daerah otonom.

2)      Belanja Pembangunan

Belanja pembangunan adalah pengeluaran negara yang bersifat nonkonsumtif dan untuk penanaman modal (investasi). Pembelanjaan pembangunan dibedakan atas pembelanjaan pembangunan fisik dan nonfisik.

a)       Pembangunan Fisik

Contoh: pembangunan jembatan, jalan, pelabuhan, bandara, sekolah, jalan tol, dan lain-lain.

b)      Pembangunan Nonfisik

Contoh: penataran guru, pelatihan keterampilan pegawai.

Baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dalam pelaksanaan tugasnya memerlukan berbagai macam kebutuhan dan penerimaan yang disusun dalam sebuah daftar yang disebut Anggaran Pendapatan dan Belanja (APB).

Pendapatan dan belanja negara disusun dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), sedangkan pendapatan dan belanja daerah disusun dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

 

Kegiatan konsumsi yang dilakukan oleh pemerintah daerah antara lain:

1)      menggunakan tanah untuk tempat proyek dan perkantoran

2)      menggunakan peralatan proyek, rumah dinas, mobil dinas, dan peralatan kantor

3)      menggunakan jasa tenaga kerja atau karyawan

                       

 

Aspek Positif dan Aspek Negatif Perilaku Konsumtif

Suatu keadaan atau kecenderungan untuk membelanjakan seluruh pendapatan yang diterima pada barang-barang konsumsi disebut perilaku konsumtif. Sifat atau gaya hidup konsumerisme adalah sifat atau gaya hidup yang menganggap barang-barang sebagai ukuran kesenangan, kebahagiaan, dan harga diri (prestice).

 

g.       Aspek positif dari perilaku konsumtif

1)      Kebutuhan Terpenuhi

Dengan mengkonsumsi barang atau jasa maka kebutuhan konsumen akan barang atau jasa tersebut terpenuhi.

2)      Timbul Rasa Puas

Rasa puas timbul karena kita dapat memenuhi kebutuhan dengan menggunakan penghasilan yang kita dapat.

3)      Memberi Kemudahan dan Rasa Nyaman

Dengan terpenuhinya kebutuhan kita akan barang atau jasa maka kita akan merasa memperolah kemudahan dan kenyamanan. Misal, dengan memiliki kendaraan pribadi maka kita tidak usah repot untuk jalan kaki atau naik kendaraan umum.

4)      Memberi Keuntungan bagi Pihak Penjual (Produsen)

Dengan membeli barang atau jasa maka penjual (produsen) akan memperoleh keuntungan.

5)      Menambah Pengalaman

Hal ini terjadi apabila kita membeli barang baru yang belum pernah kita konsumsi sebelumnya.

h.       Aspek negatif dari perilaku konsumtif

1)      Terjadi pemborosan.

2)      Mengurangi kesempatan untuk menabung.

3)      Jika barang yang kita beli tidak tahan lama, maka akan terbuang sia-sia sebelum kita menggunakannya.

4)      Kurang memikirkan masa depan.

5)      Apabila ada kebutuhan mendadak maka kita tidak siap karena tidak memiliki tabungan (menimbulkan utang).

6)      Hidup berfoya-foya akan menimbulkan kecemburuan sosial.

7)      Apabila perilaku konsumtif ditujukan untuk barang-barang impor maka akan mengurangi devisa.

 

Konsumsi, Pendapatan, dan Tabungan

Pendapatan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi seseorang. Apabila pendapatan tinggi maka tingkat konsumsi akan tinggi pula sehingga kemungkinan tidak ada tabungan. Namun ini tidak berarti pula seluruh pendapatan digunakan untuk konsumsi. Ada kemungkinan sebagian dari pendapatan tersebut ditabung.

Apabila seluruh penghasilan digunakan untuk konsumsi, maka tidak ada tabungan (Y=C)

Apabila penghasilan lebih besar daripada konsumsi, maka ada tabungan (Y>C = Saving)

Apabila penghasilan lebih kecil daripada konsumsi, maka ada utang (Y<C = dissaving).

Hubungan antara pendapatan (Y), konsumsi (C), dan tabungan (S) dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut.

Pendapatan = Konsumsi + Tabungan        (Y = C + S)

Konsumsi    = Pendapatan – Tabungan      (C = Y – S)

Tabungan    = Pendapatan – Konsumsi      (S = Y – C)

 

Skala Prioritas Dalam Usaha Memenuhi Kebutuhan

Skala prioritas adalah suatu daftar kebutuhan yang diurutkan sesuai dengan tingkat kepentingannya. Dalam memenuhi kebutuhan harus sesuai dengan skala prioritas, artinya dalam memenuhi kebutuhan harus dipertimbangkan:

1.       barang tersebut dibutuhkan,

2.       barang tersebut bermanfaat,

3.       menyesuaikan dengan penghasilan.

Dalam menyusun skala prioritas kebutuhan paling utama adalah yang paling dibutuhkan/paling penting didahulukan.

 

Nilai Barang Konsumsi

Kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsi suatu barang adalah berbeda-beda. Hal ini dikarenakan nilai guna setiap barang adalah berbeda-beda. Nilai guna barang dapat dikelompokkan sebagai berikut.

1. Nilai Guna Bentuk (Form Utility)

Suatu barang akan memiliki nilai guna yang lebih apabila telah berubah bentuknya.

Contoh: kayu gelondong akan lebih bernilai guna apabila telah diubah menjadi meja, kursi, tempat tidur, dan perabot rumah tangga lainnya.

  

2. Nilai Guna Tempat (Place Utility)

Suatu barang akan memiliki nilai guna yang lebih tinggi jika telah dipindahkan tempatnya.

Contoh: pasir di sungai akan lebih bernilai tinggi jika telah dipindahkan ke kota (toko material) sebagai bahan bangunan.

 

3. Nilai Guna Waktu (Time Utility)

Suatu barang akan memiliki nilai guna yang lebih tinggi apabila digunakan pada waktu yang tepat.

Contoh: payung atau jas hujan pada waktu musim hujan, obat bagi orang sakit, makanan bagi orang lapar, dan lain-lain.

 

4. Nilai Guna Kepemilikan (Ownership Utility)

Suatu barang akan mengalami perubahan nilai guna akibat perbedaan kepemilikan.

Contoh: buku di gudang toko akan lebih bernilai (bermanfaat) jika telah dimiliki oleh anak sekolah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar